Peran Kurator Festival Seni

Dilihat 3176 kali
Peran Kurator sangat dominan dalam suatu karya seni atau ajang festival. Lukisan bertajuk ikan karya Ismanto dari Desa Sengi Dukun Kabupaten Magelang yang sudah go public

Apabila dicermati dengan jeli dinamika seni di Indonesia pasca pandemi ini sudah mulai menggeliat. Di beberapa daerah sudah marak berbagai event gelar budaya yang di dalamnya banyak menampilkan berbagai aspek seni, baik seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, maupun seni media rekam.


Bahkah di beberapa kota atau lokasi pedesaan yang eksotis di Indonesia sebelum pandemi atau pasca pandemi ini  telah banyak menggelar berbagai festival kesenian dengan berbagai ragam bentuk, jenis, kualitas, dan frekuensinya yang beragam. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa seni di Indonesia dengan keanekaragaman budayanya tetap survive dan melekat di simpul-simpul intuisi komunitasnya.


Terlebih lagi, Indonesia dikenal kekayaan keseniannya yang beragam, ditambah banyak senimannya memiliki potensi dengan berbagai hasil karyanya rasanya tidak berlebihan dikatakan Indonesia gudangnya seniman potensial. Apabila ditelisik lebih jauh, Indonesia sejak zaman feodal, di masing-masing daerah sudah sering menyelenggarakan banyak festival seni, terutama apabila dikorelasikan dengan upacara ritual yang sudah berlangsung turun-temurun.


Seperti upacara Peusijuk di Aceh. Dalam upacara adat ini, pada umumnya dilakukan oleh komunitas Aceh sebagai ucapan syukur kepada Tuhan dalam acara pernikahan, rumah baru, naik haji, hingga kelahiran. Dalam upacara tersebut juga disajikan berbagai event seni budaya khususnya seni pertunjukan.


Contoh lain di Jawa Tengah terutama di pesisir pantai utara juga selatan sering diselenggarakan upacara ritual larung sesaji. Upacara ini merupakan upacara ucapan syukur atas berkah yang sudah diterima. Di samping itu, upacara ini juga bertujuan agar para nelayan di daerah pesisir selalu mendapat perlindungan dari Sang Penguasa Dunia ini selama menjalankan pekerjaannya.


Di Kecamatan Pakis, khususnya Desa Keditan dan Gejayan, tiap tahunnya, semua warga masyarakat melaksanakan upacara ritual Sungkem Telompak. Upacara ini merupakan wujud syukur atas hasil pertanian mereka yang berhasil dan juga upaya untuk menghormati para leluhur. Upacara ritual tersebut, tentunya mesti diiringi dengan kesenian lokal yang berkembang di daerah tersebut.


Kurator Handal


Merebaknya festival seni di beberapa daerah di Indonesia sekarang ini, masih terbatas soliter atau berlangsung di daerah setempat. Gaungnya belum dapat menembus lintas daerah atau lintas negara. Beberapa kendala yang bisa menjadi catatan antara lain adalah manajemen penyelenggaraanya yang kurang melibatkan para kurator handal.


Pada dasarnya kurator adalah pihak yang mempertemukan seniman dan menyatukan seniman di satu sisi dan penonton di sisi yang lain. Kurator dapat menjadi pembangun dialog yang mensenyawakan berbagai faktor dalam sebuah pameran atau festival seni. Tujuannya tak lain agar penyelenggaraan kegiatan seni dapat berjalan sistematis dan terukur (Adi Bagus Setyo K., 2018).


Kurator sangat besar perannya dalam menentukan format, karakter, dan bobot dari ajang kegiatan festival. Kurator bertanggung jawab terhadap semua kegiatan festival mulai perancangan ide sampai akuntabilitas karya. Ia harus dapat menangkap isu-isu aktual yang muncul di ranah publik untuk dapat dipakai sebagai parameter dasar dalam pembuatan suatu ajang karya atau festival seni.


Kurator dapat berasal dari berbagai disiplin keilmuwan, terutama yang berkaitan dengan seni budaya, seperti antropologi, sosiologi, filsafat, sejarah, kajian budaya, sastra, arsitektur, arkeologi, kajian seni, berbagai cabang ilmu humaniora, dan sebagainya. Peran kurator ini sangat besar adalah dalam hal memberikan pertanggungjwaban ke publik secara intelektual mengenai karya yang ditampilkan. Kerja kurator ini dapat mengangkat posisi tawar terhadap karya tersebut, berkualitas atau tidaknya.


Festival-festival yang sudah mapan, pasti memiliki kurator handal. Bahkan festival besar dapat memiliki lebih dari satu kurator yang disebut dewan artistik. Selain kurator berperan penting dalam memberi karakter dan bobot suatu festival, ia juga dapat sebagai jaminan dari keberhasilan festival.


Dalam suatu ajang festival profesional, nama kurator pasti dicantumkan pada surat-surat resmi atau proposal. Selain sebagai bentuk akuntabilitas dari festival, pencantuman nama kurator juga akan menarik perhatian berbagai pihak, baik dari seniman, komunitas, termasuk sponsor untuk bersedia terlibat dan berpartisipasi pada festival tersebut. Bisa juga dikatakan, bahwa kurator merupakan referensi bagi penyelenggaraan festival. Apabila kurator jam terbangnya sudah tinggi dan reputasinya dikenal publik, tentu kredibilitas publik semakin kuat.


Manajemen Seni


Di tengah merebaknya berbagai ajang festival di Indonesia, sekarang ini dibutuhkan pola manajemen seni profesional. Seringnya festival yang dilakukan dadakan, tidak sistematis, kurang terukur, dan sebagainya, salah satunya karena manajemen belum dilakukan optimal. Salah satunya melibatkan kurator sebagai penggagas ide maupun yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan suatu festival.


Perencanaan model dadakan ini, pada umumnya akan berorientasi pada pola asal kegiatan berjalan dan dipertanggungjawabkan. Namun kualitas dari penyelenggaraan tidak menjadi parameter. Padahal ajang suatu festival tolok ukurnya dapat dilihat dari kualitas penyelenggaraanya. Kepercayaan dan perhatian publik menjadi suatu parameter dari keberhasilan suatu festival. Apabila kegiatan festival tersebut sudah tidak dipercaya, maka hanya berlangsung satu kali saja, kontinuitasnya akan tidak diperhatikan kembali oleh publik.


Oleh karena itu, peran kurator yang profesional sangat dibutuhkan agar keberlangsungan, kualitas dari festival seni dapat terukur serta dipertangggungjawabkan.


(Oleh: Ch. Dwi Anugrah, Ketua Sanggar Seni Ganggadata Jogonegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kab. Magelang)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar