Mengoptimalkan Potensi Desa Wisata

Dilihat 2024 kali
Foto: travel.wego.com

Pandemi Covid-19 berpengaruh besar pada pariwisata di tanah air. Pasca pandemi nanti wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi jumlahnya akan mengalami reduksi dari sisi kuantitasnya. Karena itu, ke depan tren pariwisata Indonesia akan mengedepankan konsep pariwisata yang sesuai dengan minat wisatawan.


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, fenomena ini harus dimanfaatkan melalui upaya-upaya pengembangan desa wisata yang menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan (https://surabaya.liputan 6.com).


Pada dasarnya implikasi desa wisata merupakan kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang dalam aktivitas sosialnya berupaya untuk meningkatkan pemahaman kepariwisataan, mewadahi peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan di wilayahnya, meningkatkan nilai kepariwisataan serta memberdayakannya bagi kesejahteraan masyarakat, keikutsertaan dalam menyukseskan pembangunan kepariwisataan.


Daya pikat 


Eksistensi   desa wisata saat ini  apabila dikemas secara menarik dapat memiliki daya pikat yang luar biasa. Konsep desa wisata yang menawarkan  pembelajaran berbasis agro dan budaya jika dielaborasikan secara holistik  di berbagai daerah akan dapat menarik animo anak-anak muda untuk kembali mencintai pertanian berbasis budaya dan kearifan lokal.


Di Kabupaten Magelang potensi desa wisata menjadi aspek yang sangat signifikan untuk pengembangan pariwisata. Sebagai contoh Desa Wisata Banyubiru Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Banyubiru memiliki lima kesenian, 56 home industry dan Bukit Gununggono dengan latar belakang Gunung Merapi dan Merbabu.


Kampung Dolanan Nusantara berada di Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Borobudur, Magelang adalah tempat wisata yang menawarkan paket edukasi melalui permainan tradisional. Berbagai macam permainan tahun 1990-an, ditawarkan sebagai metode pembelajaran. Permainan lama yang populer dihidupkan lagi, di antaranya gobak sodor, dakon, benthik, terompah panjang, egrang, dan gangsingan.


Desa  wisata ini sengaja menawarkan permainan tersebut agar pelancong atau peserta didik sejenak meninggalkan gawai (gadget) dari aktivitas sehari-hari. Permainan tradisional akan meningkatkan interaksi dengan orang-orang lainnya. Kampung Dolanan Nusantara juga menyediakan aneka suvenir mainan anak-anak.


Desa wisata Ngawen Kecamatan Muntilan menyediakan fasilitas  potensi alam yaitu Sungai Blongkeng untuk river tubing dan Jurug Sendang Manis.  Potensi non alam berupa sosial budaya yaitu Candi Ngawen, dokar, pertanian, macam-macam kesenian tradisonal seperi jathilan, campur, dan kubrosiswo, macam-macam usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).


Fondasi desa wisata


Prinsip utama yang dielaborasikan sebagai fondasi desa wisata adalah menjaga  nilai-nilai luhur, baik tradisi maupun kebudayaan serta aktivitas masyarakat sehari-hari yang melekat dan sudah menjadi karakter harus tetap terlindungi walaupun tujuan akhirnya tentu adalah kesejahteraan bagi masyarakat desa.


Dalam menjalankan desa wisata, preparasi  sumber daya manusia (SDM) adalah  sangat vital dan prinsip yang merupakan skala prioritas. Penampilan fisik visual  desa sebagai daya tarik layaknya etalase menjadi perhatian utama yang sangat penting. Penataan   kawasan desa  yang tertata rapi sesuai dengan alam dan budaya sekitar akan dapat  menjadi salah satu daya tarik dari suatu objek wisata.


Untuk dapat mengoptimalkan desa wisata di Indonesia seyogyanya perlu dikemas dengan metode storytelling. Metode ini merupakan sebuah seni yang menggambarkan peristiwa yang sebenarnya maupun berupa fiksi dan dapat disampaikan menggunakan gambar ataupun suara. 


Keuntungan dalam mengaplikasikan metode ini yaitu membantu mengenalkan pada proses dan tujuan maupun target yang akan dicapai serta penguatan tim kerja dalam membangun desa wisata. Dengan demikian penyiapan sumber daya manusia menjadi parameter utama yang tidak bisa dihindari, sehingga siap melaksanakan pelayanan  sesuai  tuntutan kebutuhan komunitas yang terus meningkat.


Memberi pelayanan  berkualitas kepada pelanggan dalam sektor pariwisata merupakan  hal penting karena  dapat memengaruhi kinerja kompetitif organisasi  dan kualitas maupun produktivitas  tinggi dari organisasi. Pelayanan berawal dari desain produk dan termasuk interaksi dengan pelanggan yang bertujuan  memberi kepuasan  dalam memenuhi tuntutan kebutuhan pelanggan  (Sedarmayanti, 2014)


Adapun formula yang dapat dipakai untuk mengoptimalkan  pengembangan desa wisata di antaranya, pertama perlu ditumbuhkan jiwa bersaing sehat dan kompetitif dengan tidak meninggalkan azas musyawarah. Kedua, setia pada proses awal pengembangan desa wisata dan jangan beranggapan bahwa desa wisata dapat berjalan secara instan. Ketiga membangun kolaborasi paralel antara komunitas desa dengan pemerintah atau dinas terkait. Keempat, kemasan desa wisata hendaknya konsisten seperti desa semula jangan sampai ada persepsi dengan pencanangan desa wisata, desa harus dirombak total seperti kemasan pariwisata.

 

Dengan demikian mengoptimakan desa wisata tidak bisa lepas dari peran investasi yang berorientasi pada aset lokal. Investasi merupakan bagian dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata di suatu desa wisata, baik berwujud pendanaan maupun aset fisik yang selanjutnya akan di daya gunakan untuk pengembangan potensi yang merupakan daya tarik bagi pengunjung. 

    

Selain Investasi yang berasal dari masyarakat setempat, juga dapat diperoleh dari pihak luar (investor) dengan persyaratan yang saling menguntungkan (win win solution) untuk memajukan desa wisata dengan tetap mengutamakan masyarakat lokal sebagai aktor dan penerima manfaat utama.



(Penulis: Ch. Dwi Anugrah, Ketua Sanggar Seni Ganggadata Jogonegoro, Kec. Mertoyodan, Kab. Magelang)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar