Kreasi Kerajinan Cantik Dua Gadis Penderita Polio Ini Jadi Inspirasi Warga

Dilihat 1905 kali
Gadis kakak beradik penderita polio Listianingsih dan Sulastri, warga dusun Ngemplak Kidul, Desa Sirahan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Jawa Tengah untuk berkarya dan bermanfaat bagi lingkungannya.

BERITAMAGELANG.ID - Keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi kakak beradik penderita polio, Listianingsih (26) dan Sulastri (24) warga dusun Ngemplak Kidul, Desa Sirahan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Jawa Tengah untuk berkarya dan bermanfaat bagi lingkungannya.

Terlahir dari keluarga sederhana, kedua gadis ini tak pernah diam, mereka terus beraktifitas meski dengan tertatih dan perlahan.

Dengan penuh ketegaran, Wiyanti, sang ibu, menjaga kedua anaknya agar tumbuh sehat. Kepada BeritaMagelang.id, Wiyanti menceritakan, kedua anaknya menderita lumpuh layu sejak kecil.

Ketika keduanya memasuki masa balita, dengan gejala demam tinggi, panas hingga kejang-kejang. Namun, keterbatasan biaya karena hanya mengandalkan dari penghasilan sebagai buruh tani, keudanya tidak bisa meneruskan pengobatan.

"Melihat anak saya secara pikiran kan normal, saat teman-temannya bermain dan sekolah saya ikutkan dengan digendong. Yang gede sampai lulus SD, adeknya hanya sampai kelas 5 karena saya hamil lagi dan tidak bisa mengantar ke sekolah," ungkap Wiyanti seraya mengusap air matanya.

Ketiganya terus memperjuangkan nasib agar setara dengan yang lain. Kuasa Tuhan pun menghampiri kakak beradik yang tak kenal menyerah itu.

Dengan penuh ketelatenan, berbagai kerajinan menarik seperti lukisan kristik serta berbagai macam souvenir cantik dihasilkan dari tangan keduanya.

"Saya bersyukur, dengan segala keterbatasan ada secercah harapan baru, saat itu di tahun 2014 dengan uang tabungan seadanya, saya mencoba mencarikan kursi roda. Pemilik toko kursi roda iba mendengar cerita saya dan kemudian datang berkunjung ke rumah sambil membawa bahan bahan kerajinan kristik," kisahnya.

Melalui pemilik toko itulah diajarkan bagaimana cara merajut sebuah kristik, dan suvenir lain yang indah layak dijual.

"Dulu sulit, tapi pelan pelan sekarang bisa," ucap Listianingsih terbata.

Hasil kerajinan kedua gadis perkasa asal lereng Gunung Merapi itu laris dipesan kolektor dari berbagai kota di nusantara. Setiap satu buah lukisan kristik dibanderol mulai harga 750 ribu hingga jutaan rupiah tergantung kebutuhan bahan dan kesulitan dalam mengerjakannya.

"Ini menyelesaikan untuk pesanan dari Jakarta, Jambi, Kalimantan dan Bali," imbuh Listianingsih.

Tidak hanya menjadi kreasi cantik saja, kerajinan kristik dan sovenir mereka juga menjadi rejeki bagi yang lain. Karena keterbatasannya, keduanya kerap meminta bantuan kepada ibu-ibu sekitar rumahnya agar target waktu yang sudah disepakati pemesan terpenuhi.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar