Pemanfaatan Mind Mapping Untuk Pembelajaran yang Kreatif dan Produktif

Dilihat 5006 kali

Oleh : P. Budi Winarto, S.Pd*)


UNTUK dapat membentuk watak kreatif dan produktif pada diri anak di era merdeka belajar, pembelajaran di sekolah perlu melatih anak  untuk menemukan masalah. Di dalam proses penemuan masalah anak dapat melakukan eksplorasi fakta, mengidentifikasi pola-pola atau hubungan antara situasi yang tidak terkait secara jelas, serta dapat menggunakan pertimbangan yang kreatif, konseptual atau induktif. Selanjutnya, anak hendaknya dilatih mencari solusi kreatif dan mewujudkannya dalam sebuah karya produktif. Jadi belajar membuat anak berlatih menjadi produsen.

Salah satu solusi untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan produktif bagi anak adalah di era merdeka belajar adalah dengan menggunakan proses berpikir mind mapping atau biasa disebut dengan peta pikiran. Sistem berpikir ini dilakukan secara teratur, sebenarnya sudah dimulai dikembangkan para ahli Yunani. Sistem ingatan yang dikembangkan oleh orang-orang Yunani  yang memungkinkan mereka untuk mengingat kembali ratusan dan ribuan fakta dengan sempurna. Sistem ingatan dari Yunani ini berdasarkan imajinasi dan asosiasi. Berdasarkan kekuatan imajinasi dan asosiasi ini, Toni Buzan menemukan suatu alat berpikir yang berdasarkan cara kerja alamiah otak, alat yang sederhana, yang benar-benar mencerminkan kreativitas dan kecemerlangan alamiah dalam proses berpikir.

Mind mapping atau peta pikiran adalah metode mempelajari konsep. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang sejajar rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.

Dari fakta tersebut, dapat disimpulkan apabila kita juga menyimpan informasi seperti cara kerja otak, akan semakin baik informasi tersimpan dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita semakin mudah.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan cara kerja peta pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai itik sentral atau tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Itu berarti setiap kali kita mempelajari sesuatu hal, fokus kita diarahkan pada apakah tema utamanya, poin-poin penting dari tema yang utama sedang kita pelajari, pengembangan dari setiap poin penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini maka kita bisa mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan area mana saja yang masih belum dikuasai dengan baik.

Berdasarkan hal penting dalam membuat peta pikiran yaitu sebagai berikut.

  • Pastikan tema utama terletak di tengah-tengah.  Contohnya, apabila kita sedang mempelajari pelajaran  sejarah kemerdekaan Indonesia, tema utamanya adalah Sejarah Indonesia.
  • Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama. Dari tema utama sejarah Indonesia, tema-tema turunan dapat terdiri atas: periode, wilayah, bentuk perjuangan, dan sebagainya.
  • Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna, atau symbol. Dari setiap tema turunan pertama akan muncul lagi tema turunan kedua, ketiga dan seterusnya. Langkah berikutnya adalah mencari hubungan yang ada antara setiap tema turunan. Gunakan garis, warna, panah atau cabang dan bentuk-bentuk symbol lain untuk menggambarkan hubungan di antara tema-tema turunan tersebut. Pola-pola hubungan ini akan membantu kita memahami topic yang sedang kita baca. Selain itu peta pikiran yang telah dimodifikasi dengan symbol dan lambang yang sesuai dengan selera kita, akan jauh lebih bermakna dan menarik dibandingkan peta pikiran yang miskin warna.
  • Gunakan huruf besar. Huruf besar akan mendorong kita untuk hanya menuliskan poin-poin penting saja di peta pikiran. Selain itu, membaca suatu kalimat dalam gambar akan jauh lebih mudah apabila dalam huruf besar dibandingkan huruf kecil. Penggunaan huruf kecil  bisa diterapkan pada poin-poin yang sifatnya menjelaskan poin kunci.
  • Buat peta pikiran di kertas polos dan hilangkan prose edit. Ide dari peta pikiran adalah agar kita berpikir kreatif. Karenanya gunakan kertas polos dan jangan mudah tergoda untuk memodifikasi peta pikiran pada tahap-tahap awal. Karena apabila kita terlau dini melakukan modifikasi pada peta pikiran, sering kali fokus kita akan berubah sehingga menghambat penyerapan pemahaman tema yang sedang kita pelajari.
  • Sisakan ruangan untuk penambahan tema. Peta pikiran yang bermanfaat biasanya adalah yang telah dilakukan penambahan tema dan modifikasi berulang kali selama beberapa waktu. Setelah menggambar peta pikiran versi pertama, biasanya kita akan menambahkan informasi, menulis pertanyaan atau menandai poin-poin penting.

Peta pikiran merupakan salah satu cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, yang memrupakan cara mencatat yang kreatif dan efektif. Peta pikiran merupakan alat yang membantu otak berpikir secara teratur. Semua peta pikiran mempunyai kesamaan. Semuanya menggunakan warna. Semuanya meiliki strukur alami yang memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, symbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Secara harafiah peta pikiran akan memetakan pikiran-pikiran.

Untuk mengajak anak membuat pta pikiran, diperlukan bebarapa hal, yaitu kertas kosong tidak bergaris, pena atau spidol warna, otak dan imajinasi. Tujuh langkah dalam membuat peta pikiran:

  1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan  mendasar.
  2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena gambar melambangkan topik utama
  3. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar, sehingga peta pikiran menjadi hidup.
  4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya.
  5. Buatlah garis hubung yang melengkung
  6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap cabang atau garis
  7. Gunakan gambar, karena setiap gambar bermakna seribu kata.

Kegiatan membuat peta pikiran dapat dimulai dengan pertanyaan, misalnya tema binatang, kalau kamu mendengar kata binatang apa yang terlintas dipikiranmu? Biarlah anak-anak menggambar atau menuliskan apa yang menjadi imajinasinya. Tidak ada jawaban atau pendapat anak yang salah, karena semua pendapat adalah benar. Ini akan terlihat dari cabang yang akan mereka buat yang memperinci pendapat sebelumnya.

Bahasa gambar adalah cara penyampaian informasi dengan menggunakan gambar. Bahasa gambar digunakan pada peta pikiran karena otak memiliki kemampuan alami untuk pengenalan visual, bahkan sebenarnya pengenalan yang sempurna. Inilah sebabnya anak akan lebih mengingat informasi jika menggunakan gambar untuk menyajikannya. Peta pikiran menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, peta pikiran lebih merangsang secara visual dari pada metode pencatatan tradisional, yang cenderung linier dan satu warna. Semoga.


*)Penulis adalah guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar