Miwiti Umbul Dewi Sri, Tradisi Warga Singonalan Awali Panen Padi

Dilihat 1867 kali
Ritual Miwiti Umbul Dewi Sri digelar warga Dusun Singonalan, Sriwedari, Salaman Kabupaten Magelang
BERITAMAGELANG.ID - Cuaca gerimis pagi itu tidak menyurutkan niat warga Singonalan Desa Sriwedari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang untuk melakukan ritual Miwiti Umbul Dewi Sri, Minggu (5/12).

Ritual yang sudah dilakukan secara turun temurun tersebut dimulai dengan pengambilan air dari Sungai Tangsi yang menjadi sumber kehidupan masyarakat di sana.

"Ritual ini turun-temurun sudah dilakukan setiap menjelang panen. Namun ya kita lakukan semampu kita. Intinya kami minta keselamatan dan keberkahan dari panen yang kami terima serta sebagai ucapan terima kasih kepada Allah SWT," kata Ikhsan, koordinator acara.

Setelah mengambil air dari Sungai Tangsi, dilanjutkan acara kirab tumpeng oleh warga setempat menuju ke lokasi panen dengan mengenakan pakaian adat Jawa.

"Air di sungai tangsi ini merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Singonalan. Nantinya air itu akan disiramkan ke beberapa sisi padi yang akan dipanen," jelas pria paruh baya yang juga akrab dipanggil Mbah Singo ini.

Acara yang termasuk dalam Program Fasilitasi Upacara Tradisi Disdikbud Kabupaten Magelang tersebut dilanjutkan dengan tahlil dan makan bersama sebelum panen dimulai.

"Kita adakan juga kembul bujana atau makan bersama, yaitu tumpeng yang kita bawa tadi. Filosofi dari kegiatan itu adalah wujud dari kerukunan dan kekompakan warga Singonalan. Apapun rasanya kita makan bersama," lanjutnya.

Dirinya berharap kegiatan ritual tersebut nantinya dapat terus dilaksanakan, serta dapat turun-temurun. Terlebih dapat mengenalkan Dusun Singonalan tentang potensi budaya yang masih terpelihara hingga saat ini.

Agus Arianto, Staff Seksi Warisan, Sejarah, Kepercayaan dan Tradisi Bidang Kebudayaan, Disdikbud Kabupaten Magelang menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut. Karena menurutnya kegiatan nilai tradisi semacam ini perlu adanya fasilitasi untuk terus dapat melestarikannya.

"Kami dari Disdikbud Kabupaten Magelang mengadakan Program Fasilitasi Upacara Tradisi memang berupaya agar nilai-nilai tradisi yang terjadi dan berkembang di masyarakat tidak punah. Untuk itu perlu tetap dijaga dan dilestarikan," kata Agus.

Kegiatan yang sudah dilakukan masyarakat secara turun-temurun tersebut menurutnya adalah bagian dari nilai-nilai budaya, edukasi dan pelestarian peninggalan leluhur.

"Kalau orang Jawa itu banyak yang menganut ilmu "Titen" yang artinya hanya dengan naluri mereka dapat mengambil sebuah kesimpulan terutama terkait pranata mangsa mengawali tanam padi," lanjutnya.

Agus berharap, kegiatan nilai tradisi seperti ini terus dilakukan oleh masyarakat sebagai sarana silaturahmi, gotong-royong, edukasi nilai budaya dan pelestarian agar tetap dikenal dan dijalankan oleh generasi mendatang.

"Untuk itu program Fasilitasi Upacara Tradisi ini kami lakukan untuk mendampingi mereka, semoga bermanfaat," pungkasnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar