Pameran dan Kontes Bonsai Digelar di Tuksongo Borobudur

Dilihat 2190 kali
Masyarakat antusias melihat Pameran dan Kontes Bonsai Nasional, di Lapangan Tuksongo Borobudur Kabupaten Magelang.

BERITAMAGELANG.ID - Pameran dan Kontes Bonsai Nasional, mengusung tema Laras Roso Bumi Syailendra digelar di Lapangan Tuksongo Borobudur pada 4 - 13 Juni 2022. Ketua Panitia kegiatan tersebut, Andritopo Sanjoyo mengatakan, event tersebut merupakan kali pertama diselenggarakan tingkat nasional oleh Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Magelang, dengan lokasi di wilayah Kecamatan Borobudur. Andritopo mengatakan, kegiatan tersebut selain sebagai sarana kompetisi juga bertujuan untuk menggali sejarah bonsai itu sendiri yang terkait dengan budaya Indonesia.


"Mengacu ke relief Candi Borobudur terdapat ukiran Pohon Bodhi yang terdapat dalam pot, termasuk di Candi Pawon dan Candi Murangan Sleman terdapat relief Pohon Kalpataru yang juga dalam pot.


Bisa dikatakan nenek moyang kita sudah mengenal bonsai sejak dulu, yang artinya bonsai juga menjadi bagian budaya kita," terang Andritopo, Jumat (10/6/2022).


Adapun sejarah nama Bonsai menurut Andritopo, berawal dari kebiasaan orang India, yang mengkonsumsi daun kemangi. Karena India utara mempunyai cuaca ekstrim, maka pohon kemangi ditanam di pot agar bisa dimasukkan ke dalam rumah. Secara tidak sengaja pohon tersebut menjadi bonsai sebab rutin diambil daunnya sehingga ukurannya selalu kerdil.


Melihat keunikan tanaman tersebut, bangsa China juga turut mengembangkannya dengan jenis tanaman yang berbeda, dengan sebutan pancai atau panjing. Nama bonsai justru baru muncul saat bangsa Jepang membudidayakannya. Bonsai menurut bahasa Jepang mempunyai arti pohon dalam nampan (pot).


"Kemungkinan saat penyebaran agama Hindu dan Buddha, gaya tanaman bonsai masuk ke nusantara.


Kami juga menyesuaikan dengan tema, yaitu Laras Rasa adalah harmonisasi, dengan alam, seperti dulu bangsa Syailendra membangun Candi Borobudur, juga mempertimbangkan dengan faktor alam agar karyanya lestari lebih lama," jelas Andritopo.


Dalam event kali ini, jumlah peserta 808 pohon yang dikonteskan, dan terbagi empat kelas, prospek, pratama, madya, utama. Dengan hadiah berupa tropi untuk masing-masing kelas. Selain itu juga terdapat 31 bonsai yang berada di kelas utama di Magelang.


"Bonsai kontes tersebut telah menempuh jejang karir, dalam berbagai kontes, sehingga bisa berpredikat kelas utama, dan di Magelang ini ada 31 bonsai kelas utama, yang merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan daerah lainnya," papar Andritopo.


Pameran dan konter tersebut dibuka oleh pengamat dan kolektor seni Internasional, Ingo Piepiers. Serta terdapat workshop Bonsai.


"Khusus di Magelang, komunitas bonsai di setiap kecamatan ada, dan di bawah naungan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Magelang," tutur Andritopo.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar