Metode Turun-Temurun, Membesarkan Kelapa Dengan Cara Ditindih Batu

Dilihat 18526 kali
Perbandingan kelapa ginjah dan kelapa biasa

BERITAMAGELANG.ID - Inilah cara membesarkan kelapa yang sudah dilakukan secara turun-temurun di desa Banyuadem

Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. 


Caranya sangat sederhana, namun terbukti menghasilkan kelapa Jumbo. 


Tunas kelapa ditindih dengan batu maka akan menghasilkan buah yang besarnya 2 atau 3 kali lipat dari ukuran biasa.


Kepala desa Banyuadem, Supriyadi yang ditemui mengatakan, kelapa ukuran jumbo ini dinamakan "kelapa Ginjah'. 


Diameternya bisa mencapai 19 cm, dari umumnya yang hanya 12 cm. Daging buahnya juga tebal.


Kelebihannya, pohon kelapa ini mulai berbuah di usia 4 tahun dari pohon kelapa biasa yang mencapai 7 atau 10 tahun.


"Ini metode turun-temurun yang dilakukan mbah-mbah dulu. Sampai sekarang ada sebagian warga yang mempertahankan metode seperti ini," katanya.


Untuk menghasilkan kelapa yang besar, imbuhnya, harus dicari bibit kelapa  yang benar-benar tua dari pohonnya. Sebelum ditanam, bagian ujung atas harus dipangkas terlebih dahulu. Selanjutnya, ditanam dengan kedalaman dua kali lipat dari diameter buah.


Agar kelapa tumbuh besar, maka harus ditindih dengan berat tiga kali lipat dari buah. Untuk menindih tidak harus batu, namun juga bisa juga dengan cor beton asal beratnya tiga kali lipat dari buah.


Namun demikian, tidak keseluruhan bibit ditindih, tapi disisakan bagian tengah sebagai tempat tumbuhnya cikal. Setelah daun tumbuh, maka bisa dipindahkan ke dalam polybag.


 Menurut Supriyadi, adanya beban berat menyebabkan gerakan kelapa terhambat. Namun di sisi lain justru mempercepat gerak tunas.


Sebelum dipindahkan di pekarangan, lebih dulu dilakukan pengolahan tanah. Yakni dengan memberikan pupuk kandang. Jika tanahnya luas, dapat ditanam dengan jarak 7 meter. Atau minimal 5,5 meter.


Pohon ini akan berbuah saat usia 4 tahun dengan jumlah lebih banyak dibanding kelapa biasa, mencapai 20-35 biji. Sedangkan pohon kelapa biasa hanya berkisar 12-15 biji. Ada trik agar pohon bisa berbuah lebih banyak, yakni dipangkas bagian ujung manggar. 


“Kalau dipangkas maka buahnya bisa lebih banyak," paparnya.


Karena ukuran yang lebih besar, maka nilai jualnya juga lebih tinggi atau selisih beberapa ribu dari harga kelapa biasa. 


“Per biji bisa Rp9 ribu sampai Rp10 ribu, sedangkan kelapa biasa harganya Rp4 ribu sampai Rp5 ribu," ujarnya.


Bila telah dikupas, kelapa ini bisa memiliki berat 3,5 hingga 6 kg per buah.


Untuk mencegah hama, imbuh Supriyadi, dirinya hanya mengoleskan sabun colek ke permukaan bakal kelapa itu.


Di desa Banyuadem yang mayoritas adalah petani, sudah ada 42 KK yang mengembangkan metode ini. Selain mengembangkan kelapa jumbo, juga dilakukan pembibitan.


Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpan) Kabupaten Magelang Endang Winarni mengatakan, potensi ini patut dikembangkan. Pihaknya akan membantu dalam sertifikasi produk kelapa tersebut.


Dia berharap, metode ini menjadi sentra percontohan untuk wilayah lain. Ia yakin, dengan metode ini maka bisa mengangkat perekonomian warga.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar