Pandemi Covid-19, Dusun Butuh Kaliangkrik Ditutup Untuk Umum

Dilihat 5481 kali
Dusun Butuh Desa Temanggung Kaliangkrik, tertutup untuk orang luar selama masa pandemi
BERITAMAGELANG.ID - Dusun Butuh Desa Temanggung yang merupakan dusun tertinggi di Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang, ditutup untuk umum selama pandemi Covid-19. Penutupan itu dilakukan sebagai upaya pencegahan peneyebaran Covid-19 masuk ke dusun yang mayoritas penduduknya adalah petani holtikultura ini. Namun demikian, masih saja ada warga luar daerah yang masuk ke dusun ini hanya untuk sekedar jalan-jalan menikmati pemandangan.

Banyaknya warga luar daerah yang masuk ke dusun ini, membuat warga setempat merasa tidak nyaman. Karena aparat dusun setempat sudah berusaha semaksimal mungkin mencegah penyebaran virus ini. 

"Warga menjadi tidak nyaman lantaran masih ada warga yang datang ke dusun kami sekedar jalan-jalan," kata Kepala dusun Butuh, Lilik Setyawan yang dihubungi, Rabu (29/4/2020).

Menurut Lilik, selama pandemi ini, masih banyak warga dari Magelang atau Yogyakarta naik mobil datang ke Dusun Butuh. 

"Ada juga beberapa komunitas sepeda yang juga naik ke dusun Butuh. Namun karena sudah ada aturan larangan masuk, maka kami dengan terpaksa mengimbau warga luar yang datang untuk tidak masuk dusun, demi kenyamanan terkait situasi saat ini," tegas Lilik.

Ia menambahkan, penutupan dusun Butuh dari warga luar merujuk pada imbuauan pemerintah termasuk Presiden Jokowi. Pihak dusun kemudian melakukan kegiatan siaga seperti menyemprot masing-masing lingkungan dengan disinfektan, serta membuat posko siaga Covid-19.

Larangan masuk dusun juga berlaku untuk pedagang barang. Namun untuk pedagang makanan masih diperbolehkan. 

"Jadi kami juga mengimbau kepada warga untuk sementara jangan berbelanja barang yang kurang dibutuhkan. Kalau memang tidak penting sekali tidak usah beli dulu," pesannya.

Lilik mengakui, sejak dusun ini viral di media sosial beberapa tahun terakhir, banyak warga Magelang dan juga luar kota yang datang. Selain menawarkan kesejukan, pemandangan dari dusun Butuh sangat indah. Bahkan dusun ini diproyeksikan menjadi dusun wisata. Dusun ini juga dikenal sebagai Nepalnya Indonesia atau Magelang. Namun karena situasi, maka semuanya ditunda sampai pandemi berakhir. 

Sementara itu, untuk kegiatan keagamaan, masjid maupun musola di sini masih tetap melaksanakan tarawih atau solat Jumat. Namun, yang diperbolehkan berjamaah hanyalah warga yang benar-benar tidak pernah keluar dari dusun. 

"Biasanya petani yang banyak di dusun," terangnya.

Sedangkan warga yang banyak memiliki urusan di luar dusun, seperti ke Magelang atau Yogyakarta dan kota lainnya, tetap dilarang berjamaah. Warga yang berjamaah juga harus mengikuti prosedur pencegahan Covid-19, seperti mengenakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun serta diperiksa suhu tubuhnya. 

"Kalau ada yang sakit seperti masuk angin, kita imbau tidak ikut berjamaah," kata Lilik.

Ada satgas Ramadan yang bertugas melakukan pengecekan dan memastikan bahwa yang mengikuti solat berjamaah hanya warga dusun Butuh yang benar-benar tidak pernah memiliki kontak dengan orang luar.

Di sisi lain, Lilik mengatakan sudah ada beberapa warga yang mudik. Sesuai prosedur, warga yang mudik harus melakukan isolasi mandiri. Sedangkan yang akan mudik, nantinya juga harus mengikuti prosedur dengan mengisolasi diri dahulu. 

"Kebetulan di sini ada rumah kosong, sehingga mereka yang mudik harus diisolasi terlebih dahulu," katanya.

Pihaknya juga selalu mengimbau warga yang akan beraktivitas di luar untuk selalu mengenakan masker. Pihak dusun telah menyediakan masker secara gratis.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar