Akhir Pekan, Saatnya Nikmati Kopi Luwak Liar di Cagar Budaya Dunia

Dilihat 2402 kali
Kedai kopi luwak liar di pelataran Candi Pawon Kabupaten Magelang, Jawa Tengah selalu ramai dikunjungi wisatawan

BERITAMAGELANG.ID - Berwisata ke Candi Borobudur, tidak lengkap jika belum mencoba sensasi kopi luwak Candi Pawon, Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Di kedai ini tersaji kopi luwak asli dari kotoran musang atau luwak hutan liar dengan kadar asam rendah. 

Kedai kopi luwak berada di pelataran Candi Pawon, atau tepatnya berada di tengah jalur wisata Candi Mendut dan 2 kilometer sebelah barat Candi Borobudur. 

Suasana kedai kopi luwak masih asri dengan semilir angin. Aroma kopi luwak yang khas membuat nyaman. Tak mengherankan jika setiap hari kedai kopi yang sudah ada sejak puluhan tahun ini tak pernah sepi pengunjung termasuk wisatawan domestik. 

Meski era kopi telah bergeser ke seni alat modern, kedai kopi luwak ini masih mempertahankan tradisi pembuatan kopi secara tradisioanl alias manual sejak 1995. Semua proses dilakukan penuh ketelitian, seperti memilih biji kopi, memilah kulit, menjemur hingga menumbuknya. 

Menurut pemilik kedai, Prana Aji (52) biji kopi yang dia olah adalah kopi terbaik dari jenisnya. Biji kopi berasal dari hewan luwak liar asli yang dikumpulkan dari para pemburu di hutan-hutan perbukitan Menoreh, lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Merbabu wilayah Kabupaten Magelang. 

"Biji kopi arabika maupun robusta di kedai saya asli dari kotoran luwak liar yang dikumpulkan dari para pemburu," ungkap Aji. 

Menurut Aji, tidak mudah mendapatkan kopi luwak liar karena masih tergantung dari hasil buruan. Sedangkan kopi, berkaitan dengan musim dan waktu panen. Hewan bernama latin Paradoxurus Hermaphrodietes itu juga sangat selektif, mereka hanya akan memakan kopi ranum segar dari pohon langsung. Kondisi itu tentu berpengaruh terhadap kapasitas produksi. 

"Ketergantungan dari alam membuat produksi kopi luwak Pawon saat ini terbatas, dengan harga jual per kemasan per 100 gram mencapai 250 ribu rupiah. Harga tersebut dapat berubah tergantung musimnya," lanjut Aji. 

Ketelitian dalam setiap prosesnya itu membuat kopi luwak Pawon memiliki sensasi khas dibanding kopi luwak ternak. Di kopi luwak liar, telah terjadi fermentasi alami dalam perut luwak. Prosesi itu bermanfaat menurunkan kandungan asam kafein dalam kopi yang disajikan. 

"Kopi luwak liar memiliki kekuatan pada rasa khas dan kepekatan kopi saat diseduh. Kopi luwak liar juga memiliki keasaman kafein rendah, sehingga tetap aman di lambung," jelas Aji. 

Menikmati secangkir kopi memang selalu memiliki cerita tersendiri. Apalagi menikmati secangkir kopi luwak liar hangat di antara situs cagar budaya, tentu membawa sensasi dan nuansa tersendiri. 

Salah satu pengunjung kedai, Atmojo, mengaku terpesona dengan aroma dan proses pengerjaan kedai kopi luwak yang tradisional. Baginya, rasa khas kopi di lidah sulit dilupakan. 

"Sensasinya sungguh unik, nikmat kental kopi berpadu dengan panorama sejarah Candi klasik Pawon, Candi Borobudur, dan Candi Mendut menjadi pengalaman luar biasa," ungkap Atmojo, salah satu pengunjung kedai. 

Tertarik dengan sensasi unik itu, bisa datang langsung ke kedai turun-temurun ini. Tidak hanya sekedar menikmati secangkir kopi luwak, para pengunjung juga bisa membeli kemasannya sebagai cinderamata.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar