Pancaroba, Dispeterikan Himbau Peternak Ikan Waspadai Penyakit Jamur

Dilihat 3488 kali
Panen raya ikan nila merah di Balai Benih Ikan (BBI) Loka Perbenihan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Ngrajeg Mungkid Kabupaten Magelang Jumat (6/12/2019)

BERITAMAGELANGID - Pembudi daya ikan harus bekerja ekstra di musim pancaroba, karena pada masa peralihan itu tak hanya menjadi ancaman bagi tanaman namun juga perikanan. Masa itu menjadi waktu paling rawan dari serangan jamur yang berdampak terhadap keberlangsungan hidup ikan.   


Untuk mengurangi kerugian akibat kondisi tersebut, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Peterikan) Kabupaten Magelang Sri Hartini menghimbau agar para peternak ikan bersabar, tidak menebar benih ikan terlebih dahulu mengingat kondisi cuaca yang belum bersahabat.


"Petani jangan tebar ikan dulu karena saat ini cuaca tidak menguntungkan, tunggu hingga hujan penuh dahulu," kata Sri Hartini usai acara panen ikan nila merah bersama Menteri Perikanan dan Kelautan Edhy Prabowo di Balai Benih Ikan (BBI) Loka Perbenihan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Ngrajeg Mungkid Kabupaten Magelang, Jumat (6/12/2019).


Menurutnya, dalam memasuki pergantian musim seperti sekarang ini dibutuhkan kerja ekstra, karena ikan sangat rentan terhadap serangan  penyakit jamur dan aeromonas. Perubahan suhu dari panas kemudian tiba-tiba hujan turun bisa menyebabkan ikan stres akibat PH air berubah secara cepat. Kondisi itu akan lebih parah saat kualitas air tidak terjaga.


Bila ikan sudah stres maka akan menurunkan daya tahan tubuh, mudah terserang penyakit yang berujung kerugian bagi pembudi daya. 


"Jika ikan induk cara menetas juga kesulitan saat musim tidak menentu seperti sekarang," paparnya.


Sebagai solusinya, agar peternak tidak menanggung rugi, Dispeterikan menyarankan kepada para peternak untuk sementara beralih ke pertanian maupun pengolahan hasil ikan tangkapan sesuai program Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).

  

"Mengurangi dengan tanaman palawija dahulu atau pengolahan saja, ambil ikan-ikan laut untuk dibuat pindang," saran Sri Hartini seraya menambahkan jika pada tahun 2020 wilayah Mendut dan Sawangan mendapat bantuan mesin pengolahan pengawet ikan dari Pemerintah pusat.


Luas tempat budidaya perikanan di Kabupaten Magelang mencapai 281,6 hektar, mina padi seluas 2.808 hektar.

Dari potensi yang ada, potensi budidaya ikan di tahun 2018 sebesar 24.293 ton dan perikanan tangkap sebesar 278,4 ton.


Dispeterikan Kabupaten Magelang mencatat hingga saat ini produktivitas perikanan darat di Kabupaten Magelang relatif aman meski sempat mengalami penurunan akibat musim kemarau. Jumlah penurunan hanya di kisaran 10 hingga 15 persen saja karena beberapa wilayah sentra pembibitan memiliki sumber air yang mencukupi.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar