Mitigasi Bencana, 15 Ribu Bibit Pohon Bambu Ditanam di Lereng Menoreh

Dilihat 1183 kali

BERITAMAGELANG.ID - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Kuangan (PPATK) bekerja sama dengan Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan (FKDKP) melaksanakan simbolisasi penanaman 15.875 bibit pohon bambu di lahan seluas 27 Hektar, di Desa Ngargoretno Kecamatan Salaman lereng pegunungan Menoreh Kabupaten Magelang. Program penanaman bambu ini merupakan bentuk dukungan PPTAK terhadap kelestarian lingkungan Indonesia dalam upaya mencegah dan memberantas kejahatan lingkungan hidup (Green Finacial crime), serta menjadi salah satu rangkaian kegiatan dua dekade PPATK tahun 2022.


Penanaman pohon bambu ini juga bekerja sama dengan yayasan KEHATI yang sangat konsen dengan kelestarian lingkungan hidup. 


"Sebagai lembaga yang sejak lama mengembangkan program konservasi bambu dan pemanfaatannya secara lestari, yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia ini menyambut baik program penanaman bambu bersama PPATK dan FKDKP," ujar Direktur Eksekutif yayasan KEHATI, Riki Frindos saat kegiatan penanaman pohon bambu di Museum Marmer Menoreh, Jumat (18/11/2022).


Selain sebagai mitigasi bencana, program ini dapat menambah jumlah keragaman bambu dan keanekaragaman hayati, serta memberikan manfaat ekonomi.


 Ivan Yustiavandana, Kepala PPATK mengatakan, pihaknya bersama dengan FKDKP mencoba menjaga kelestarian alam Indonesia dari upaya-upaya pencucian uang yang berasal dari tindak pidana pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan secara ilegal. Uang-uang yang didapatkan dari eksplorasi Sumber Daya Alam secara ilegal itu dicoba upayakan dengan pendekatan hukum. 


"Jadi teman-teman dari jasa keuangan asuransi dan sebagainya mencoba memproteksi diri industri keuangan dari uang-uang yang berasal dari sumber-sumber ilegal tersebut," katanya.


Dengan gerakan ini diharapkan tidak ada lagi upaya-upaya untuk menarik keuntungan dari eksplorasi sumber daya alam yang dilakukan secara ilegal.


Iwan Sutiarso, Assisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Magelang mewakili Bupati Magelang mengatakan, pihaknya mnyambut baik kegiatan semacam ini, karena menjadi bagian dari kelestarian lingkungan. 


"Ini menjadi bagian dari hubungan manusia lingkungan. Apalagi di tengah situasi iklim yang tidak begitu baik, krisis air dan lain sebagainya," ucapnya.


Kegiatan penanaman pohon bambu ini menurut Iwan, juga menjadi bagian dari mitigasi bencana. Semakin banyak tanaman pohon maka lingkungan akan terjaga, masyarakat sejahtera, makmur karena lingkungan alamnya terjaga dengan baik.


Soim, pegiat lingkungan Menoreh menjelaskan, pihaknya dengan tangan terbuka menerima kegiatan konservasi tanah dengan menanam pohon bambu yang diiniasi oleh PPATK, FKDKP dan KeHATI. Apalagi, mereka akan melakukan pendampingan di desa ini selama lima tahun. Diharapkan, dengan jangka waktu lima tahun ini, maka pohon bambu yang ditanam sudah tumbuh dan bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan perekonomian masyarakat setempat, selain untuk menjaga lingkungan.


Seperti diketahui, kemiringan desa Ngargoretno di kawasan bukit Menoreh  menyebabkan daerah ini rawan longsor dan kekeringan. Desa yang dihuni 1.500 KK dan 3.500 jiwa ini lebih rentan mengalami kekeringan di musim kemarau dan rawan tertimpa bencana longsor di musim penghujan berkepanjangan.


Dipilihnya bambu untuk ditanam, karena secara ekologis bambu dapat meningkatkan penutupan vegetasi dengan cepat pada lahan-lahan terbuka di sekitar daerah aliran sungai. 


Penanaman pohon bambu juga banyak keunggulan, diantaranya mengurangi erosi, mencegah longsor dan mempertahankan serta meningkatkan debit air dari sumber-sumber air di hulu dan sekitar sungai dapat mengurangi risiko bencana.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar