Mengoptimalkan Daya Tarik Wisata

Dilihat 7212 kali
Jenis Wisata Budaya apabila dikemas secara profesional dan sinergis akan menjadi daya tarik wisata yang dapat diandalkan.

Seiring dibukanya sektor pariwisata secara bertahap, di beberapa daerah telah mulai berbenah melakukan strategi untuk melakukan terobosan agar sektor yang diandalkan ini bisa bangkit kembali. Banyak para pengelola pariwisata, pelaku, perajin, seniman yang mulai merintis kembali agar usahanya dapat mendongkrak sektor pariwisata.


Tak dapat dipungkiri sektor pariwisata memiliki dampak positif dan signifikan yang dirasakan oleh masyarkat, baik tingkat pengusaha, pelaku, maupun pemerintah. Adapun keuntungan yang telah dirasakan diantaranya industri pariwisata dapat menciptakan lapangan kerja dan usaha baru.


Di samping itu, masyarakat dapat mengelola tempat dan bisnis lainnya mulai dari skala yang paling kecil. Sedangkan di pedesaan terjadi perubahan ekonomi yang awalnya dikelola secara tradisional menjadi perekonomian modern. Dari pihak pemerintah mendapatkan kontribusi dari pemasukan pajak yang dapat mendongkrak pembangunan berkelanjutan di daerah.


Dari berbagai kajian penelitian menegaskan bahwa pariwisata dapat menjadi sumber utama pendapatan masyarakat atau menjadi pemantik kegiatan yang menarik bagi pengembangan sektor lain, sehingga kegiatan ekonomi lainnya juga terfasilitasi. Produk pariwisata merupakan mata rantai dari serangkaian komponen yang satu sama lain saling berkelindan. Sebagai misal sektor pariwisata walaupun merupakan sektor yang mengutakan pelayanaan jasa perjalanan, akan berkorelasi dengan sektor perdagangan, indurtri, seni, akomodasi, dan sebagainya.


Daya Tarik


Menyikapi mulai menggeliatnya industri pariwisata, kiranya perlu dipikirkan untuk mengoptimalkan daya tarik wisata sebagai suatu destinasi yang diandalkan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Daya Tarik Wisata (DTW) adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.


Adapun jenis daya tarik wisata tersebut dapat meliputi tiga kategori, yaitu pertama wisata alam meliputi keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan ekosistem hutan bakau. Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau. Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan.


Kedua, wisata budaya. Daya tarik Wisata Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan.


Ketiga, wisata minat khusus. Wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih mengutamakan wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya: berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dan lain-lain.


Untuk itu optimalisasi pengelolaan daya tarik wisata tersebut perlu dilakukan secara profesional, karena tujuan mendasar dari sektor pariwisata adalah wisatawan dapat berkunjung kembali karena memiliki kesan tersendiri saat kunjungan pertama. Tentunya ada beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian untuk menjadi bahan sharing bersama. Wisatawan yang datang ke daerah tujuan wisata tentu ingin mendapatkan manfaat dan kepuasan. Dua aspek tersebut dapat terealisasi apabila daerah tujuan wisata memiliki daya tarik dan dikelola profesional.

 

Kualitas Pelayanan


Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan yang diharapkan. Pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Karena perlu disadari menjual harapan berupa layanan, maka kualitas pelayanan terhadap wisatawan dari suatu objek wisata sangat penting dalam rangka kepuasan wisatawan. Hal ini karena wisatawan yang puas terhadap layanan khususnya layanan yang berkualitas baik khususnya dari pelaku langsung seperti karyawan tempat wisata, para penjual di tempat-tempat wisata serta masyarakat di tempat wisata, maka wisatawan tersebut akan cenderung loyal dan kembali lagi untuk menikmati lokasi, tempat atau objek wisata yang telah mereka kunjungi tersebut.


Untuk itu objek wisata perlu dikelola dengan manajemen profesional mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Tindakan konkret bisa dilihat dari kemasan objek wisata yang menarik, bersih, nyaman dikunjungi, mudah dijangkau, dan memberikan kesan tersendiri. Tak kalah pentingnya sekarang ini perlu gencar melakukan promosi dengan sistem online yang jangkauannya lebih luas. Promosi dengan kemasan menarik akan membuat wisatawan penasaran dan tertarik untuk segera berkunjung ke destinasi wisata yang diinginkan.


Sebagai salah satu industri jasa, sikap dan kemampuan pekerja pariwisata akan berdampak terhadap pelayanan pariwisata yang diberikan kepada wisatawan baik terhadap kenyamanan, kepuasaan, dan kegiatan wisata yang dilakukannya. Untuk itu saat ini memang dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kapabel. Terutama mereka yang terlibat langsung bertemu dengan wisatawan, seperti karyawan hotel, pemandu wisata, pedagang asongan, dan lain-lain.


Pelayanan komunikasi yang ramah, supel, akrab, kekeluargaan, lapang menerima masukan merupakan kata kunci menjadi pelaku pariwisata yang disegani. Apabila pelayanan dapat interaktif dan komunikatif tentunya wisatawan akan mendapatkan manfaat dari kunjungannya. Ekspektasinya akan ikut mempromosikan dengan kerabat dekatnya untuk berkunjung kembali.


(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar