Pamor Jemani Tetap Eksis Meski Diterpa Anjloknya Harga Jual

Dilihat 3245 kali
JEMANI. Petani dan kolektor Jemani dari Borobudur, Alim Sukrisna, berada ditempat pembibitan Jemani dirumahnya.

BERITAMAGELANG.ID - Mendengar nama tanaman hias, Jemani, pikiran langsung terbawa ke era tahun 2006 - 2008, dimana tanaman hias dengan ciri berdaun lebar tersebut sempat booming bersama tanaman hias jenis Gelombang Cinta.


Namun siapa sangka keberadaanya tetap eksis di komunitas penggemar Jemani, terbukti dengan adanya kontes yang digelar setiap tahun.


"Kebetulan tahun 2020 ini tidak ada kontes karena ada pandemi Covid-19. Dan rencananya kontes dimulai lagi pada tahun 2021, yang mana dimungkinkan akan ramai, karena banyak kolektor yang telah mempersiapkan tanamannya untuk ajang tersebut," ucap Petani Jemani Borobudur, Alim Sutrisna, Minggu (16/8/2020).


Alim Sutrisna yang berdomisili di Dusun Pakem, Desa Majaksingi, Borobudur Magelang, tepatnya depan Hotel Amanjiwo Candi Borobudur, mulai bermain tanaman hias berdaun lebar tersebut sejak tahun 2006 silam.


"Sejak jaman kuliah dulu saya mulai mengenal dan tertarik dengan Jemani. Dasarnya memang suka, tidak melulu berkaitan dengan harga jualnya. Oleh karenanya saat sepi saya tetap membudidayakan tanaman Jemani, bukan karena ikut-ikutan," terang Alim Sukrisna.


Terkait dengan harga jual, tanaman Jemani tergolong stabil, terlebih untuk tanaman yang telah ikut kontes bisa mempunyai harga puluhan juta Rupiah. Meskipun terdapat pula tanaman Jemani yang harganya ratusan ribu Rupiah.


"Kalau yang murah istilahnya adalah Jemani sayur, karena wujudnya yang umum. Tapi kalau yang untuk kontes mempunyai corak karakter daun yang berbeda, lebih kuat karakternya


Diantara varian Jemani adalah Kobra, Mangkuk, varian Tanduk ada jenis hijau dan varigata, kalau hijau daun berwarna solid, sedangkan varigata daunnya berwarna-warni, ditambah varian Golden daunnya kuning keemasan. Jika dirawat dengan baik harganya bisa puluhan juta Rupiah," papar Alim Sukrisna.


Lalu bagaimana cara kolektor menikmati tanaman Jemani tersebut, menurut Alim, cara merawat tanaman Jemani tersebut sudah bisa dikatakan menikmati tanaman itu sendiri. Mulai dari bibit, kemudian menunggu pertumbuhan daun, hingga menjaga tanaman dari gangguan hama dan jamur.


"Jika dirawat dengan baik, maka daun Jemani akan bebas dari hama dan jamur. Kemudian permukaan daun akan muncul motif, setiap daun motifnya berbeda. Ibarat lukisan motif dipermukaan daun itu yang membuat pamor Jemani naik," ungkap Alim Sukrisna.


Alim menambahkan, saat ini di Magelang sendiri masih banyak petani dan kolektor Jemani, yang mana mereka rutin mengikuti kontes tahunan Jemani.


"Kendati pada tahun 2010 tanaman Jemani mulai meredup, namun masih banyak yang merawat tanaman Jemani, karena dasar mereka adalah suka lebih dahulu, jadi tidak ikut-ikutan trend. Terlebih ada kontes tiap tahunnya, yang diikuti peserta skala nasional, hal itu dapat membuat pamor Jemani meningkat nilainya," tandas Alim Sukrisna.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar