Siapa yang nggak kenal Rachel Vennya, selebgram sukses dengan relationship goalsnya, yang beberapa pekan belakangan ini sedang heboh dengan kasus yang menderanya, terkait Covid-19. Lalu, siapa yang tak kenal dengan Okin terkait gaya fashionable-nya yang selalu menggunakan barang-barang branded?
Siapa juga yang nggak kenal Arief Muhammad yang dulu kita kenal dengan akun @poconggg di Twitter dengan hobby travelling-nya yang diunggah di Youtube? Apalagi Keenan Pearce yang menjadi salah satu orang berpengaruh versi Influence Asia 2017 karena dinilai opininya dapat membuat dunia menjadi lebih baik.
Para Influencers yang saya sebutkan di atas pasti sudah tidak asing di telinga anda yang mengikuti media sosial beserta hiruk pikuk dan hingar bingarnya.
Paul Lazarfield (1940) ketika melakukan penelitian pengaruh media massa (radio) terhadap keputusan memilih presiden menemukan bahwa seseorang tidak langsung menerima dan percaya apa yang disampaikan media massa, tetapi mereka menerima dan mempercayai informasi tersebut ketika disampaikan oleh orang yang mereka percayai atau mereka rasa memiliki integritas di bidangnya. Orang-orang itulah yang kemudian dikenal sebagai key opinion leader.
Since social media has been our important thing, semenjak media menjadi sesuatu yang teramat penting bagi kita dalam hidup, dan menciptakan berbagai tantangan baru serta memberikan berbagai informasi dan sudut pandang baru, para influencers ini lebih banyak menggunakan media sosial dalam keseharian aktivitas mereka.
Media telah semakin dipercaya oleh semua orang dan membuat mereka terhubung secara lebih personal dengan orang lain dan mampu menjangkau all over the world without any boundaries. Everyone is connected each other realtime without any distance, dan membuat para influencers langsung terkoneksi dengan pengikutnya.
Berdasarkan survei mandiri di atas terbukti bahwa para influencers mempunyai peran penting dan cukup mempengaruhi, terutama bagi para remaja yang setiap hari selalu mengakses media sosial. Namun, sayangnya masih banyak influencer yang secara tidak sadar menyebarkan pengaruh westernisasi atau kebarat-baratan, Korean style, berkat gaya hidup mereka yang kebanyakan merupakan tergolong dan termasuk âkelas atasâ.
Pasti sering banget kita saksikan pengguna media sosial terutama remaja yang mengunggah foto menggunakan pakaian-pakaian seksi, cenderung konsumtif dan konsumeristik, belanja barang-barang bermerek dari luar negeri, expose foto-foto atau video bersama pacar yang cenderung vulgar, jalan-jalan ke kafe atau restoran mahal hanya demi feeds Instagram agar mengangkat eksistensi mereka di media sosial tanpa adanya makna positif.
Sebagai generasi penerus bangsa kita nggak boleh mentah-mentah terima apa yang ada di media sosial, believe it or not, nggak akan ada habisnya! Percaya deh. Sebaliknya, upaya membangun konsep keIndonesiaan yang khas dan juga tetap kekinian tetap perlu kita wujudkan. Ini yang perlu kita lakukan.
Melihat dari atau dengan sudut pandang lain
Cari sesuatu yang baru, nggak semua budaya barat bisa selalu kita telan mentah-mentah. Be unique with your own way dengan tidak melupakan identitas anak bangsa. Kemas sebuah tren dengan sesuatu yang unik dan menyebarkan positive vibes.
Bergaul dan bergabung dengan teman-teman yang positif
Percaya deh punya temen-temen yang positif akan dapat bikin hidup kamu positif juga. Karena lingkungan itu mempengaruhi banget loh gaess, karena kita kan lebih sering ngabisin waktu sama teman, kalau teman-teman kamu hobinya ngikutin gaya-gaya influencer yang idenya aneh-aneh, hati-hati cepat atau lambat bisa terpengaruh sama kehidupan kita juga!
Berhentilah untuk tidak sekuat tenaga ingin membuat dirimu terkenal
Berhenti unggah foto atau video demi menunjang eksistensi. Menjadi sukses tak selalu harus terkenal! Masih banyak cara lain. Emang sih, influencer-influencer ini menghasilkan uang karena media sosial mereka, tapi percaya deh, tanpa mikirin gimana caranya eksis di media sosial dan fokus sama goals kamu, pasti bakal eksis dengan sendirinya!
Banyakin kegiatan positif di luar media sosial dan hiruk pikuknya
Balik lagi ke poin 3, nggak harus semua dilakukan di media sosial. Masih banyak kegiatan positif lainnya yang bisa dilakukan di kehidupan nyata. Seperti mengikuti kegiatan positif di sekolah atau kampus, bermain musik, dan lain-lain. Let the world looking for you itself!
Ikuti role model yang baik dan dapat diteladani
Selektiflah sejak saat ini, ya sejak sekarang! Ikuti influencers yang ada di media sosial yang bisa menyebarkan positive vibes dan membuat kamu lebih baik. Banyak kok influencers yang positif dan mencerahkan dengan konten dan juga materi bagus yakni, beberapa seperti @Najwashihab, @Agunghafsah, @GusMus, atau bahkan ngaji milenial ala @Gusbaha dan @Gusnadirsyahhosein dan masih banyak lagi tokoh lain yang bisa kita ikuti dan baik ke depannya untuk kita! Dan mulailah jadi generasi muda yang bermakna!
Eits, last but not least, bisa juga lho buka dan ikuti ig: @alif_lukmanul_hakim, twitter @alif_story, atau channel youtube: alif lukmanul hakim, M. Phil pokoknya gak akan nyesel dech. Mari menjadi cerdas bermedia sosial dan bermedia digital.
(Oleh: Alif Lukmanul Hakim, S. Fil., M. Phil, Dosen MKWU UII)
0 Komentar