Mengembangkan Karya Seni Gambar untuk Mendongeng Bahasa Jerman

Dilihat 930 kali

Pelajaran berbahasa memiliki potensi besar dan peranan yang strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi ini akan dapat terwujud jika guru semangat untuk melahirkan siswa yang cakap dalam bidangnya dan berhasil menumbuhkan kemampuan berpikir logis, berpikir kreatif, kemampuan memecahkan masalah, bersifat kritis, menguasai teknologi serta adaptif terhadap perkembangan zaman, hal ini sesuai dengan pendapat Hernani (et.al.,2009).


Dengan demikian, guru diharapkan menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yang menempatkan siswa sebagai pembelajar aktif (student-centered). Melalui pembelajaran ini diharapkan dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat (Mulyasa, 2002).  

    

Berdasarkan pengamatan di kelas kepada siswa didapatkan permasalahan, yang dapat dikaji bahwa keterampilan berbicara terasa susah, sebagian siswa mengalami kendala ucapan, lafal maupun kosakata, untuk itu berlatihlah dengan mendongeng. Kemudian, banyak siswa yang tidak percaya diri ketika mempresentasikan mata pelajaran, akan tetapi akan menjadi lancar ketika tidak dalam penilaian. Hal ini disebabkan ketika berbicara tidak menggunakan rumus-rumus atau kaidah ke gramatik/susunan bahasa.


Untuk itu, bagaimana solusinya? Banyak yang berpikir karena tidak tersedianya media yang ada di dalam kelas dan tidak ada rasa keberanian diri, terlebih merasa malu, karena tidak percaya diri. Juga tidak adanya kesesuaian dengan petunjuk dari buku-buku pegangan guru. Sebagai guru bahasa asing yaitu bahasa Jerman, perlu memberikan kepercayaan kepada siswa, serta memotivasi serta memberikan cara menggunakan media, alat peraga/bantuan yang dapat memberikan/menyediakan, mislnya poster, gambar, kaset, CD untuk mendengarkan ucapan-ucapan yang bermakna. Guru juga dapat memberikan pelayanan/peminjaman buku-buku beserta kasetnya. Guru memberikan arahan siswa dalam berselancar di internet yang tentunya tidak berbayar karena di sekolah menggunakan wifi, jadi biaya cukup murah atau gratis.


Untuk mempermudah mendongeng pun, seyogyanya perlu dibuat suatu media pembelajaran yang tidak membosankan disertai permainan, hal ini untuk memotivasi siswa. Inovasi dapat berbasis projek berawal dari mimpi-mimpi penulis untuk menjadikan dongeng mudah dipahami oleh siswa melalui karya seni gambar.


Karakteristik keterampilan berbicara yang mudah adalah menuangkan ide dalam ucapan dengan memanfaatkan gambar dari barang-barang yang ada di sekitar kita yang dapat dibuat media cerita sesuai yang dikehendaki. Tentunya akan merangsang siswa atau memotivasi siswa berbicara dengan mudah, melatih kejujuran untuk mengikuti zaman. Di dalamnya juga terdapat nilai-nilai moral seperti kerja sama, gotong royong, tanggung jawab terhadap kelompok dan rasa sportivitas.

 

Ketika siswa latihan menghafal kosakata dari tema baru, media gambar memberikan fakta tidak semua benda ada dalam kelas maka gambar mewakili benda yang nyata. Artinya ketika seorang guru banyak memberikan aktivitas yang bersifat keterampilan (prakarya), maka peserta didik akan memahaminya secara lebih baik. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka Belajar. 


Guru harus lebih banyak memberikan kegiatan aktif kepada siswa sehingga pemahaman mereka terhadap materi ajar akan lebih efektif. Dalam pembelajaran dapat ditumbuhkembangkan sumber belajar berbasis lingkungan. Hal ini sangat penting untuk langkah-langkah memahami alam sekitarnya. Guru dapat membuat projek atau maket. Guru dapat membuat siswa terhibur yaitu dengan permainan, kemudian dikembangkan dalam karya sastra berupa puisi, dongeng dan lagu. 


Keunggulan inovasi pembelajaran dengan dongeng adalah bahwa proses pembelajaran dapat dilakukan secara lisan dan tertulis, dalam pembelajaran dapat menggunakan bermacam-macam metode dengan Cooperav learning (Etin,2009:4) siswa belajar dari kelompok untuk mencapai tujuan, yang kemudian belajar mandiri serta siswa "Mengalami belajar" tidak hanya diajari saja. Kemudian siswa mengetahui bahwa pengetahuan bukan seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima, tetapi "sesuatu" yang harus dikontruksi sendiri oleh siswa, dan menghadirkan benda nyata dan konkret yang dapat memotivasi siswa dalam membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya, hasil pembelajaran diharapkan dapat membentuk karakter siswa untuk berkarya dan berkreasi sesuai bakat dan keinginannya. 


Manfaat menggunaan media karya seni gambar untuk mendongeng adalah menjelaskan proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar bahasa dan keterampilan berbicara dengan mudah sehingga siswa dalam suatu karya seni tercipta kreativitas dan komunitas siswa yang baik diantara siswa lainnya. Kemudian, mengetahui cara-cara memanfaatkan potensi lingkungan sebagai sumber belajar dan mengembangkan kreativitas siswa untuk membuat alat peraga projek/maket secara sederhana dan dipergunakan untuk keterampilan berbicara/mendongeng.


Selanjutnya, mengetahui manfaat alat peraga/media untuk pembelajaran mandiri dan kelompok serta melatih keterampilan berbicara siswa dan memotivasi menuangkan ide dalam karya sastra dari barang barang bekas sebagai sumber belajar terkini. Juga mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan keterampilan berbicara dalam memotivasi belajar bahasa, baik bahasa daerah, bahasa nasional maupun bahasa asing.


Perilaku siswa yang mencerminkan ciri-ciri pembelajaran yang aktif dan kreatif menurut Williams sebagaimana dikutip oleh Utami Munandar (2002) antara lain, lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya, memberikan macam-macam interpretasi terhadap suatu gambar atau masalah, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, bersifat imajinatif seperti memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan, dapat melihat detil-detil tertentu dalam suatu gambar/pola, dapat membuat kreatifitas dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan, merasa tertantang oleh kemajemukan, seperti bersedia melibatkan diri dalam tugas tugas yang majemuk, dan berusaha secara terus menerus agar berhasil, dan sifat berani mengambil risiko seperti bersedia mengakui kesalahan kesalahannya, berani mempertahankan gagasan walaupun mendapat tantangan/kritik dan berani melakukan tugas yang sulit walaupun ada kemungkinan gagal.


Solvin dalam Catharina Tri Ani (2006:65) menyebutkan tiga strategi belajar efektif, yaitu membuat catatan tentang gagasan-gagasan apa yang baru ditulis, belajar kelompok, ini lebih baik dibandingkan belajar sendiri-sendiri, lalu menggunakan metode PQR4 (Preview, Question, Read, Reflect, Recite dan Review). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa terhadap materi yang dipelajari. Akhirnya, siswa mudah mengkomunikasikan ide dan gagasannya dengan siswa lain atau guru. 


Keterampilan berbicara adalah kegiatan berkomunikasi secara lisan yang di dalamnya berisi penyampaian pesan dari sumbernya ke tempat lain dan kadangkala disertai gerak-gerik serta mimik (ekspresi) sesuai dengan apa yang dibicarakan oleh pembicara. Salah satu keterampilan berbicara adalah mendongeng. Hal ini akan menjadi penting ketika anak-anak/ siswa siswi  diberi dongeng, sehingga semua cerita akan menjadi motivasi anak untuk bercerita kepada temannya. Dongeng lebih banyak terkesan dan akan melekat di ingatan sang anak sepanjang hayat. Orang tua ataupun guru seringlah mendongeng karena akan menjadi motivasi anak mendengarkannya. Sedangkan motivasi adalah  keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin belajar.


Tujuan mendongeng dapat dikatakan menjelaskan proses pelaksanaan keterampilan berbicara dengan mudah sehingga siswa dalam suatu karya seni tercipta kreativitas dan komunitas siswa yang baik; mengetahui cara-cara memanfaatkan potensi lingkungan sebagai sumber belajar dan mengembangkan kreativitas peserta didik untuk mengolah keterampilan berbicara secara sederhana; menjelaskan daya khayal ataupun daya ingatan yang tertuang dalam karya sastra untuk pembelajaran secara mandiri atau melatih keterampilan berbicara. Hal ini dapat ditambahkan dengan alat-alat peraga atau  memanfaatkan barang-barang bekas sebagai sumber belajar terkini. Terakhir, mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan keterampilan berbicara dalam memotivasi belajar bahasa ke jenjang yang lebih tinggi.


Dengan kata lain siswa membangun pemahaman melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya. Interaksi memungkinkan terjadinya perbaikan terhadap keterampilan berbicara, khususnya dongeng untuk siswa-siswi baik di SD, SMP, SMA maupun mahasiswa.  Selamat mendongeng dan salam literasi.


(Oleh: Ekowati Septi Rahayu, S.Pd., M.Pd., Guru Bahasa Jerman SMA Negeri 1 Magelang)


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar