Mengembangkan Kompetensi Pedagogis Guru

Dilihat 1080 kali
In House Training sebagai media pengembangan kompetensi pedagogis guru
Sebagaimana diketahui, secara umum ada tiga tugas guru sebagai profesi, yakni mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sedangkan melatih mengandung makna mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk kehidupan peserta didik. 

Untuk dapat  melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan kompetensi tertentu sebagai bagian dari profesionalisme guru yang perlu diikuti sepanjang hayat. 

Pada dasarnya, kompetensi diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan. Lebih tegas lagi kompetensi dapat dimaknai sebagai gambaran yang perlu dilakukan oleh seorang guru dalam mengimplementasikan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, perilaku, maupun resultansi  yang dapat ditunjukkan dalam proses belajar mengajar (Suyanto & Asep  Jihad, 2013).

Dari beberapa kompetensi guru, yang sampai saat ini perlu mendapat perhatian adalah kompetensi pedagogis. Kompetensi ini merupakan sebuah cara untuk mendampingi peserta didik pada sebuah tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan dan kompetensi  pedagogis yang akan membuat mereka lebih efektif sebagai pengajar. Salah satu cara untuk mengembangkan kompetensi ini adalah  dengan cara memutakhirkan pengetahuan yang dimilikinya. 

Semangat Terus Berkobar

Guru memang sudah seharusnya memiliki semangat yang terus berkobar untuk mengelaborasikan diri terus menerus, terutama kebutuhan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya tentang pengajaran. Seiring bergulirnya waktu, kadang idealisme tersebut masih belum sesuai harapan. 

Ada banyak alasan untuk tidak mengikuti pengembangan berbagai macam kegiatan yang diadakan oleh sekolah atau pihak lain, seperti masih memiliki banyak tugas yang belum selesai, tidak ada waktu, atau lebih mementingkan waktu untuk keluarga, dan berbagai alasan lainnya.  

Untuk tugas administrasi guru, sebenarnya bisa disiati dengan tidak menunda waktu. Misalnya pengerjaan agenda kerja guru, setelah selesai mengajar segera ditulis, sehingga seminggu sekali bisa dikonsultasikan kepada kepala sekolah. Tugas administrasi yang menumpuk tersebut pada umumnya disebabkan guru belum bisa mengatur manajemen waktu secara efektif dan efisien. 

Manfaat yang Diperoleh
 
Bila ditelisik lebih mendalam, ada beberapa manfaat yang diperoleh guru maupun peserta didik dengan memiliki kompetensi pedagogis, yaitu guru dapat memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitifnya. Sedangkan peserta didik dapat terpenuhi rasa ingin tahunya, sehingga memiliki keberanian berpendapat dan kemampuan menyelesaikan masalah.

Selain itu, jika guru dapat memahami perkembangan kepribadian peserta didiknya dan memanfaatkannya, maka dalam diri peserta didik akan memiliki kepribadian yang mantap dan memiliki rasa percaya diri sehingga mudah beradaptasi.
 
Cara sederhana memutakhirkan pengetahuan pedagogis diantaranya dengan membaca banyak buku dan hasil-hasil riset yang relevan. Dengan membaca buku asupan pengetahuan guru akan bertambah dan menjadikan pendalaman maupun pengayaan dari disiplin ilmu dasar yang sudah dimiliki. 

Dengan demikian kompetensi pedagogis tersebut dapat dikembangkan sendiri oleh guru dengan melakukan kegiatan membaca, mengkuti workshop, atau mengadakan riset, menulis artikel  media massa, dan penelitian tindakan kelas secara individual.

Terlebih pada saat pandemi ini, banyak lembaga yang menyelenggarakan workshop peningkatan kompetensi guru secara daring. Guru dapat memanfaatkan peluang tersebut agar kompetensi pedagogis yang dimiliki bisa berkembang dan selalu termutakhirkan dengan situasi yang aktual. 

Dengan kebijakan bekerja dari rumah, guru dapat mengoptimalkan waktunya untuk mengembangkan kompetensi pedagosisnya. Cara sederhana adalah, membikin kliping pendidikan. Dari kliping tersebut, bisa menjadi sumber inspirasi untuk menulis artikel yang dapat mengasah kemampuan akademisnya. Ibarat pisau bila selalu dipakai akan terus terasah, hinga tidak mungkin tumpul. Tentunya usaha tersebut membutuhkan proses yang tidak mungkin bisa dilakukan instan. 

(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar