Lembaga pendidikan merupakan tempat yang efektif untuk membentuk karakter peserta didik melalui penanaman nilai moral universal bagi setiap individu yang terlibat di dalamnya. Diantaranya mengakomodasi aspirasi peserta didik melalui wadah organisasi sekolah yang profesional.
OSIS adalah organisasi di sekolah sebagai wadah aspirasi peserta didik. Sebagaimana ditegaskan juga dalam Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang pembinaan kesiswaan yang menyatakan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah berbentuk organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan merupakan organisasi resmi di sekolah. OSIS merupakan sebuah organisasi yang bisa menjadi tempat bagi peserta didik untuk belajar kepemimpinan dan demokrasi.
Di organisasi ini peserta didik dapat belajar banyak hal yang bersinggungan langsung dengan dinamika sekolah. Seperti pengelolaan organisasi, mengakomodasi aspirasi teman-temannya terkait dengan proses pembelajaran, belajar bertanggung jawab dan konsisten menjalankan roda organisasi.
Sebagai organisasi sekolah, OSIS mempunyai tujuan mendasar, yaitu pertama, memberikan sarana atau tempat para peserta didik untuk dapat menyalurkan pemikiran kreatif. Kedua, memberikan sarana dan kesempatan peserta didik untuk dapat saling berkomunikasi, melakukan pemikiran kritis, berwawasan luas, dan belajar mengambil keputusan bagi kepentingan orang banyak. Ketiga, memberikan motivasi para peserta didik untuk mempunyai sikap persatuan dan kesatuan, berempati, serta menghargai perbedaan dalam segala hal (Doni Koesoema A., & Evy Anggraeny, 2020).
Pengelolaan Profesional
Sebagai salah satu organisasi di sekolah, OSIS mempunyai peran sentral. Peran ini sangat besar manfaatnya bila dikelola secara profesional. Tentunya bisa dilihat dari perekrutan awal, pemilihan kepengurusan, sampai tindakan praksis dalam melakukan kegiatan yang sudah diprogramkan.
Kaitannya dengan perekrutan, pembina kesiswaan di sekolah dapat bekerja sama dengan wali kelas untuk dapat membidik peserta didik yang berpotensi untuk direkrut menjadi pengurus. Dari pemetaan potensi tersebut dapat diketahui peserta didik yang pantas duduk di kepengurusan.
Sedangkan pemilihan pengurus tentunya harus dilakukan secara demokratis sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Apabila pengurus terbentuk sudah mengakomodasi semua kelas bisa menjadi kekuatan dasar dalam menjalankan organisasi.Apabila struktur organisasi sudah kuat, akan dapat memperlancar pembuatan program sampai tindakan praksisnya.
OSIS juga mempunyai peranan yang penting dalam membentuk karakter peserta didik melalui program yang dilaksanakan, dan mempunyai fungsi preventif dalam menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang dari peserta didik. Jika organisasinya solid, segala bentuk perilaku yang menyimpang dari peserta didik yang tidak sesuai dengan regulasi sekolah, akan cepat dapat teratasi. Misalnya pelanggaran tata tertib sekolah, tawuran antar pelajar, tidak menghargai perbedaan, akan dapat dicarikan solusinya melalui dialog sehat yang demokratis.
Pada saat pandemi seperti ini, OSIS dapat menjadi contoh dari penerapan protokol kesehatan dan mengampanyekan setiap waktu. Pada saat ini PTM terbatas sudah dilaksanakan. Alangkah idealnya apabila OSIS dapat membantu memberikan penyadaran bagi semua warga sekolah untuk selalu menaati protokol kesehatan. Misalnya menyarankan agar teman-temannya tidak melakukan kerumunan saat istirahat. Walaupun mereka rindu untuk ketemu dalam melepas kerinduannya dikarenakan pembelajaran daring, namun protokol kesehatan tetap harus dijalankan.
Program Berkelanjutan
Hampir semua organisasi, pada umumnya di saat pembentukannya optimis, antusias dan idealismenya tinggi. Namun seiring perjalanan waktu semangatnya mulai kendur dan tak jarang yang hanya tinggal papan nama. Hal tersebut dikarenakan dari komitmen awal tidak memiliki kesamaan persepsi dari masing-masing pengurusnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuk program kegiatan OSIS, tentunya harus seiring dengan program sekolah yang sudah direncanakan dari awal. Tiap tahun dari Kesiswaan sudah membuat program Bakti Sosial, LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan), penguatan organisasi, dan sebagainya. Kesiswaan dan OSIS bisa bersinergi untuk dapat merealisasikan program tersebut.
Adapun yang perlu dilakukan dan dicermati adalah program berkelanjutan. Jangan sampai program tersebut berhenti sampai implementasinya namun tidak ada kelanjutannya. Dari program bakti sosial yang telah dilaksanakan, bisa diamati dampak positif dari komunitas yang dibantu. Begitu juga program LDKS yang bertujuan membentuk calon pemimpin yang profesional dan bertanggung jawab, seberapa jauh input yang didapatkan pasca program tersebut diimplementasikan.
Untuk itu kiranya dari program yang sudah dilaksanakan, dengan dibantu oleh pembina kesiswaan OSIS dapat mengevaluasi setiap kegiatan yang sudah dilakukan agar diketahui kelebihan atau kekurangannya. Hal itu bertujuan agar pelaksanaan program ke depannya bisa lebih baik dan menjadi garda depan kekuatan serta peran sentral organisasi sekolah.
(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang)
0 Komentar