BERITAMAGELANG.ID - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) menggelar lokakarya kemajuan budaya seni ritual dan permainan rakyat dan olahraga tradisional (PROT) di Balkondes Ngargogondo Kecamatan Borobudur, Rabu (2/3).
Kegiatan tersebut melibatkan berbagai pihak yang berdiskusi bersama untuk melakukan sinergi program pemajuan kebudayaan melalui budaya spiritual dan PROT, diantaranya adalah Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang serta para pelaku kebudayaan spiritual di Kawasan Borobudur.
"Membangun desa sejatinya berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal atau nilai-nilai yang sesuai dengan yang dimiliki oleh masyarakat desa. Desa tersebut menjadi sumber belajar tentang kehidupan yang mengutamakan olah rasa dan nilai-nilai ketuhanan," kata Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA), Syamsul Hadi.
Oleh karena itu menurut Samsul, pembangunan desa tidak sekedar mengutamakan pembangunan fisik yang hanya berorientasi pada kepentingan ekonomi semata, namun mengabaikan kelestarian alam dan hubungan sosial. Menurutnya konsep pembangunan desa yang dilandasi budaya spiritual selaras dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang mengutamakan rasa untuk berbagi kebaikan terhadap kehidupan.
Melanjutkan kesuksesan pada 2021, yaitu penggalian dan penemuan kembali arsip budaya spiritual desa-desa kawasan Borobudur, tahun ini pihaknya bersama dengan komunitas Eksotika Desa kembali melakukan penguatan nilai-nilai budaya spiritual kepada masyarakat yang berbasis praktek sehingga lebih mudah dipahami menjadi pegangan hidup.
"Kegiatan ini dilaksanakan di sebanyak 17 Desa di Kawasan Borobudur, mulai dari Maret hingga September 2022 mendatang," lanjutnya.
Syamsul mengharapkan kegiatan tersebut nantinya juga akan memberikan wacana dan gambaran bagi pemerintah terkait pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan praktik nilai-nilai budaya spiritual seperti kejujuran, kepedulian, kebersamaan, kekeluargaan dan kesabaran.
Di saat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Aziz Amin Mujahidin mengatakan kegiatan tersebut dapat menjalin komunikasi yang baik antara pelaku nilai budaya spiritual dan pemerintah daerah.
"Budaya spiritual yang sifatnya pembinaan, pelestarian dan pengembangan itu masuk di wilayah kami Disdikbud, namun ketika sudah dalam tahap pengemasan dan nilai jual, tupoksi sudah berada di Disparpora, jadi saling terkait," kata Aziz.
Dirinya menyampaikan kegiatan pembinaan kebudayaan yang dilakukan oleh Disdikbud Kabupaten Magelang tidak hanya pada lingkup masyarakat namun juga termasuk di satuan pendidikan yang ada.
"Nilai budaya spiritual ini menjadi nilai tambah penanaman karakter anak didik, dan meningkatkan wawasan kebangsaan," lanjutnya.
Dengan demikian Aziz berharap, nilai budaya akan menjadi referensi peningkatan nilai karakter anak didik, mengingat banyak sekali nilai budaya spiritual yang dapat digali kembali.
"Kearifan lokal yang terbangun dalam sistem sosial masyarakat dapat terus dikembangkan dan diberikan kepada siswa atau anak didik," ungkapnya.
0 Komentar