Oleh : P. Budi Winarto, S. Pd*)
IMPLEMENTASI kurikulum Merdeka sudah dimulai pada tahun pelajaran 2022-2023 di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Dalam mengimplementasikan krikulum merdeka para guru diberi amanat untuk selalu mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh anak dalam proses belajar mengajar di kelas. Salah satu kecerdasan anak yang harus dikembangkan oleh para guru adalah kecerdasan visual-spasial.
Kecerdasan visual-spasial merupakan salah satu kecerdasan majemuk, yang dikemukakan oleh ahli psikologi ternama, yaitu Howard Gardner. Kecerdasan spasial-visual merupakan kemampuan seseorang dalam memahami, membayangkan, mengingat, ataupun berpikir dalam bentuk visual. Anak yang memiliki kemampuan ini juga mampu menerjemahkan berbagai media visual seperti diagram, peta, infografis, lukisan, dan masih banyak lagi.
Kecerdasan spasial-visual memungkinkan seorang anak untuk memodifikasi citra ruang dan tempat. Kemampuan ini juga memudahkan individu dalam mengingat wajah, lukisan, jalan, dan segalanya yang berkaitan dengan visual. Adapun aspek-aspek yang menjadi kekuatan dari kecerdasan spasial-visual adalah warna, arah, ruang, garis, bentuk, dan objek tiga dimensi lainnya.
Kecerdasan spasial-visual seringkali dipelajari dan diterapkan di luar lingkungan sekolah. Oleh karena itu orang tua berperan penting dalam mendukung dan menciptakan lingkungan kondusif di luar kegiatan sekolah untuk membantu anak dalam mengembangkan kecerdasannya ini secara optimal.
Karakteristik Kecerdasan Spasial-Visual
Seseorang dengan kecerdasan spasial-visual memiliki berbagai karakteristik sebagai berikut:
1. Berpikir dan Mengingat dengan Visual
Sesuai dengan penjelasan di atas, kecerdasan spasial-visual ini berfokus pada kemampuan seseorang berdasarkan pemahaman visual dan ruang. Ketika melihat sekitar, individu akan mudah mengingat spasial dan visual secara detail. Mulai dari bagaimana bentuknya, ukuran, warna, posisi atau jarak, dan lainnya.
Selain itu, informasi yang ditangkap oleh anak dengan kecerdasan ini, akan ditransformasikan dan diterjemahkan ke dalam bentuk visual sesuai imajinasinya sendiri.
2. Menyukai Seni dan Desain Visual
Anak yang memiliki kecerdasan spasial-visual tentu sangat menyukai bidang-bidang, yang berkaitan dengan seni dan desain visual. Misalnya melukis, menari, menyanyi, ilustrasi, desain grafis, animasi, dan lainnya.
Berbagai aktivitas seni visual yang membutuhkan kreativitas, menjadi hal yang sangat digemari oleh orang dengan kecerdasan ini. Tidak heran jika individu yang memiliki kecerdasan spasial-visual akan memilih jalur kariernya di bidang arsitek, desain grafis, ilustrator, desain interior, penyanyi, penari, pelukis, dan lainnya.
3. Mudah Membaca Peta dan Diagram
Karakteristik lainnya yang dimiliki oleh seseorang dengan kecerdasan ini adalah kemampuannya dalam membaca peta dan diagram. Tidak hanya peta dan diagram, melainkan infografis, data-data yang memiliki visual jelas dan akurat.
Kecerdasan spasial-visual memungkinkan individu untuk membaca informasi-informasi mendetail yang terdapat di media. Dalam proses pembelajaran, anak dengan kemampuan ini juga lebih mudah menggunakan globe maupun diagram.
Cara Belajar untuk Kecerdasan Spasial-Visual
Selain karakteristik, seseorang dengan kecerdasan spasial-visual memiliki gaya atau cara belajarnya sendiri seperti berikut ini:
Menurut Lazear (1998), beberapa aktivitas yang perlu dilakukan oleh orang tua dan guru untuk meningkatkankan kecerdasan spasial-visual sehingga mampu mengembangkan kecerdasan spasial - visual anak antara lain sebagai berikut.
Itulah penjelasan detail mengenai kecerdasan spasial-visual. Pada dasarnya, anak yang memiliki jenis kecerdasan ini mengandalkan visual dan ruang dalam menangkap informasi secara mudah. Seseorang dengan kecerdasan spasial-visual juga mampu membaca dan menerjemahkan segala sesuatu yang berkaitan dengan visual. Semoga.
*)Penulis adalah Guru Bahasa Indonesia SMP Pendowo Ngablak, Kabupaten Magelang.
0 Komentar