Seniman Bali Gelar Pameran di Limanjawi Art Borobudur

Dilihat 2055 kali
Pameran lukisan para perupa Bali di Limanjawi Art Borobudur Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Pameran lukisan mengusung tema "Spesial Perception" digelar 8 seniman asal Bali di galeri Limanjawi Art Borobudur Magelang. Para seniman ini menunjukkan persepsinya tentang sesuatu hal melalui karya visual yang berbeda-beda. 


"Karena para seniman memiliki cara pandang yang berbeda-beda dengan bahasa visual mereka," terang I Made Susanto Dwi Tanaya, kurator pameran lukisan di sela-sela pembukaan pameran, Minggu (19/1).


Made Susanto mengatakan, ketika seniman berpersepsi atas obyek atau sesuatu, maka dia akan mengungkapkan lewat karya visual yang menjadi spesial. Misal Dewa made Mustika yang mengangkat soal alam. 


“Dia melakukan pendekatan secara simbolik, misal berbicara tentang 'senja', ia menganalogikan dengan alunan musik seperti seruling. Ada seorang perempuan menari dan laki-laki meniup seruling," terangnya.


Kemudian ada perupa lain, yang memotret tentang memori dimana dia memotret kebudayaan tentang Bali di masa kolonial. Juga ada pelukis yang mengangkat tentang tradisi Bali, seperti gotong royong. 


“Jadi para seniman ini memiliki cara pandang berbeda dalam memvisualkan sesuatu," ujar Made Susanto.


Dipilihnya Borobudur untuk menggelar pameran karena tempat ini memiliki spirit tersendiri, sebagai salah satu warisan budaya dunia. 


“Kesenian sangat dekat dengan kebudayaan, maka hal ini menjadi salah satu apresiasi para seniman yang cinta kebudayaan," imbuhnya.


Pemilik Galeri Limanjawi Art, Umar Chusaeni mengatakan, digelarnya pameran lukisan oleh seniman Bali di Borobudur ini, menunjukkan bahwa kreasi seniman tidak hanya berkutat di satu tempat saja karena yang pasti ada titik jenuh. Para seniman ini ingin selalu menunjukkan sesuatu yang berbeda dalam setiap perkembangannya.


Borobudur di Magelang Jawa tengah, menjadi salah satu tempat yang dilihat di mata seniman sebagai pusat seni dan budaya.


"Para seniman asal Bali ini sangat antusias untuk menunjukkan karya mereka, yang bisa diapresiasi oleh masyarakat Magelang Jateng dan sekitanya," kata Umar yang juga ketua Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI).


Di satu sisi, kata Umar, ada kekuatan spiritual antara Bali yang merupakan pulau dewata dan Borobudur yang merupakan peninggalan umat Budha. Hal itu menjadi kekuatan atau keinginan untuk selalu bersinergi. Seniman Bali meski berkarya dengan dunia modern yang ada di dalam seni kontemporer, mereka tidak meninggalkan nilai tradisi. 


"Selalu muncul karya mereka yang mengangkat nilai tradisi Bali," ucapnya.


Nyoman Alim Mustafa seniman yang membuka pameran ini mengaku sangat mengapresiasi pameran oleh para pelukis asal Bali ini. Dengan pameran ini, maka ada hikmah bahwa berkarya tidak harus di daerah sendiri.


"Berkarya tidak harus di daerah sendiri, namun juga bisa keluar seperti ke Magelang, Yogya bahkan sampai luar negri," terangnya.


Pria yang tinggal di Magelang ini menyampaikan, para seniman yang berani menggelar pameran sampai keluar daerahnya, menunjukkan seniman yang profesional. Namun yang terpenting, para seniman jangan cepat berpuas diri dan harus terus belajar dan berkarya.


"Saya salut dengan mereka yang berani keluar, karena mereka sudah menghidupkan karya seni sehingga di masa mendatang generasi bisa meneruskan," katanya.


Menurut Nyoman, hasil karya mereka yang dipamerkan menunjukan banyaknya inovasi dan gaya mereka sendiri. Nantinya karya mereka akan mampu bersaing dengan orang-orang di seluruh dunia.


Sementara itu, ke 8 pelukis yang menggelar pameran antara lain Dewa Made Mustika, Dewa Made Johana, Ida Bagus Komang Sindu Putra, I Gusti Agung Bagus Ari Marutha, Made Gede Putra, I Nyoman Arisana, Putu Sastra Wibawa dan Widhi Kartiya Semadi. Jumlah lukisan yang dipamerkan sebanyak 35 termasuk patung dan instalasi.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar