Diterjang Lahar Hujan Merapi, Warga Sirahan Panik

Dilihat 2266 kali
Simulasi lahar hujan siswa dan warga bantaran Kali Putih Desa Sirahan Kecamatan Salam Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Senin (26/03)

BERITAMAGELANG.ID - Kepanikan melanda warga bantaran Kali Putih saat aliran banjir lahar dingin dari Gunung Merapi menerjang. Ratusan siswa Sekolah Dasar terpaksa dievakuasi dari sekolah mengunakan sejumlah kendaraan ke tempat yang lebih aman.
 
Namun, suasana tersebut terjadi dalam simulasi bencana banjir lahar hujan yang digelar di Desa Sirahan, Kecamatan Salam Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Senin (26/03).
 
Kepala Desa Sirahan Muryono menjelaskan, kegiatan simulasi ini digelar berdasarkan sejarah bencana banjir lahar hujan dari puncak Gunung Merapi tahun 2010 silam.
"Saat itu Desa Sirahan rusak terkubur material vulkanik sisa erupsi setinggi 1 hingga 2 meter," jelasnya.
 
Berdasar pengalaman itu, simulasi ini sangat bermanfaat guna memperkuat koordinasi semua element masyarakat antara lain kader PKK, tim organisasi pengurangan resiko bencana (OPRB) , Tim Kesehatan dari Bidan Desa dan Posyandu, relawan dalam peran dan tugasnya masing-masing.
 
Sementara itu, Ketua Desa Tangguh Bencana (Destana) Desa Sirahan, Susman mengungkapkan, kegiatan ini juga menjadi uji kesiapan personil OPRB dan warga dalam menghadapi bencana agar tidak menimbulkan korban jiwa.
 
"Terdapat warga lansia, wanita hamil, penyandang disabilitas dan anak-anak yang harus diutamakan dalam evakuasi. Sementara warga lain berada di titik kumpul yang sudah ditentukan. Warga bersama barang berharga secara bertahap dievakuasi ke tempat pengungsian aman yakni Kantor Balai Desa," terang Susman. 
 
Salah satu Fasilitator Penanggulangan Bencana (PB) Inklusi Kabupaten Magelang, Kasihan mengungkapkan, simulasi integrasi antara sekolah dengan Desa Tangguh Bencana (Destana) di bantaran Kali Putih yang berhulu di Gunung Merapi ini melibatkan ratusan siswa dari 3 Sekolah Dasar dan 324 warga Desa Sirahan.
 
"Selain diharapkan warga paham saat menghadapi bencana, penanganan pengungsi, seperti ketersediaan logistik dan pendampingan psikologis melalui trauma healing juga sangat penting dilakukan oleh relawan dan anggota PKK," jelas Kasihan.
 
Lebih jauh Kasihan mengatakan, simulasi bahaya lahar hujan ini diprakarsai oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asal Jerman untuk Indonesia dan Philipina Arbeiter Samariter Bund (ASB).

"Dengan tema #SiapUntukSelamat, menjelang hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2018," pungkasnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar