Mengobarkan Semangat Kebangkitan Nasional

Dilihat 2705 kali
Hari Kebangkitan Nasional dapat menjadi pemantik bagi bangsa Indonesia untuk bangkit bersama dalam tindakan nyata - Foto: kominfo.go.id

Tidak terasa sudah lebih dari dua warsa Ibu Pertiwi didera pandemi yang memprihatinkan. Namun kita percaya dan optimis bencana yang melanda tersebut akan mendorong kebangkitan untuk bersama-sama bangkit menyingsingkan lengan baju agar segera berbenah. Hari Kebangkitan Nasional menjadi sarat akan arti yang bisa menjadi pemantik untuk menatap masa depan yang lebih baik dan berpengharapan.


Sebagaimana diketahui kelahiran perkumpulan Budi Utomo 20 Mei 1908 adalah penanda bangkitnya Indonesia dari kolonialisme. Kelahiran organisasi modern pertama itu mendorong kemunculan  pergerakan lain dan mengantarkan kemerdekaan Indonesia.


Nama Budi Utomo dipilih dengan semangat melahirkan nasionalisme dan bukan semangat kedaerahan. Budi Utomo, sesuai namanya, mengandung arti sangat mendalam, yaitu perilaku jujur, juga menyuburkan semangat kegotongroyongan serta solidaritas.  Masyarakat waktu itu pun menyambut dengan sangat antusias. Tak sampai setahun, sekitar 10.000 pelajar dari sejumlah daerah bergabung dalam Budi Utomo.


Pada 20 Mei 1948, Presiden Soekarno menetapkan hari lahirnya perkumpulan Budi Utomo sebagai Hari Bangkitnya Nasionalisme Indonesia. Di masa itu, terdapat ancaman perpecahan antar golongan dan ideologi di tengah perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang ingin kembali berkuasa. Sehingga, semangat persatuan yang digagas oleh Budi Utomo diharapkan menjadi spirit dalam menghimpun kekuatan dan mencegah perpecahan bangsa.


Penetapan Hari Kebangkitan Nasional tersebut sebagai penanda kebangkitan yang menggambarkan keseluruhan kemunculan berbagai organisasi sejenis yang memerjuangkan kemajuan di awal abad ke-20. Kelahiran Budi Utomo dan organisasi lain tersebut tidak secara instan, namun melalu proses panjang sebagaimana suatu siklus kehidupan, mulai dari fase pembenihan, pembentukan, sampai konsolidasi yang menjadikan organisasi tersebut membumi (Yudi Latif, 2020).


Momentum Substansial


Dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang ke-114 pada 20 Mei 2022, tema yang diusung adalah "Ayo Bangkit Bersama". Tema ini dipilih agar Harkitnas ini dapat menjadi momentum substansial bagi bangsa Indonesia untuk bersama-sama mengobarkan semangat bangkit dari pandemi Covid-19 yang telah lebih dari 2 tahun menyerang dan turut berefek di segala sendi kehidupan.


Pandemi Covid-19 merupakan salah satu tantangan terberat yang dihadapi dunia. Krisis kemanusiaan ini melahirkan konsekuensi kesehatan serta dampak sosial ekonomi yang parah. Namun situasi krisis ini hendaknya menjadi momentum meningkatkan kembali nilai-nilai humanitas. Kita perlu menebarkan  semangat solidaritas, gotong royong, bela rasa, kepedulian kepada sesama, sebagai wujud nyata integritas sebagai bangsa.


Pada saat ini bangsa Indonesia harus lebur dalam semangat kebersaman. Jika the founding father, para pahlawan kebangkitan nasional itu berhasil meniupkan oksigen bagi sebuah api Indonesia, yang terbukti tangguh bertahan hingga saat ini sampai berusia 114 tahun, maka tugas kita sebagai bangsa Indonesia adalah terus menjaga nyala api tersebut agar tidak padam walau melewati masa-masa sesulit apapun.

Kiranya, semangat Budi Utomo masih relevan untuk kita kontekstualisasikan pada kehidupan berbangsa saat ini. Di tengah krisis pandemi COVID-19 dan konflik politik internasional yang menyebabkan kondisi ekonomi global serta geopolitik menjadi tidak stabil, kita patut memaknai kebangkitan nasional sebagai upaya kolektif bangsa untuk memperkuat persatuan bangsa.

Sudah 14 dasawarsa, perhimpunan Budi Utomo meletakkan  dasar Kebangkitan Nasional bagi bangsa Indonesia. Tiga hal penting yang diretas tersebut adalah pertama, cita-cita untuk membela kemanusiaan, kedua memajukan nusa dan bangsa. Sedangkan yang diretas ketiga adalah mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di dunia.


Tiga substansi di atas merupakan makna Kebangkitan Nasional yang harus dipertahankan dan diaktualisasikan lintas generasi selaras dengan konteks dan zamannya. Pada era pra-kemerdekaan, Kebangkitan Nasional mampu menjadi roh gerakan perlawanan terhadap hegemoni penjajah. Pasca kemerdekaan Kebangkitan Nasional menjadi inspirasi implementasi pembangunan bangsa. Sedangkan di era reformasi membawa Indonesia menuju pada pengelolaan negara yang lebih transparan dan mengedepankan iklim demokratis.

 

Memaknai dalam Tindakan


Memaknai tema "Ayo Bangkit Bersama" mengandung konsekuensi bahwa Hari Kebangkitan Nasional bukan hanya sekadar seremonial tiap tahun, namun perlu dilakukan dalam tindakan konkret. Semua elemen perlu saling bahu membahu mengedepankan sikap humanis, gotong royong, juga kebersamaan.


Di samping itu, di semua sektor perlu diotimalkan untuk  selalu mengobarkan semangat kebangkitan dalam tindakan praksis, seperti bekerja keras, berkarya, dan memberikan pelayanan yang bermanfaat untuk kepentingan publik. Melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang dilaksanakan tiap tahunnya, generasi milenial bangsa juga diharapkan dapat melanjutkan makna dan semangat kebangsaan yang telah diawali oleh para pendahulu bangsa. Sehingga mereka juga dapat mengembangkan berbagai upaya untuk mengatasi tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini maupun di masa depan.


Di tengah momentum penanganan nasional Covid-19 yang makin membaik, hendaknya kita dapat memaknai semangat pantang menyerah Dr. Sutomo pendiri Budi Utomo untuk memeringati Hari Kebangkitan Nasional tahun ini sebagai tonggak kebangkitan dari pandemi COVID-19 juga krisis multidimensi yang sedang melanda dunia. Kolaborasi bersama, merapatkan barisan,  dan bangkit bersama antar komponen menjadi kata kunci untuk merealisasikan harapan tersebut, agar dermaga bangsa ini bisa sampai ke tujuan.


Selamat Hari Kebangkitan Nasional ke-114

 

(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd. Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang)


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar