Pepaya BOROBUDUR

Dilihat 6017 kali
Pepaya Borobudur siap bersaing di pasar buah nasional

Oleh Ir. Soekam Parwadi

        Banyak jenis papaya (banyak orang menyebutnya papaya-red) yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Buah papaya, selain mengandung vitamin (kandungan papain-nya) sangat bermanfaat pada kesehatan pencernakan. Namun papaya mungkin termasuk buah yang kurang bergengsi dibanding dengan Pisang, Mangga, Manggis apalagi dibanding Apel atau Anggur, posisi social papaya dianggap inferior.

        Dalam rangka menarik perhatian pembeli, sekitar tahun 80-an, para pengembang buah papaya mencari akal. Saat itu berkembang buah jambu bangkok. Jambu biji yang ukurannya besar, hingga lebih dari 1 kg/buah, bijinya kecil, rasanya manis segar dan banyak dagingnya. Asalnya jambu Bangkok sendiri tidak jelas dari mana. Tetapi karena Thailand saat itu sangat terkenal sebagai produsen buah unggul, sehingga label "Bangkok" menjadi menarik. Jambu Bangkok berhasil menarik perhatian masyarakat pembeli sehingga banyak petani yang menanamnya.

        Berbekal pengalaman itu, diawal tahun 80-an juga, ditemukan jenis papaya yang beda dengan lainnya. Buahnya besar, lebih dari 5 kg/buah lalu disebut papaya Australia. Papaya tipe Australia itu cukup menarik, petani banyak menanam, sehingga produksi tinggi. Namun pepaya dagingnya lunak dan tidak tahan lama, sehingga kalau keluarga kecil mebeli papaya Australia itu, suka tidak habis dikonsumsi sekali. Setelah disimpan, rasanya sudah kurang enak.

        Diawal 1982 di Magelang dikembangkan jenis papaya dengan spesifikasi baru. Buahnya tidak terlalu besar, hanya sekitar 2 - 3 kg/buah. Namun kualitas dagingnya lebih kenyal, warnanya merah tajam, manis rasanya dan ada aroma seperti mendekati buah mangga. Untuk menarik perhatian, papaya itu lalu diberi nama papaya Bangkok. Pertimbangannya, agar pembeli tertarik.

        Namun sejalan (inline) dengan Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia di Istana Merdeka Jakarta, pada hari Kamis 14 Mei 2020, dalam acara pembukaan Gelar Buah Nusantara ke-5 (GBN-5) di Kemenko Pembangunan Bidang Perekonomian. Papaya Bangkok dari Magelang diberi nama PEPAYA BOROBUDUR. Menko Perekonomian Bapak Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Bapak Syahrul Yasin Limpo/SYL, Menteri Perdagangan Bapak Agus Suparmanto mengamini nama Nusantara itu. PEPAYA BOROBUDUR.

Profile papaya BOROBUDUR. 

§ Buah bentuk sempurna (lonjong)

§ Warna kulit hijau tua, sedikit kasar, permukaan tidak halus

§ Saat petik tepat, saat ada warna merah muncul dibagian bawah buah.

§ Kalau tanaman tumbuh normal, bobot  buah antara 2,0-5 kg.


Profile daging buah papaya Bangkok

§ Warna merah tua

§ Tidak mblenyek/tidak berair,  lebih kesat

§ Manis, brix dapat mencapai 18,00% lebih (standard layak manis 12%)

        Meskipun papaya dianggap inferior dibanding buah lainnya tetapi papaya saat ini seperti menjadi buah-wajib dari semua hotel bersama Melon dan Nanas.

        Kandungan gizi papaya, dalam setiap 100 gram mengandung 59 kalori, 15 gram karbohidrat, 3 gram serat, 1 gram protein dan Vitamin C 157% dari total vitamin C yang dibutuhkan tubuh dalam sehari.

        Vitamin A: 33% dari total vitamin A yang dibutuhkan tubuh dalam sehari. Folat: 14% dari total folat yang dibutuhkan tubuh dalam sehari.

        Pepaya BOROBUDUR ini dipasar kota besar disukai oleh hotel, restoran dan catering karena babar, artinya satu buah dagingnya banyak. Dalam rangka menjaga kualitas dan kontinyuitas di pasar induk Jabodetabek, Fadilla Jaya Agro dari Magelang mengkoordinasikan pasokan papaya BOROBUDUR ini. Dalam perjalanannya kekota besar PEPAYA BOROBUDUR dilakukan bersama papaya Kalina yang dikembangkan oleh para petani di Magelang juga.

        Pasar induk memang terminal besarnya produk buah, sayur dan apapun. Banyak pasar yang dapat dijangkau oleh pemasok daerah. Ada supermarket, tetapi serapan pasarnya kecil karena kelas konsumen yang belanja disupermarket umumnya konsumen kelas atas yang besarnya kurang dari 10% saja. Bahkan supermarket pun belanjanya dipasar induk. Ada pasar eceran ditepi jalan berupa toko-buah atau sekedar tenda buah, tetapi jumlah jual (omzet)-nya tidak besar juga. 

        Kalau sudah panen jumlah besar, barang harus dikirim ke pasar induk, karena pasar induk adalah pusat distribusi dari sentra konsumen besar. Ujian berat pengembangan buah, sayur atau apapun di daerah medan laganya adalah di pasar induk. Persaingan terjadi antar pemasok dari berbagai daerah, sehingga perlu disiapkan daya saing produk yang prima. Begitu juga PEPAYA BOROBUDUR. Di Jabodetabek, papaya BOROBUDUR akan berhadapan dengan papaya sejenis dari Jawa Barat dan Lampung.

Bagaimana menyikapinya..?

        Para petani papaya di Magelang harus menyiapkan produknya secara kontinyu dengan mutu yang disukai pasar. Harus kontinyu, agar pasar yang sudah terbentuk, tidak sampai lowong. Sebab kalau lowong akan diblongi oleh pemasok lain. Pepaya BOROBUDUR harus diberi merk, untuk ini sudah dilakukan oleh Fadilla Jaya Agro. Harus kompetitif dipasar, terutama tingkat harga. Agar dapat menjual dengan harga lebih murah tetapi petani tetap untung, petani harus menghemat biaya produksi dan menerapkan teknologi yang benar.

        Nah, ayo Magelang berbisnis. Pepaya BOROBUDUR menjadi salah satu produk unggulan buahnya. Tapi ingat, papaya BOROBUDUR sudah banyak dibudidayakan juga oleh petani Boyolali, Banjarnegara, Sukabumi dan Lampung. Hati-hati bersaing dengan petani Boyolali dan Lampung, karena mereka lebih tangguh dikebun sehingga hemat biaya. 

*) Soekam Parwadi, Direktur Paskomnas Indonesia

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar