Kiat Guru Memotivasi Peserta Didik

Dilihat 1863 kali
Guru dalam pembelajaran tatap muka perlu mengedepankan motivasi kepada peserta didik agar semakin antusias mengikuti proses pembelajaran

Pembukaan kembali sekolah mulai Januari 2022, digelar lebih intensif dibandingkan tahun lalu. Rasa senang menyambut pembelajaran tatap muka terlihat dari ekspresi wajah para peserta didik yang mengawali masuk sekolah karena sebelumnya pembelajaran dilakukan secara daring.


Kerinduan untuk bertemu dengan teman, guru, dan semua warga sekolah memang tak bisa dielakkan. Selama hampir dua tahun, mereka harus suntuk di depan gawainya. Tak dapat dielakkan juga, kadang mengikuti pembelajaran daring sering membingungkan, karena ketidakjelasan materi, gangguan sinyal, masalah kuota, dan berbagai kendala teknis lainnya yang sangat menghambat dalam mengikuti proses pembelajaran.


Rasa senang menyambut pembelajaran tatap muka tersebut selalu dibarengi dengan pesan kepada semua warga sekolah agar selalu disiplin mematuhi protokol kesehatan. Jangan sampai pembelajaran tatap muka yang diharapkan ini justru akan menimbulkan masalah munculnya klaster baru di sekolah. Untuk itu komitmen menerapkan protokol kesehatan merupakan kata kunci agar pembelajaran tatap muka dapat berjalan efektif.


Kiat Spesifik


Pada saat pembelajaran tatap muka, guru memerlukan kiat spesifik untuk menyampaikan materi pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran pada umumnya sangat tergantung dari harapan guru terhadap peserta didik di kelasnya. Oleh karena itu, akan sangat baik apabila pada awal pembelajaran tatap muka, para guru sejak awal sudah mengajak komunitas kelas melakukan konsolidasi sehingga menjadi komunitas kelas yang kuat.


Adapun langkah efektif di awal pembelajaran tatap muka ini guru perlu memberikan motivasi peserta didik agar berhasil menjalankan proses pembelajaran di kelas. Implikasi motivasi belajar adalah kecenderungan peserta didik dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin (Hamdhu, 2011).


Motivasi ini sangat diperlukan oleh peserta didik, agar sebagai sebuah kelas pembelajar, mereka dapat bahu-membahu, bergotong royong saling mendukung dalam keberhasilan pembelajaran di kelas. Untuk dapat meraih keberhasilan dalam pembelajaran tidak dapat semata-mata ditentukan dari keberhasilan personal, melainkan selalu ada dalam konteks kebersamaan di dalam kelas.


Proses pembelajaran akan berhasil manakala peserta didik  mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar secara optimal. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar peserta didik, sehingga terbentuk perilaku belajar yang efektif.


Guru perlu meyakinkan pada peserta didik bahwa keberhasilan pembelajaran di kelas sangat ditentukan oleh kekompakan, soliditas, dan dukungan kelas. Namun di sisi lain, dukungan kelas tidak akan ada artinya kalau individu tersebut tidak mau belajar. Pengalaman belajar tidak dapat diwakilkan. Sama seperti seorang yang mendaki gunung pada akhirnya ia harus melangkahkan kakinya sendiri agar dapat sampai ke puncak.


Pengalaman Keberhasilan


Untuk memotivasi peserta didik agar memiliki semangat tekun belajar dan tidak mudah putus asa, guru bisa mengajak peserta didik melihat pengalaman keberhasilan yang sudah mereka rasakan dan dialami selama ini. Mereka bisa diajak untuk berbagi pengalaman keberhasilan, dan mengevaluasi mengapa mereka dalam peristiwa tertentu mengalami apa itu keberhasilan dan di dalam peristiwa yang lain mengalami kegagalan (Doni Koesoema A. & Evy Anggraeny, 2021).


Dari hasil berbagai pengalaman ini, guru bisa mengajak peserta didik untuk melihat faktor-faktor utama yang membuat individu itu berhasil. Faktor-faktor ini diperoleh dari pengalaman yang telah mereka bagikan. Ada hal yang menarik dari sharing peserta didik pada saat pembelajan tatap muka terbatas tahun lalu. Mereka merasa kesulitan artikel yang ditulis menembus media massa, padahal sudah dicoba berkali-kali. 


Penulis sebagai guru berusaha memotivasi dengan memberikan berbagai masukan artikel mereka, baik dari orisinalitas, aktualitas, pencerahan publik, dan gaya selingkung media massa tersebut. Dampak dari sharing positif tersebut, ternyata membuahkan hasil. Mereka semakin semangat dalam kegiatan literasi dengan mengacu pada rambu-rambu regulasi pada tulisan yang layak dipublikasikan.


Guru sebagai motivator hendaknya dapat mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi peserta didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan mereka. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan pendidik yang membutuhkan kompetensi sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi sosial.


Memotivasi peserta didik mengandaikan bahwa guru sendiri juga memiliki motivasi untuk berhasil dalam menyampaikan materi pembelajaran yang diampu. Di samping itu guru juga perlu mengumpulkan pengalaman demi pengalaman yang memberikan resultansi kesuksesan dalam hidup mereka.


Kembali untuk dapat memberikan motivasi kepada peserta didik, guru perlu juga termotivasi dan bangga akan profesinya, sehingga dalam tahapan proses pembelajaran di kelas dapat berjalan paralel. Peserta didik termotivasi untuk dapat meraih keberhasilan dalam belajar, sedangkan guru juga termotivasi perannya sebagai motivator selaras dengan tugas profesinya.


(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang)


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar