Merajut Persatuan Melalui Sumpah Pemuda

Dilihat 6100 kali
Merajut persatuan bangsa dapat diawali dari pembiasaan rutin di sekolah seperti upacara bendera yang sekaligus dapat menguatkan pendidikan karakter peserta didik dan semua warga sekolah.

BULAN Oktober merupakan bulan yang memiliki kandungan momentum historis tersendiri bagi bangsa Indonesia. Sebagaimana diketahui bersama, pada bulan Oktober tepatnya  tanggal 28 Oktober 1928, pemuda-pemuda Indonesia berhasil mengikrarkan sumpah fenomenal, yaitu Sumpah Pemuda, yang berbunyi, Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Indonesia.

Apa yang dilakukan pemuda-pemuda waktu itu merupakan tonggak sejarah  penting guna menegaskan kesatuan Indonesia yang sangat berbineka tersebut. Gaung sumpah pemuda itu telah melampaui ruang dan waktu. Pernyataan tegas pemuda-pemudi Indonesa yang hidup di tengah-tengah penguasa kolonialis dan imperialis pada waktu itu memberikan inspirasi dan energi yang tidak habis-habisnya bagi nafas perjuangan di era berikutnya yang mengidam-idamkan terwujudnya negara dan bangsa Indonesia bebas dari penindasan kolonialisme dan imperialisme Barat (Andreas A Yewangoe, 2021).

Peristiwa Sumpah Pemuda tersebut juga  sangat bermakna dan tetap aktual sampai saat ini, yaitu keyakinan akan  potensi dan peran pemuda dalam memelopori perubahan dan kemajuan bangsa.Di tangan pemuda,masa depan bangsa ini akan ditentukan keberlangsungannya.

Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tahunnya seharusnya bisa  menjadi tonggak baru para pemuda dalam kerangka memantapkan dan mengonsolidasikan langkah-langkah terbaik dan nyata dalam membumikan nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme. Peringatan hari Sumpah Pemuda tahun ini, mengingatkan dan menjadi refleksi kita akan sejarah kesadaran anak-anak bangsa pada 94 tahun silam.

Menegaskan Komitmen

Pada tahun ini, hari Sumpah Pemuda ke-94 mengambil tema Bersatu Bangun Bangsa. Tema tersebut memberi pesan yang sangat mendalam,  bahwa bersatu merupakan harga mati yang harus dikuatkan untuk membangun ketangguhan. Dengan ketangguhan dan persatuan akan menjadi suatu kekuatan dasyat untuk melakukan pembangunan peradaban unggul sebagai eksistensi bangsa Indonesia. Tema ini menjadi manifestasi nilai agung Sumpah Pemuda dalam konteks kekinian dan masa yang akan datang.   

Kalau pemuda generasi terdahulu, dengan segala keterbatasan sarana komunikasi,  mampu keluar dari jebakan sikap-sikap primordial suku, agama, ras dan kultur, menuju persatuan dan kesatuan bangsa, maka tugas pemuda saat ini harus sanggup membuka pandangan ke luar batas-batas tembok kekinian dunia, memiliki karakter, kapasitas, kemampuan inovasi, kreativitas yang tinggi, mandiri, inspiratif serta mampu bertahan dan unggul dalam menghadapi persaingan global.

Untuk itu, momentum Hari Sumpah Pemuda tahun ini, kiranya harus mampu menjadi perekat persatuan sebagai bangsa untuk bersama-sama bangkit melawan pandemi, serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kokoh melalui kewirausahaan pemuda.

Persatuan bangsa Indonesia sejak 94 tahun yang lalu adalah bukti bersatunya pemuda Indonesia. Tanpa persatuan pemuda, kemerdekan bangsa Indonesia tidak mungkin dakan dapat terwujud.

Tidak bisa dipungkiri, sekarang ini berbagai fasilitas sudah dapat dengan mudah mempersatukan pemuda. Berbagai perangkat digital sebagai media komunikasi yang tanpa batas, koneksi transportasi dari sabang sampai merauke, dan fasilitas lain yang mengindikasikan hilangnya sekat-sekat jarak antar anak bangsa.

Tentunya para pemuda harus mampu dengan bijak menggunakan media digital ini, baik dalam hal memilih dan memilah media untuk tujuan positif. Diharapkan tujuan utamanya adalah untuk dapat merajut persatuan dan kesatuan demi kokohnya tonggak nasionalisme. Dengan mengoptimalkan media sosial atau digital dengan bijak para pemuda dapat memfilter berbagai ujaran kebencian yang akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Faktor Utama

Peran pemuda pada prinsipnya adalah sebagai sebagai agent of change atau agen perubahan. Implikasinya, bahwa pemuda memiliki peranan untuk menjadi faktor utama dari kemajuan bangsa itu sendiri, baik buruknya suatu negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris kekayaan bangsanya. Generasi muda harus mempunyai integritas dalam membangun bangsa dan negaranya, bermoral, nasionalis, berdaya saing, berilmu dan mampu beradaptasi dalam teknologi untuk bersaing secara global.

Fakta yang tak terbantahkan, pemuda Indonesia selalu menjadi pelopor agen perubahan sejak 94 tahun lalu. Mulai dari periode organisasi Pergerakan Nasional sampai reformasi. Mereka selalu menunjukkan kiprahnya untuk berkontribusi bagi banga Indonesia. Tujuannya tak lain adalah agar bangsa Indonesia memiliki integritas dan jati diri.

Persatuan yang dirintis oleh para pemuda juga ditumbuhkan dengan mengupayakan keterpaduan, dengan jalan menumbuhkan afeksi publik lewat pe­ngibaran bendera dan lagukebangsaan yang sama. Lagu Indonesia Raya yang semula disepelekan pemerintahan kolonial sebagai lagu keroncong yang tak menggugah, terus-menerus dinyanyikan di berbagai kesempatan sehingga lambat laun menjadi pembangkit emosi kebangsaan yang sama.

Di tengah situasi negara dalam coban berat akibat Covid-19 ini, kiranya pemikiran-pemikiran kaum muda untuk negara sangat dibutuhkan ide kreatifnya. Harapan itu akan dapat terwujud dengan dengan tekad satu yakni bersatu, bangkit dan tumbuh menghadapi tantangan-tantangan bangsa ini ke depan.

Peristiwa Sumpah Pemuda 94 tahun silam mengajarkan nilai‑nilai persatuan bangsa. Sumpah Pemuda membuktikan bahwa perbedaan bangsa Indonesia dapat disatukan sebagai Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda‑beda tapi tetap satu. Oleh karena itu, Sumpah Pemuda bisa dijadikan sebagai inspirasi dan kesadaran bagi generasi muda Indonesia sekarang untuk senantiasa bersatu dalam membangun bangsa dan membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Kesadaran untuk selalu mencintai bangsa ini sebagai rumah bersama dalam bingkai satu bangsa, tanah air, serta bahasa satu Indonesia.

Selamat Hari Sumpah Pemuda Tahun 2022.

Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd.

Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar