Mengintip Pesona Mentari Terbit dari Punthuk Setumbu

Dilihat 3621 kali
Nicholas Saputra menikmati pemandangan sunrise saat syuting film AADC 2 di Punthuk Setumbu. Foto dok. Istimewa

Pingin Liburan? Sudah punya list perjalanan wisata? Mau sekali jalan tapi bisa mengunjungi banyak obyek wisata? Kabupaten Magelang bisa menjadi salah satu destinasi yang bisa anda kunjungi!


Berbicara soal Kabupaten Magelang, obyek wisata yang pertama muncul di benak anda pasti Candi Borobudur. Tetapi kali ini, untuk melihat Candi Borobudur tidak selalu harus dilakukan dengan mendaki candinya. Sahabat gemilang bisa mengintip candi borobudur dari bukit Punthuk Setumbu. Bukit ini hanya berjarak 3,5 km dari candi borobudur. Pasti penasaran kan bagaimana pesona candi borobudur dari kejauhan dan tentunya juga penasaran dengan bukit Punthuk Setumbu. Apalagi, katanya punthuk setumbu menawarkan sejuta keindahan yang tidak hanya borobudur tetapi banyak obyek wisata. Sahabat gemilang sepertinya semakin penasaran ya. Langsung saja deh, yuk kita kunjungi Objek Wisata Alam Punthuk Setumbu Borobudur Nirwana Sunrise!


Semakin Terkenal Sejak Film Ada Apa Dengan Cinta 2


Bagi yang sudah menonton film Ada Apa Dengan Cinta 2, tentu bisa melihat sekilas obyek wisata yang dikunjungi oleh Cinta dan Rangga, salah satunya yaitu Punthuk Setumbu yang berada di Dusun Kurahan, Desa Karangrejo, Borobudur,.Kabupaten Magelang. Meski sekilas dan singkat tampil dalam film AADC 2, objek wisata aalam Punthuk Setumbu ini langsung viral di media sosial, pun media massa lainnya. Jika selama ini, wisatawan, terutama lokal berkunjung ke Magelang dan langsung ke kawasan Borobudur, saat ini banyak yang berbelok sedikit ke belakang Candi. Ada lokasi lain yang tak kalah menarik dan eksotis. Itulah Punthuk Setumbu! Obyek wisata ini menjadi view point terbaik untuk menyaksikan sunrise dari kawasan Borobudur. 


Jauhhhhh sebelum syuting film AADC 2, masyarakat sekitar Borobudur sudah mengenal bukit Punthuk Setumbu. Pada zaman nenek moyang, Punthuk Setumbu sering dijadikan lokasi untuk menggembalakan hewan-hewan di sekitarnya. Nama Punthuk Setumbu sendiri disesuaikan dengan posisi bukit yang seperti tumbu, dalam istilah Jawanya itu untuk lumbung padi. Jamil, salah satu pengelola objek wisata alam Punthuk Setumbu mengisahkan awal mula terbentuknya nama Punthuk Setumbu, 


"Zaman dahulu itukan ada anyaman bambu. Karena bukit itu bentuknya seperti tumbu, mungkin dari nenek moyang untuk lebih enak nyebutnya.  Sebagian tanah dari sinikan diambil dari nama alat dapur, seperti seteruk, punthuk setumbu, punthuk cething. Yang itu masing-masing tempat itu mempunyai bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan bentuk alat dapur".


Beberapa tahun kemudian, datanglah seorang fotografer yang kebetulan sedang melakukan perjalanan ke bukit Punthuk Setumbu. Saat itu sang fotografer mendapatkan momen bagus yakni sunrise yang tampil di belakang Candi Borobudur ditambah dengan pesona Gunung Merapi dan Merbabu. Ia kemudian memotret panorama indah tersebut dan langsung mempublikasikannya. Singkat ceritanya, berkat foto publikasi dari fotografer itulah, Punthuk Setumbu akhirnya dikenal banyak orang.


Daya tarik utama bukit Punthuk Setumbu adalah sebagai salah satu titik terbaik untuk melihat keindahan matahari terbit. Indahnya pemandangan sunrise nya seakan semakin lengkap karena pengunjung bukit Punthuk Setumbu juga bisa menyaksikan sunrise dengan latar Gunung Merapi dan Merbabu ditambah dengan megahnya Candi Borobudur di pagi hari yang terkurung lautan kabut. Gereja Ayam, yang juga menjadi salah satu lokasi syuting film AADC 2, bisa terlihat dari bukit Puthuk Setumbu. Eksotisme pemandangan mentari yang terbit di pagi hari inilah yang menjadi sisi spesial dari Punthuk Setumbu. Tak heran jika objek wisata ini selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal atau asing, serta jadi spot favorit bagi para fotografer.


"Daya tariknya itu ada sunrise di belakang borobudur. Kemungkinan kalau misalnya di sini tidak ada borubudur, walau sunrise nya bagus mungkin dari tamu itu kurang baik. Daya tarik paling utama itu kemungkinan adalah borobudur. Borobudur sebagai magnet," jelas Jamil. 


Saatnya Berburu Sunrise.....


Kala itu, saya pun berkesempatan menikmati indahnya pemandangan matahari terbit dari atas bukit Punthuk Setumbu.  Saya sengaja bangun dini hari untuk bisa melihat indahnya sunrise dari Punthuk Setumbu. Singkat cerita, saya tiba di lokasi sekitar jam 04.30 pagi. Bagi para pengunjung yang beragama muslim, disediakan fasilitas mushola untuk sholat subuh, jadi jangan khawatir ya, anda tetap bisa menunaikan sholat subuh sebelum melihat indahnya sang mentari pagi.


Setelah sholat subuh di mushola, saya beranjak naik ke atas bukit. Jarak dari loket tiket ke atas bukit adalah 300 meter, waktu yang dibutuhkan kurang lebih 10 menit. Tiap pengunjung diwajibkan membeli tiket seharga 15 ribu rupiah bagi wisatawan domestik, sedangkan untuk wisatawan mancanegara tiket dibandrol 30 ribu rupiah. Meski jarak dari loket terdengar dekat, anda harus benar-benar menyiapkan fisik anda, karena akses menuju bukit Punthuk Setumbu hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan medannya menanjak tajam. Lebih baik anda memakai sepatu ketika naik, dan jangan lupa jaket ya, karena udaranya cukup dingin. Untuk membantu wisatawan meraih puncak bukit, telah disediakan lampu penerang di sepanjang jalan menuju ke atas, karena pada waktu itu kondisi alam masih gelap.

 Waktu itu ternyata banyak juga pengunjung lain yang datang, tidak hanya wisatawan lokal, ada juga beberapa wisatawan asing. Bahkan ada rombongan wisatawan dari Jakarta dan Australia loh. Tujuan kami sama, yakni berburu indahnya pemandangan matahari terbit dari atas bukit Punthuk Setumbu. Salah satunya pengunjung asal Jakarta, Ibram. 


"Ya pengin liat sunrisenya, mbak. Kata orang-orang bagus. Kemarin juga liat di film AADC 2, jadi penasaran, langsung ke sini," ungkapnya semangat. 


Bagi anda yang jarang berolah raga, pasti akan merasa kelelahan dan ngos-ngosan begitu sampai di atas bukit, ya wajar aja, karena jalan menuju punthuk setumbu memang menanjak curam. Anda bisa istirahat sejenak di warung-warung kecil yang ada di sepanjang jalan menuju bukit Punthuk Setumbu. Mereka menyediakan minuman hangat dan beberapa makanan kecil di warungnya.


Sampai di atas, sang mentari yang dinanti masih belum terlihat. Hanya terlihat siluet gunung merapi dan merbabu yang saling bersebelahan. Kurang lebih jam 05.30, matahari mulai menampakkan diri. Secara perlahan, matahari mulai menyembul dari timur. Posisinya saat itu diapit cantik oleh Gunung Merbabu dan Merapi. Siluet Candi Borobudur juga mulai terlihat. Rasa lelah karena mendaki bukit, seolah hilang seketika saat melihat pemandangan menakjubkan dari atas bukit Punthuk Setumbu. Pemandangan ini tidak bisa anda saksikan setiap pagi loh. Pengelola pun tidak bisa menjanjikan wisatawan menikmati sunrise setiap berkunjung ke Punthuk Setumbu. Adakalanya cuaca menghalangi pemandangan indah matahari terbit. Misalnya saja saat kabut tebal atau mendung. Jadi bisa dibilang tergantung keberuntungan anda, hehe.. Nah, ada pengalaman lucu juga nih dari para wisatawan yang tidak beruntung melihat pemandangan indah matahari terbit di punthuk setumbu, yang diceritakan oleh Jamil, pengelola objek wisata Punthuk Setumbu. 


"Waktu itu ada turis dari India, sampai di atas pas cuaca ngga bagus, ngga bisa liat sunrise. Mereka komplain ke saya dan minta uang tiketnya dikembaliin. Ya tapi saya jelasin kalau itu kan fenomena alam, jadi ndak bisa diprediksi. Akhirnya ya mereka ngerti, duitnya ngga jadi dikembaliin, hehe..," jelas Jamil sambil tertawa.


Semakin Berkembang Pesat


Obyek wisata punthuk setumbu yang kita kenal saat ini, sudah mengalami kemajuan yang cukup pesat, berkat pengelolaan warga dusun Kurahan, desa Karangrejo. Awalnya, jalan menuju bukit masih tanah dan banyak pohon-pohon liar. Sekarang, tanah itu diubah menjadi jalan paving dan dikelilingi dengan pohon yang rindang nan sejuk. Ada beberapa jenis tanaman yang sengaja ditanam di sepanjang jalan, seperti jahe dan serai. Kedua jenis tanaman ini  juga sering digunakan untuk membuat minuman yang disuguhkan bagi para pengunjung. Pagi itu saya berkesempatan mencicipi teh serai yang disuguhkan oleh pihak pengelola. Rasa serainya begitu kental terasa, mirip seperti jahe, rasanya langsung hangat di tubuh. 


Pengelolaan objek wisata Punthuk Setumbu sepenuhnya dilakukan oleh warga setempat. Tentunya, fungsi dari pengelolaan obyek wisata seperti ini agar Punthuk Setumbu tetap terjaga, terpelihara, dan yang terutama bisa menjadi sumber penghasilan masyarakat desa setempat juga. Sejak tahun 2012, warga sepakat membentuk kepengurusan Objek Wisata Alam Punthuk Setumbu Borobudur Nirwana Sunrise. Kepengurusan ini juga melibatkan sesepuh dusun sebagai Dewan Penasehat. Awal terbentuknya kepengurusan bukit ini merupakan hasil kesepakatan warga desa. Setelah melakukan rapat, akhirnya memutuskan untuk membentuk kepengurusan demi kebaikan punthuk setumbu. Memang pada awalnya, pengurus masih sedikit sehingga pelayanan yang diberikan kepada pengunjung kerap tidak maksimal. Akan tetapi, semakin lama pengurus semakin banyak dan warga desa juga turut berpartisipasi mengembangkan obyek wisata ini. Hingga kini pengurusnya sudah beranggotakan 74 orang.


Penghasilan yang didapat dari pengelolaan objek wisata ini kemudian dibagi menjadi 50% untuk gaji karyawan dan 50% untuk kas pembangunan, dusun dan kas desa. Rata-rata pemasukan tiap bulan pun tidak dapat ditentukan. Ini disebabkan oleh persentase pengunjung yang naik turun. 


Melalui 9 orang pengurus harian juga,  Punthuk Setumbu bisa dikelola dan dikembangkan sampai saat ini. Buktinya bisa dilihat dari wisatawan yang selalu mengunjungi bukit tiap harinya. Tidak hanya wisatawan lokal, wisatawan asing juga tertarik untuk melihat sunrise di bukit ini. Rata-rata, ada sekitar 100 wisatawan yang datang tiap harinya. Ketika musim liburan, jumlah pengunjung bisa meningkat drastis.


Meski pengelolaan Punthuk Setumbu sepenuhnya dilakukan oleh warga setempat, pihak pengelola tetap mengharap adanya bantuan dari pihak lainnya agar objek wisata ini bisa dikembangkan lebih baik lagi. Bantuan yang diharapkan dapat berupa pembangunan fisik, pendanaan, maupun yang lainnya. 


Dalam mengelola obyek wisata ini, tentu ada suka duka yang dialami. Misalnya ketika para pengelola sedang kelelahan dan butuh istirahat, mereka diharuskan untuk bangun dini hari sebab pengunjung sudah berdatangan. Kadang juga ketika salah satu tamu jatuh saat mendaki bukit, pengelola harus siap sedia di sana meski perlengkapan P3K sudah disiapkan. Pengelola sudah menyiapkan asuransi  untuk mengantisipasi bila ada wisatawan yang terluka. Jadi, sahabat gemilang tidak perlu khawatir jika ingin berkunjung ke Punthuk Setumbu.


Tips Berburu Sunrise


Lalu apa saja sih yang harus disiapkan untuk berwisata ke Punthuk Setumbu? Yang pertama, anda harus siap bangun pagi-pagi  nih agar bisa melihat indahnya sunrise di bukit Punthuk Setumbu. Agar mendapat spot yang bagus untuk melihat sunrise, anda harus tiba di sana lebih pagi. Biasanya, jam 4 pagi, para petualang sudah berdatangan di sana. Jangan lupa pakai sepatu olahraga ya, untuk memudahkan langkah anda mendaki bukit. Jaket juga tidak boleh ketinggalan, karena udaranya cukup dingin. Jika cuaca cerah, jam 5 pagi biasanya mentari  sudah mulai menampakkan diri secara perlahan, inilah waktu yang pas buat anda mengabadikan momen matahari terbit. Jadi, jangan sampai lupa bawa kamera ya! 


Yuk berwisata alam ke Punthuk Setumbu Borobudur Nirwana Sunrise!


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar