Minyak Atsiri Sereh Wangi Efektif Basmi Lumut Candi Borobudur

Dilihat 1417 kali
Penyemprotan minyak atsiri sereh menekan pertumbuhan lumut di bebatuan Candi Borobudur Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Minyak atsiri sereh wangi menjadi formula efektif dan aman untuk menghambat pertumbuhan lumut pada batu Candi Borobudur. Inovasi kreatif Balai Konservasi Borobudur (BKB) itu lebih ramah lingkungan dibanding penggunaan herbisida kimia yang menyebabkan batuan candi aus dan keropos. 

  

Pamong Budaya Madya Balai Konservasi Borobudur, Nahar Cahyandaru mengatakan minyak atsiri berbahan sereh wangi, efektif memberantas lumut. Bahan alami ini juga ramah lingkungan.   


Sekitar tahun 1980 hingga 1990-an herbisida kimia menjadi pilihan utama membasmi jamur pada bantuan candi. UNESCO kemudian melarang penggunaan bahan kimia karena dianggap berbahaya.


Penggunaan herbisida kimia pada waktu lama dapat mengganggu kesehatan. 


"Dikhawatirkan berbahaya dalam jangka panjang. (Juga) membuat aus (batuan candi) salah satunya. Karena sifatnya asam," kata Nahar di sela kegiatan penyemprotan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang menggunakan minyak atsiri sereh wangi, Kamis (8/4/2021).


Menurut Nahar, proses penemuan formula minyak atsiri pembasmi lumut ini membutuhkan waktu penelitian selama lima tahun. Tim peneliti mencoba berbagai jenis bahan alami hingga kemudian menemukan minyak atsiri sereh wangi sebagai bahan yang paling efektif membasmi koloni lumut dan lumut kerak.

 

Indonesia memiliki 40 jenis minyak atsiri yang sudah dikomersialkan. Selain paling efektif membasmi lumut, sereh wangi sudah banyak dibudidayakan masyarakat. 


"Di lingkungan sini banyak. Ditanam di sawah, tegalan bisa tumbuh. Biasanya (ditanam) di pematang sawah. Banyak yang membudidayakan. Kami bekerja sama dengan perajin minyak atsiri," ujar Nahar.


Penggunaan minyak atsiri sereh wangi dinilai efisien. Sekali semprot, minyak atsiri sereh wangi mampu mencegah lumut tumbuh kembali selama satu tahun.


"Satu kali semprot kita tunggu sampai ada reaksi mematikan lalu kita bersihkan. Setahun sekali (disemprot lagi) kalau mungkin sifatnya lokal. Kami coba di batu biasa itu sudah setahun tidak ada pertumbuhan lumut," lanjutnya.


Setiap 1 meter persegi batuan candi membutuhkan 0,9 liter campuran minyak atsiri. Diperkirakan membutuhkan 200 liter campuran minyak atsiri sereh wangi untuk menyemprot seluruh badan Candi Borobudur.


Direktur Jenderal Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid, menilai inovasi ini sesuai dengan ekosistem perlindungan cagar budaya.

Masyarakat yang membudidayakan sereh wangi dapat mengambil manfaat dari temuan ini. 


"Minyak atsiri tidak tumbuh di laboratorium. Tumbuhnya di masyarakat. Misal kita harus keluar biaya untuk itu, nanti yang merasakan masyarakat. Kita lihat investasi yang pas lah," kata Hilmar. 


Temuan ini nantinya bisa diaplikasikan pada banyak candi yang tersebar di Indonesia. Bahkan mungkin bisa diekspor ke luar negeri sebagai metode perawatan candi yang ramah lingkungan.  


"Batuan di luar negeri seperti Angkor Wat di Kamboja kan juga punya problem yang sama. Mungkin ini jadi inovasi yang bisa kita ekspor. Bukan mencari uangnya, tapi memperlihatkan dari Borobudur lahir begitu banyak inovasi. Dari lokal untuk internasional," ujarnya.


Hilmar juga mendukung upaya tim inovator BKB untuk mendapat hak paten penemuan minyak atsiri sereh wangi. 


"Teman-teman ini juga demi bangsa dan negara menyerahkan hak kepada negara untuk mengelolanya," ujar Hilmar.


Hampir seluruh lantai dasar Candi Borobudur telah disemprot minyak atsiri sereh wangi. Penyemprotan dilakukan bertahap per panel batuan, hingga nantinya mencakup seluruh badan candi.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar