Tugas Pendidik Dalam Mempersiapkan Pembelajar Abad 21

Dilihat 3048 kali
Kesiapan sumber daya maunsia dalam tantangan kehidupanabad 21

P. Budi Winarto S. Pd


PENDIDIKAN Dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah”. Agar tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai, sekolah perlu melakukan perubahan sehingga pembelajar memiliki kemampuan berpikir kreatif untuk mencari penyelesaian suatu masalah, kemampuan bekerjasama dan inovatif. Berdasarkan Undang-Undang tersebut maka ada tugas besar guru sebagai pendidik untuk mempersiapkan abad-21.

Tantangan Pendidikan di Abad 21

Beberapa tantangan kehidupan pada abad ke-21, antara lain: kesiapan Sumber Daya Manusia, masalah migrasi, kemajuan teknologi, kompetisi skala internasional, perubahan pasar, dan masalah politik antar bangsa. Beberapa masalah tersebut menuntut untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan baru untuk bisa berhasil menghadapi tantangan pada konteks abad 21.

Untuk menghadapi tantangan abad 21 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,yaitu (1) perubahan cara berpikir. Seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif, inovatif, berpikir kritis, mampu memecahkan masalah praktis, mampu menentukan dan memiliki kemampuan belajar.(2) cara kerja, sesorang perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan kemampuan bekerja dalam tim. (3) penguasaan umum berkaitan dengan Information and Comunication technology (ITC) menjadi syarat dasar dalam bekerja. (4) Kemampuan beradaptasi untuk hidup diabad 21 berkaitan dengan orang yang berbeda kewarganegaraan, karir, kewajiban personal dan sosial,termasuk kesadaran mengenai kompetensi dan kesadaran budaya.

Berdasar tantangan tersebut, Wagner dalam bukunya The Global Achievement Gap menawarkan tujuh keterampilan yang dibutuhkan peserta didik agar dapat mempersiapkan diri untuk hidup,bekerja dan bernegara dengan baik dalam konteks abad 21. Ketujuh hal tersebut adalah: 1) Kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah. 2) kemampuan berkolaborasi dan kepemimpinan, 3) ketangkasan berpikir dan kemampuan beradaptasi, 4) inisiatif dan kemampuan berwirausaha, 5) kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis, 6)kemampuan mendapatkan data dan melakukan analisis data tersebut, 7) memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi.

Sebagai pendidik, terlebih tingkat Sekolah Dasar hal-hal tersebut perlu dipikirkan lebih jauh. Apakah peserta didik yang kita didik sudah memiliki kemampuan seperti yang disebutkan di atas? Kemampuan-kemampuan tersebut sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan abad 21. Sudahkah peserta didik kita siap untuk hidup bahkan mungkin berkompetisi dalam kehidupan dalam konteks abad 21?

Bagaimana Pendidik harus bersikap?

Setelah pendidik mengetahui sikap maupun kemampuan yang diperlukan oleh murid, apa yang bisa dilakukan? Dengan kata lain bagaimana pendidik harus bersikap untukmembantu peserta didiknya siap dalam menjawab tantangan tersebut? Beberapa hal yang berkaitan dalam proses belajar mengajar dapat dilakukan a) fokus pada permasalahan dan proses yang terjadi pada kehidupan sehari-hari, b) gunakan pengalaman belajar berdasarkan inquiri, c) manfaatkan proyek-proyek kolaboratif, d) fokus pada bagaimana mengajar siswa mengenai cara belajar, bukan apa yang dipelajari. 

Beberapa pendekatan belajar yang dapat digunakan antara lain:

1. Pembelajaran Berbasis Proyek  (Project Based Learning)

Beberapa hal baik yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam mengimplementasikan pendekatan belajar Pembelajaran berbasis proyek  a) menguji coba proyek  yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kurikulum, b) ajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengantarkan siswa pada konsep dasar yang akan dipelajari  c) adanya tanggung jawab siswa untuk mendesain dan mengelola sendiri apa yang akan mereka pelajari  d) merancang proyek berdasarkan masalah dan pertanyaan di kehidupan sehari-hari yang diminati siswa.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah, siswa diarahkan untuk memusatkan perhatian pada permasalahan kompleks yang terjadi pada kehidupan sehari-hari menggunakan studi kasus. Siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil yang membantu siswa untu kmelakukan kegiatan kolaboratif. Kegiatan dalam kelompok kecil tersebut, siswa belajar melakukan sinergi untuk mendapatkan beragam penyelesaian masalah yang mungkin.  Menurut pendapat  Darling Hammond yang dikutip dalam tulisan 21”century skills for students and teacher, pengaruh pendekatan pembelajaran berbasis proyek terhadap penguasaan materi tidak terlalu berbeda jika dibandingkan metode ceramah. Namun dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek beberapa kemampuan siswa seperti kemampuan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi dan pengaplikasian pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari dapat diukur.

3. Pembelajaran Berbasis Desain (Desaign Based Learning)

Menurut penelitian Darling Hammand yang dikutip dalam tulisan 21”century  skills for students and teacher, pembelajaran berbasis desain banyak berpengaruh pada pelajaran matematika dan sains. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada penerapan pendekatan pembelajaran berbasis desain adalah kegiatan robotika, dimana sekelompok siswa membuat robot dan mengendalikan robot buatan mereka untuk melakukan beberapa tantangan yang harus dilewati. Menurut penelitian Hmelo, Holton & Kolodner yang dikutip dalam tulisan 21”century skills for students and teacher, siswa yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran berbasis desain memiliki pengetahuan yang lebih sistematis mengenai bagian-bagian darisuatu sistem dan pembagian kerja dalam suatu kelompok.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama dan melakukan kegiatan pembelajaran berdasar inquiri. Ada beberapa kesulitan yang biasanya dialami pendidik untuk melakukan hal tersebut, diataranya: a) kemampuan pendidik untuk memilih kegiatan atau topik yang menarik berdasar kehidupan sehari-hari siswa yang beragam, b) pemilihan anggota kelompok dan menetapkan aturan dalam kelompok  sehingga seluruh anggota ikut aktif dalam pembelajaran, c) kemampuan menggunakan berbagai strategi agar masing-masing anggota kelompok dapat melakukan diskusi yang mendalam sehingga siswa dapat mempelajari materi secara menyeluruh. 

Beberapa usaha untuk perbaikan pembelajaran dapat dilakukan pendidik diantaranya:

1. Membuat hal yang diajarkan relevan dengan kehidupan peserta didik.

Kurikulum yang efektif adalah kurikulum yang relevan dengan kehidupan peserta didik. Hal-hal yang tidak relevan dengan kehidupan peserta didik biasanya hanya bertahan dalam memori jangka pendek mereka. Untuk membuat pembelajaran yang relevan, perlu dipilih tema-tema dalam pembelajaran yang berkaitan dengan beberapa mata pelajaran. Beberapa tema yang dapat dipilih misalkan berkaitan dengan perubahan cuaca, budaya, keadaan alam, statistika, peristiwa-peristiwa penting yang terjadi (HUT Kemerdekaan, peringatan-peringatan tahunan).Beberapa hal yang perlu dipikirkan ketika menentukan tema, apakah topik yang dipilih relevan dengan kehidupan peserta didik? Apakah saya sendiri tertarik untuk membahas tema tersebut? Apakah ada tema-tema lain yang menarik untuk dibahas bersama dengan peserta didik?

2. Mengajarkan suatu mata pelajaran secara holistik.

Mata pelajaran bahasa, ilmu sosial, matematika, dankesenian memiliki kekhasan masing-masing. Belajar mengenai suatu  mata pelajaran,  sebaiknya bukan hanya paham mengenai pengetahuan berkaitan dengan mata pelajaran tersebut namun juga mengenai keterampilan dan sikap yang relevan dengan mata pelajaran tersebut. Contohnya, dalam mempelajari IPA peserta didik akan belajar bukan hanya mengenai pengetahuan sains namun juga bagaimana seorang ahli sains melakukan eksperimen, mendapatkan kesimpulan dari eksperimen, proses mendapatkan pengetahuan mengenai sains dan bagaimana cara mengkomunikasikan pengetahuan tersebut.

3. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat rendah dan kemampuan berpikir tingkat tinggi secara simultan.

Kemampuan berpikir tingkat rendah sangat sering digunakan dalam proses belajar mengajar,karena peserta didik diharapkan mampu mengatahui, memahami sesuatu pengetahuan dan menerapkan dalam soal yang diberikan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi kurang terlalu umum digunakan,karena peserta didik diharapkan bukan hanya mampu memahami relasi antara variable-variabel yang berbeda, namun juga mampu mengubah pemahaman tersebut menjadi sesuatu yang baru dalam konteks yang berbeda. Kemampuan untuk menerapkan sesuatu yang baru dalam konteks yang berbeda inilah satu kemampuan yang dibutuhkan pada abad 21.

4. Mendorong terjadinya pembelajaran yang padu.

Mengapa diperlukan pembelajaran terpadu? Karena siswa akan memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran untuk dapat menyelesaikan permasalahan hidup sehari-hari.

Berdasar pemaparan di atas akan muncul pertanyaan, bagaimanakah persiapan kita sebagai pendidik hingga saat ini? Sudahkah kita menyiapkan siswa sebagai pembelajar abad 21? Maukah kita membantu siswa untukmenjadi pembelajar abad 21? Tentu saja untukmenyiapkan pembelajar seperti itu kita butuh dukungan dari berbagai pihak, seperti: sistem edukasiyang baik, kebijakan pemerintah,dukungan dari komunitas dan orang tua siswa. Semoga.


Penulis adalah Guru SMP Pendowo Ngablak

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar