Komunitas Santri Lomo Bagikan Sayur Pada Warga Terdampak Covid-19

Dilihat 1936 kali
Warga menerima sodaqoh sayur dari Santri Lomo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang
BERITAMAGELANG.ID - Ada saja cara warga untuk membantu sesama di masa pandemi Covid-19 ini. Salah satunya komunitas 'Santri Lomo' dari Desa Tanggulangin Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Komunitas ini punya cara tersendiri untuk membantu warga terdampak, yakni dengan membagi-bagi berbagai sayur hasil tani warga lereng Gunung Telomoyo.

Berbagai sayur yang dibagikan antara lain kol, sawi, wortel, cabai, kacang panjang dan sebagainya. Sayuran itu dibungkus menggunakan tas kresek dan dibagikan kepada siapa saja yang membutuhkan. 

"Kita tidak pandang bulu siapa yang kita beri. Kalau mereka mau silakan ambil," kata Sugianto, koordinator Santri Lomo saat ditemui di sela memberikan sedekah sayur di Blondo, Mungkid Kabupaten Magelang, Jumat (8/5/2020).

Sugianto mengatakan, kegiatan ini diberi nama sodaqoh sayur dan sudah dilakukan sejak lima hari lalu. Setiap hari, sebanyak 500 pak sayur diangkut menggunakan dua mobil pick up. Komunitas ini tergerak karena melihat  begitu banyak warga yang terdampak pandemi Covid-19. 

"Karena kita adalah penghasil sayur, maka ini yang bisa kita sedekahkan," ucapnya.

Berbagai sayuran holtikultura ini merupakan hasil donasi dari warga desa Tanggulangin. Ada yang berdonasi berupa sayur, sembako dan uang. 

"Kalau sembako kita salurkan sembako, untuk uang kita wujudkan sayur dan membeli tas kresek," urainya.

Sodaqoh sayur tidak hanya dibagikan kepada warga di Kabupaten Magelang, namun juga Kota Magelang bahkan Salatiga.

Sugianto mengisahkan, komunitas ini beranggotakan 25 orang dan semuanya laki laki. Dinamakan Santri Lomo, berarti Loro dan Limo atau 25. Namun Lomo juga punya arti lain, yakni dermawan. Lomo sendiri merupakan Bahasa Jawa.

Komunitas ini terbentuk berawal dari kumpul-kumpul yang niatnya membuat organisasi persewaan. Tepatnya hari Minggu, 5 Februari 2012 komunitas ini lahir. Awalnya, Santri Lomo hanya menyewakan lima kompor gas, kemudian semakin hari semakin bertambah menjadi menyewakan timbangan sayur, barang pecah belah, lampu dan tanki sprayer. 

"Butuh waktu lama untuk memiliki barang-barang itu karena kami hanya mengandalkan iuran Rp 5 ribu/bulan setiap anggota ditambah hasil sewaan," kisahnya.

Semakin lama, uang semakin terkumpul dan bisa menyisihkan untuk kegiatan sosial kepada tetangga yang membutuhkan. Bahkan kas organisasi juga bisa digunakan untuk rekreasi bersama.

Dengan munculnya pandemi Covid-19 ini, Santri Lomo yang diketuai Ustadz Sarbini tergerak untuk membantu warga yang terdampak. 

"Kita juga terinspirasi dengan dusun tetangga yakni Dusun Ndeles yang sudah lebih dulu menyalurkan donasi sayur diberi nama Barokah sayur," ungkapnya.

Menurut Sugianto, pihaknya akan terus bersodaqoh sayur hingga waktu yang tidak bisa ditentukan. Santri Lomo berharap yang mereka lakukan bisa membantu sesama dan mendapatkan berkah dari Tuhan.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar