Memanfaatkan E-mail Sebagai Sarana Pembelajaran Bahasa Jerman

Dilihat 1207 kali

Oleh: Ekowati Septi Rahayu, S.Pd., M.Pd.

Guru Bahasa Jerman SMAN 1 Magelang


Pelajaran bahasa asing, pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, merupakan pelajaran di SMA pada pelajaran lintas minat dan pilihan. Begitu siswa memilih bahasa asing khususnya bahasa Jerman terbentur dengan susahnya menulis. Menulis dalam Bahasa Ibu, yaitu bahasa Indonesia saja terasa sulit. Tantangan ini menggugah guru bahasa asing, khususnya bahasa Jerman untuk tidak bosan memberi motivasi agar siswa berani mengemukakan isi hati walaupun penulisan agak lambat, namun dengan yakin, pasti keberanian akan timbul. 


Guru telaten dan sabar membimbing siswa dan melangkah pasti mempunyai strategi yang jitu. Guru akan mengajarkan surat dalam Bahasa Jerman, termasuk menulis undangan ulang tahun, undangan pernikahan, undangan khitan, undangan resmi ke suatu instansi, dengan dilengkapi gambar sesuai keinginannya sebagai suvenir ditambah kata mutiara ataupun slogan.


Dalam pelajaran bahasa apapun, bahasa menjadi tidak bermakna, apabila hanya diajarkan teori saja dan tidak dipraktekkan. Dalam hal ini, keterampilan menulis dikenalkan dan ditumbuhkan nilai kreativitasnya, dengan ide dan karya seni. Oleh karena itu mata pelajaran bahasa Jerman dapat dihubungkan dan dikomunikasikan dengan mata pelajaran lain. 


Hal ini mengantarkan bahasa sebagai komunikasi lisan dan tulis. Di dalam mendidik siswa, tidak boleh siswa hanya pasif dan monoton diperintah oleh guru, akan tetapi siswa akan merasa senang apabila cerita lisan dan tulis menjadi suatu kebiasaan yang akan dilakukan siswa secara terus menerus. Berikan siswa kebebasan menuangkan cerita sesuai pengalaman dan bakatnya.


Misalnya, di kelas XII siswa semester 1 diajarkan tema surat (Brief). Dari melihat unsur yang ada dalam surat, tentunya berbeda dengan tata cara penulisan bahasa Indonesia dengan bahasa Jerman. Guru memberikan perbandingannya tata cara tersebut, agar siswa cepat memahaminya. Kemudian guru meminta siswa mempraktekkan dalam bahasa Jerman. Siswa menemukan perbedaannya, Ketika memahami unsur-unsur surat tersebut, diharapkan siswa langsung mempraktekkannya. 


Siswa dapat mencari bentuk surat yang akan dibuat. Siswa memilih surat biasa ke teman atau ke orang lain. Siswa dapat juga mencari pekerjaan atau memberi undangan ulang tahun, mengundang untuk rapat di kegiatan ekstrakurikuler, atau surat cerita ke teman, ke sahabat dan keluarganya, ketika mereka berlibur.


Langkahnya, siswa mempunyai kertas kosong untuk memilih bentuk surat yang resmi, surat pribadi / keluarga, Bentuk surat pun sebagai surat undangan, atau surat biasa, dll.


Siswa dapat menuliskan surat undangan ke temannya yang dituju dengan menanyakan alamat email temannya, agar mengirimkan surat undangan ke temannya melalui email, karena siswa dapat mengalami sendiri, bagaimana mengirimkan melalui e-mail, yang saat ini benar-benar dipergunakannya. 


Kalau dahulu menulis surat dikirim melalui kantor pos yang harus membeli perangko dan memasukkan surat di kantor pos atau melalui bis surat. Siswa dahulu juga diajarkan membeli perangko, akan tetapi sekarang di sekolah siswa membawa gawai / HP / komputer. 


Untuk itu, pemanfaatan e-mail juga langsung dapat dikerjakan. Siswa dapat menuliskan kata pembuka dengan Liebe (untuk yang perempuan) atau Lieber untuk yang laki-laki. 


Dalam menuliskan unsur-unsur surat sama seperti tata cara di Indonesia, tetapi dengan menggunakan paragraf yang semua rata kiri, tidak ada yang menjorok ke dalam 7 ketuk/spasi, tetapi setiap alinea dengan dituliskan tepi rata kiri. Ketika mengganti alinea, tidak perlu mengganti spasi. 


Unsur-unsur surat diajarkan guru, untuk membedakan dengan unsur-unsur surat dalam bahasa Indonesia. Salam pembuka, isi surat dan penutup. Di dalam isi surat, tata cara penulisan dapat divariasi. Siswa selain melihat tata cara penulisan juga dapat menuangkan ide sesuai tujuannya dengan imajinasi siswa yang menurutnya ada keindahan. Siswa dapat mengirimkan langsung. 


Tugasnya guru, agar siswa yang menerima e-mail dapat membalasnya juga melalui e-mail. Siswa dapat membantu untuk mengeprint, agar tugas dapat dikumpulkannya, atau dikirim melalui google drive ke link yang sudah disediakan guru.


Dengan membuat surat sesuai keinginan siswa, maka diketahui siswa yang menyukai IT, akan mengembangkan diri dalam mereka berkarya, juga siswa dapat mengembangkan literasinya. Ketika bercerita sesuai tema yang diberikan guru, siswa merasa mempunyai kemahiran bercerita dengan tema yang diinginkan.


Untuk itu, peran guru dalam mengantarkan siswa belajar bahasa Jerman dengan menyenangkan tentunya sangat menarik karena siswa akan suka dan mau belajar menulis dengan penuh keberanian dan semangat untuk berkreativitas.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar