Pentingnya Prinsip Motivasi untuk Kesuksesan Belajar Siswa di Era Kurikulum Merdeka

Dilihat 4551 kali
Motivasi merupakan suatu keadaan internal ataupun eksternal yang menimbulkan, mengarahkan, dan memperkuat perilaku.

Oleh : P. Budi Winarto, S.Pd*)


SAAT ini sekolah-sekolah di seluruh Indonesia telah memasuki ere merdeka belajar  seiring dengan diimplementasikan kurikulum merdeka.  Untuk meraih kesuksesan belajar siswa di era kurikulum merdeka maka prinsip-prinsip motivasi sangat penting diberikan oleh guru. 

Motivasi menunjuk kepada faktor-faktor yang memperkuat perilaku. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam atau dari luar diri seseorang. Motivasi merupakan suatu keadaan internal ataupun eksternal yang menimbulkan, mengarahkan, dan memperkuat perilaku. Dalam pendidikan di sekolah  motivasi sangat erat hubungannya dengan perilaku peserta didik pada saat proses belajar dimulai (entering behavior). Bila guru membangkitkan motivasi peserta didik, mereka akan memperkuat respon yang telah dipelajari. 

Begitu banyak motivasi yang dapat membangkitkan dan mengarahkan respon-respon yang belum dipelajari peserta didik. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan antara respond an motif. Respon muncul setelah ada perangsang, sedangkan motif muncul sebelum ada perangsang. Oleh karena itu, dalam entering behavior hendaknya hati-hati melakukan tindakan untuk membangkitkan atau memperkuat motivasi belajar, agar guru dapat membantu anak didik mengembangkan motif belajar ekstrensik menjadi intrinsic (De Cecco, 2008: 180).

Motif mengandung tiga unsur, yaitu mendorong terus-menerus, memberikan kekuatan pada suatu perilaku, menyeleksi perilaku yang akan dan tidak akan dilaksanakan; mengatur perilaku yaitu mempertahankan arah perilaku yang sudah dipilih. Di samping itu, dalam setiap motif terkandung dua struktur dasar yaitu penghargaan akan keberhasilan dan ketakutan akan kegagalan. Oleh karena itu dalam setiap perilaku manusia terkandung keinginan mencapai harapan yang menyenangkan dan keinginan menghindari kegagalan yang tidak menyenangkan. Untuk membantu mengembangkan motif berprestasi, pendidik perlu memberikan kesempatan yang terarah kepada peserta didik agar dorongan untuk eksplorasi tidak terhambat pertumbuhannya (Monks; Knoers; Siti Rahayu Haditomo, 2002). Pengembangan kedua jenis dorongan tersebut sangat penting mengingat kedua-duanya merupakan motif fundamental yang menentukan keikutsertaan individu dalam situasi lingkungan (Woowort & Marques, 2007).

Seperti yang telah dikemukakan di atas, salah satu fungsi pendidik adalah memberikan motivasi kepada peserta didik yang diajarnya untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan sebaik mungkin secara efektif dan produktif. Beberapa konsep dan teori-teori psikologi yang ada dapat dijadikan sebagai kerangka acuan dalam mewujudkan berbagai upaya memberikan motivasi. Berdasarkan hal itu, beberapa prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan adalah: (a) prinsip kompetisi, (b) prinsip pemacu, (c) prinsip ganjaran dan hukuman, (d) prinsip kejelasan dan kedekatan tujuan, (e) prinsip pemahaman hasil, (f) prinsip pengembangan minat, (g) prinsip lingkungan yang kondusif, (h) prinsip keteladanan.

Prinsip kompetisi. Yang dimaksud dengan prinsip kompetisi adalah persaingan secara sehat baik inter maupun antarpribadi. Kompetisi interpribadi adalah kompetisi dalam pribadi masing-masing dari tindakan atau unjuk kerja dalam dimensi tempat dan waktu. Kompetisi antar pribadi adalah persaingan antara individu yang satu dengan yang lain. Dengan persaingan secara sehat dapat ditimbulkan motivasi untuk bertindak secara lebih baik. Salah satu bentuk misalnya perlombaan karya tulis atau pemilihan siswa teladan. Kompetisi juga dapat dilakukan antar sekolah untuk mendorong siswa melakukan berbagai unjuk kerja belajar yang baik.

Prinsip pemacu. Dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila ada pemacu tertentu. Pemacu ini dapat berupa informasi, nasihat, amanat, peringatan, atau percontohan. Dalam hal ini motif individu ditimbulkan dan ditingkatkan melalui upaya secara teratur untuk mendorong selalu melakukan berbagai tindakan  dan unjuk kerja yang sebaik mungkin. Hal ini dapat dilakukan melalui konsultasi pribadi, nasihat, bimbingan, pembinaan, atau ceramah keagamaan.

Prinsip ganjaran dan hukuman. Ganjaran yang diterima oleh sesorang dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan tindakan yang menimbulkan ganjaran itu. Setiap unjuk kerja yang baik apabila diberikan ganjaran yang memadai, cenderung akan meningkatkan motivasi. Misalnya pemberian hadiah kepada siswa yang berprestasi dapat medorong mereka untuk lebih berprestasi. Sebaliknya, hukuman yang diberikan dapat menimbulkan motivasi untuk tidak lagi melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman itu. Hal yang harus diingat adalah agar jangan ganjaran dan hukuman itu dapat diterapkan secara proposional dan benar-benar dirasakan oleh yang bersangkutan sebagai pemacu motivasi.

Prinsip kejelasan dan kedekatan tujuan. Makin jelas dan makin dekat suatu tujuan maka akan makin mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Dengan begitu maka setiap siswa memahami tujuan belajarnya secara jelas. Ini dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan suatu tujuan dari tindakan yang diharapkan. Cara lainnya dengan membuat tujuan-tujuan yang masih umum dan jauh menjadi tujuan yang khusus dan lebih dekat.

Prinsip pemahaman hasil. Hasil yang dicapai secara baik oleh siswa akan merupakan balikan dari upaya yang telah dilakukannya. Hal demikian dapat memberikan motivasi untuk melakukan tindakan selanjutnya. Perasaan sukses yang ada pada diri seseorang akan mendorongnya untuk selalu memelihara dan meningkatkan unjuk kerjanya lebih lanjut. Pengetahuan tentang balikan mempunyai kaitan erat dengan tingkat kepuasan yang dicapai. Umpan balik ini akan bermanfaat untuk mengukur derajat hasil belajar yang telah dihasilkan untuk keperluan perbaikan dan peningkatan selanjutnya.

Prinsip pengembangan minat. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya. Dalam hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan jalan menimbulkan atau mengembangkan minat siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Para guru diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian siswa akan memperoleh kepuasan dan unjuk kerja yang baik, selanjutnya dapat menumbuhkan motivasi belajar secara efektif dan produktif.

Prinsip lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif baik lingkngan fisik, sosial, maupun psikologis dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk bekerja dengan baik dan produktif. Untuk itu dapat diciptakan lingkungan fisik yang sebaik mungkin, juga lingkungan sosial-psikologis yang nyaman, seperti hubungan antarpribadi, kehidupan kelompok, kepemimpinan, pengawasan, promosi, bimbingan, kesempatan untuk maju, dan rasa kekeluargaan.

Prinsip keteladanan. Perilaku guru secara langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perilaku siswa, baik yang sifatnya positif maupun negatif. Perilaku guru dapat meningkatkan  motivasi belajar para siswa dan sebaliknya dapat menurunkan motivasi belajar. Karena itu sangat diharapkan agar perilaku guru dapat menjadi sumber keteladanan bagi para siswanya. Melalu contoh-contoh yang dapat diteladani, para siswa dapat lebih meningkatkan motivasi belajarnya dan meningkatkan produktivitas belajar mereka. Semoga.


*)Penulis adalah guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar