Menyikapi Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Dan New Normal

Dilihat 119488 kali

Oleh : Nurjani, S.Pd, M.Pd


Proses pembelajaran di sekolah merupakan   upaya peningkatan pengetahuan dan skill.2 Sebagian besar  siswa menganggap  sekolah adalah kegiatan yang  menyenangkan, mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Sekolah dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kesadaran kelas sosial siswa. Sekolah secara keseluruhan adalah media interaksi antar siswa dan guru untuk meningkatkan kemampuan integensi, skill dan rasa kasih sayang diantara mereka. Tetapi sekarang kegiatan yang bernama sekolah berhenti dengan tiba-tiba karena gangguan Covid-19. Sekolah memberikan solusi dengan pembelajaran daring.


Pembelajaran daring


Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet. Daring adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan internet.


Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial.Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia.Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online.


Permasalahan Pembelajaran Daring


Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa. Kondisi guru di Indonesia pada umumnya dan di Kabupaten Magelang pada khususnya tidak seluruhnya paham penggunaan teknologi, terutama guru guru yang menjelang pensiun. Begitu juga dengan siswa, terutama yang dipelosok desa kurang menguasai teknologi untuk pembelajaran. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai. Perangkat pendukung teknologi  mahal. 


Kesejahteraan guru (terutama GTT) maupun murid yang membatasi mereka dari serba terbatas dalam menikmati sarana dan prasarana teknologi informasi yang sangat diperlukan dengan musibah Covid-19 ini. Banyak hand phone hanya dimiliki orang tua, sehingga siswa hanya bisa mengerjakan tugas kalau orang tuanya sudah pulang kerja. Bilamana pembelajaran dan pengerjaan tugas dibatasi waktu otomatis tidak bisa mengikuti pembelajaran. 


Tidak jarang juga siswa tidak bisa mengerjakan tugas karena tidak mampu membeli kuota paket data. Akses Internet yang terbatas. Tidak semua lembaga pendidikan baik sekolah dasar maupun sekolah menengah dapat menikmati internet dengan baik. Apalagi dipelosok pedesaan yang terkadang sinyal internet tidak ada.


Kurang siapnya penyediaan Anggaran. Aspek kesejahteraan guru (terutama GTT) dan murid masih jauh dari harapan. Ketika mereka menggunakan kuota internet untuk memenuhi kebutuhan media daring, akan terasa sangat berat.Keuangan negara belum mampu memenuhi secara keseluruhan.


Menyikapi pembelajaran pada masa pandemi dan new normal


Pemerintah.Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dan fundamental. Pemerintah sebagai penyandang dana utama Pendidikan  melalui APBN. Dalam Inpres No. 4 Tahun 2020 dinyatakan diperlukan Langkah langkah cepat, tepat, focus, terpadu, dan sinergi antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan refokusing kegiatan, realokasi anggaran serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan COVID 19, termasuk didalamnya di bidang Pendidikan.


Sekolah. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus bersiaga memfasilitasi perubahan apapun menyangkut pendidikan siswanya. Pendidikan tingkah laku harus menjadi pijakan kuat ditengah perkembangan teknologi dan arus percepatan informasi. Program-program pendidikan yang dilakukan sekolah harus benar-benar disampaikan kepada murid, terlebih dengan media daring tetap saja pihak sekolah harus benar-benar memperhatikan etika sebagai lembaga pendidikan. Penekanan belajar dirumah kepada murid harus benar-benar mendapat kawalan agar guru-guru yang mengajar melalui media daring tetap halus dan cerdas dalam menyampaikan pelajaran-pelajaran yang wajib dipahami oleh murid.


Sekolah yang memiliki dana cukup bisa juga dengan memfasilitasi siswa dengan membelikan paket data untuk mendukung pembelajaran daring. Dalam kondisi yang sangat terpaksa sekolah juga bisa membuat kebijakan dengan penugasan maupun tes secara luring, namun tetap memperhatian protokol Kesehatan.


Kemendikbud telah mengeluarkan protocol Kesehatan di sekolah untuk panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021. Diantaranya wajib menggunakan masker (Setiap sekolah yang sudah membuka proses pembelajaran di sekolah wajib mempersiapkan sarana cuci tangan dengan air mengalir atau cairan pembersih tangan serta desinfektan), cek suhu(  Setiap orang yang memasuki sekolah dicek suhunya dengan menggunakan thermogun),Waktu Kegiatan Belajar Mengajar  masa transisi:(SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs, paling cepat Juli 2020. SD, MI, dan SLB, paling cepat September 2020  ) masa new normal.(SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs, paling cepat September 2020. SD, MI, dan SLB, paling cepat November 2020).Pendidikan dasar dan menengah haruslah jaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal 18 peserta didik per kelas (standar 28-36 peserta didik per kelas). Pada masa new normal kantin boleh beroperasi dengan tetap menjaga protokol kesehatan di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler diiperbolehkan, kecuali kegiatan dengan adanya penggunaan alat/fasilitas yang harus dipegang oleh banyak orang secara bergantian dalam waktu yang singkat dan/atau tidak memungkinkan penerapan jaga jarak minimal 1,5 meter, misalnya: basket dan voli.Kegiatan di luar KBM diperbolihkan dengan tetap menjaga protocol kesehatan.


Guru. 


Guru memegang peran penting untuk mensukseskan pembelajaran daring. Seorang guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi terutama dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan penggunaan teknologi bisa dilakukan dengan belajar secara on line maupun melalui diklat. Untuk Kabupaten Magelang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang telah mengadakan kegiatan Diklat daring Office 365 secara serentak pada tanggal 29 Juni sampai dengan 2 Juli 2020.


Disamping itu Langkah pembelajaran daring harus seefektif mungkin. Guru bukan membebani murid dalam tugas-tugas yang dihantarkan dalam belajar di rumah. Guru bukan hanya memposisikan sebagai pentransfer ilmu, tetapi tetap saja mengutamakan ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.


Orang Tua, Peran orang tua dalam pembelajaran daring juga sangat penting. Orang tua bisa mendukung kegiatan daring dengan mendampingi siswa belajar, berbagi hand phone, memastikan kelancaran jaringan internet. Tidak kalah pentingnya juga memberikan motivasi kepada anak agar terus mau mengikuti pembelajaran. Orang tua  harus membuka cakrawala dan tanggungjwab orang tua bahwa pendidikan anaknya harus dikembalikan pada upaya orang tua dalam mendidikan mental, sikap dan pengetahuan anak-anaknya.


Kerjasaman antara orang tua, guru dan siswa juga sangat penting.. Dalam situasi sekarang ini kondisi belajar membutuhkan adanya kerja sama kolaborasi antara guru, orang tua dan siswa.  Proses belajar sekarang adalah kombinasi antara guru, murid dan orang tua. Orang tua pertama kalinya mengalami anak melaksanakan proses belajar di rumah karena adanya wabah. Hal ini membuat orangtua semakin sadar betapa sulitnya mendidik anak. Demikian juga di sisi guru juga semakin menyadari pentingnya peran orang tua dalam pendidikan. Dengan kesadaran pentingnya kolaborasi guru, orang tua dan siswa maka akan menciptakan kerja sama yang baik untuk mencapai kesuksesan dalam pendidikan. Kerja sama, saling melengkapi dan memberikan kontribusi sesuai dengan kapasitas, batasan dan ranah masing-masing.


Nurjani,S.Pd, M.Pd Guru SMP N 2 Secang.

Penulis buku di LP2IP Jogjakarta

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar