Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Menarik Dengan Metode Diferensiasi

Dilihat 13808 kali
Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin (Ki Hadjar Dewantara)

Oleh : P. Budi Winarto, S.Pd*)


GURU itu Seperti Seorang Pengukir. Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik. Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin (Ki Hadjar Dewantara)

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu upaya mewujudkan Merdeka Belajar dengan pembelajaran berdiferensiasi yang sangat berkaitan erat dengan filosofis pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara. Salah satu filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem “among” yang memiliki arti bahwa guru harus dapat menuntun siswa untuk berkembang sesuai dengan kodratnya atau sesuai bakat dan minatnya. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu nilai dan peran guru dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada siswa, dimana pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi siswa. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang menyediaan kebutuhan belajar siswa yang beragam. Guru tidak bisa memberikan perlakuan yang sama pada siswa. Guru harus bisa memfasilitasi sesuai kebutuhan siswa yang mempunyai ragam karakteristik yang berbeda-beda.

Metode Pembelajaran diferensiasi merupakan pembelajaran yang memperhatikan tiga aspek kebutuhan belajar murid yakni kesiapan belajar, minat serta profil belajar. Kesiapan belajar terkait dengan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh murid. Minat merupakan keinginan atau hasrat yang ada dalam diri, sedangkan profil belajar menyangkut segala hal yang memungkinkan murid bekerja dengan cara yang disukai. Profil belajar dipengaruhi bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, gaya belajar, dan kekhususan lainnya.

Pembelajaran berdiferensiasi dimulai dengan proses mengidentifikasi kebutuhan belajar murid. Secara teknis kebutuhan belajar murid dapat diungkap melalui angket, wawancara langsung, maupun melalui informasi yang didapat dari guru lain yang mengajar pada tahun sebelumnya. Setelah proses identifikasi kebutuhan belajar, tahap berikutnya adalah perancangan dan implementasi pembelajaran berdiferensiasi dalam proses pembelajaran di kelas. Ada tiga model yang dapat dilakukan untuk menerapkan pembelajaran diferensiasi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.

Diferensiasi konten artinya menyesuaikan materi apa yang akan diajarkan dengan respon murid terhadap kesiapan, minat dan profil belajar. Untuk capaian kompetensi dasar yang sama, pembelajaran bisa dimulai dengan hal yang berbeda untuk setiap murid. Ada murid yang hanya bisa berpikir sederhana, dan ada yang sudah bisa berpikir kompleks. Ada murid yang bisa berpikir abstrak namun tak jarang murid yang membutuhkan contoh konkret. Oleh karena itu, dalam pembelajaran diferensiasi seorang guru dituntut untuk memiliki cara yang beragama untuk memulai pelajaran sehingga suasana belajar bisa kondusif dan murid siap untuk belajar dengan perasaan senang.

Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan berbagai cara selama proses pembelajaran berlangsung. Intinya semua proses yang terjadi harus memfasilitasi serta membuat murid merdeka belajar. Contoh yang dapat dilakukan adalah melakukan kegiatan berjenjang. Misalnya untuk capaian yang sama dapat dilakukan dengan tahapan proses yang berbeda tergantung kemampuan murid. Demikian juga dengan variasi dalam waktu pengerjaan, pengelompokan yang fleksibel, serta pengembangan kegiatan yang bervariasi lainnya. Contoh dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, untuk mempelajari teks prosedur kelas  VII SMP dapat mempelajari dengan berbagai cara yang semuanya difasilitasi oleh guru. Murid yang suka musik belajar melalui lagu tentang teks prosedur, murid yang suka membaca dan mengamati gambar dapat disuguhkan sebuah artikel yang menarik, sementara murid yang lebih suka bergerak dan mengerjakan sesuatu bisa dipandu oleh guru dengan cara membuat model prosedur memasak nasi goring special dengan menggunakan plastisin.

Diferensiasi produk menyangkut dua hal yakni berupa tantangan dan pilihan dalam membuat tugas. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa Indoensia kelas VIII pada materi tentang iklan, poster, dan slogan,  murid diminta untuk membuat iklan layanan masyarakat yang berisi imbuan kepada masyarakat untuk menjalankan gaya hidup yang sehat. Murid-murid dapat diberi pilihan misalnya membuat gambar atau poster, tulisan atau artikel, maupun membuat video atau vlog kampanye/ajakan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam menerapkan diferensiasi produk yaitu guru harus menyampaikan ekspektasinya kepada murid tentang tugas yang diberikan baik menyangkut konten mauapun kualitas tugas. Guru juga harus memberi contoh cara membuatnya.

Pembelajaran diferensiasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran diferensiasi memiliki ciri di antaranya setiap orang harus merasa disambut, dihargai, merasa aman, serta mendapatkan keadilan yang nyata. Setiap orang juga memiliki harapan untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan. Dengan pembelajaran diferensiasi guru dan murid berkolaborasi untuk mencapai kesuksesan. 

Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi mata pelajaran Bahasa Indonesia antara lain, lingkungan belajar yang membuat siswa ingin belajar, kurikulum dengan tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar siswa, dan manajemen kelas efektif.

Perlu pemikiran yang matang dan bijak untuk mengambil tindakan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi mata pelajaran Bahasa Indoensia. Hal ini tidak berarti dalam pembelajaran berdiferensiasi memberikan perlakuan dan tindakan berbeda tiap siswa, ataupun pembelajaran yang membedakan antara siswa yang pintar dengan yang kurang pintar.

Harusnya, penerapan pembelajaran berdiferensiasi mata pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan oleh guru dengan menggunakan beragam cara dalam proses pembelajaran . Supaya siswa dapat lebih mudah mengeksploitasi isi kurikulum sesuai tahapan kemampuan siswa.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi mata pelajaran Bahasa Indonesia, beragam kegiatan pembelajaran harus memiliki maksud ataupun tujuan dan masuk akal untuk dilakukan oleh siswa. Supaya siswa dapat mengerti dan memiliki informasi mengapa siswa harus melakukan kegiatan tersebut. Serta, guru bisa memberikan beragam pilihan di mana siswa dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari. Bila pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia  dilaksanakan dengan menggunakan metode deferensiasi maka harapannya pembelajaran Bahasa Indonesia dapat semakin menarik dan bermakna bagi peserta didik. Semoga.


*)Penulis adalah guru SMP Pendowo Ngabalak Kabupaten Magelang.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar