Keteladanan Guru Dalam Meningkatan Kedisiplinan Siswa di Sekolah

Dilihat 2964 kali
Keteladanan dalam kedisiplinan siswa di sekolah

Oleh : P. Budi Winarto, S.Pd*)


SAAT ini wujud disiplin yang diimplementasikan melalui prilaku sehari-hari merupakan barang yang  mahal. Hal itu sangat beralasan, karena perilaku sebagian pelajar dan masyarakat di negara kita tercinta Indonesia sedang mengalami penurunan moralitas. Indikasinya adalah masih banyaknya pelajar melakukan tawuran, pergaulan bebas, bahkan terlibat narkotika. Meski tidak seluruh pelajar berperilaku semacam itu, sekecil apa pun pelanggaran atau penyimpangan yang dilakukan pelajar adalah pekerjaan rumah bagi kita semua, khususnya insan pendidikan.

Pelaksanaan disiplin di sekolah, di samping ditangani secara khusus oleh guru pembimbing, harus melibatkan guru secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah, guru memegang peranan sentral. Tujuan utamanya adalah memberikan bimbingan terhadap individu siswa, agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, lingkungan, dan mengatasi hambatan, guna menentukan rencana masa depan mereka dengan baik.

Guru Sebagai Pembina Kedisiplinan

Di samping tugasnya sebagai pengajar, guru juga berfungsi  sebagaiberikut:

  1. Guru berfungsi menyalurkan, yaitu membantu siswa memilih program, mendeteksi bakat, minat, dan kemampuan.
  2. Guru berfungsi mengadaptasi, yaitu membantu siswa menyesuaikan diri dengan bakat, minat, dan kemampuan agar mencapai perkembangan yang optimal.

Berdasarkan fungsi tersebut, guru memiliki tugas dalam pembinaan disiplin terhadap siswa memlalui pemberian keteladanan, agar yang dilakukan dapat digugu, ditiru dan dicontoh, untuk dijadikan model oleh peserta didik. Dengan demikian, siswa dapat menaati, memahami aturan, dan tata tertib yang ditentukan sekolah.

Dalam rangka pembinaan disiplin siswa, kita mengenal beberapa teknik. Siswati S. (2016; 45), mengemukakan bahwa teknik pembinaan terhadap siswa di antaranya sebagai berikut:

1. Teknik Pengendalian dari Luar

Teknik ini diartikan sebagai pengawasan berupa bimbingan dan penyuluhan. Pengawasan sebagai teknik pengendalian dari luar dilakukan secara ketat, biasanya disertai dengan hukuman bagi siswa yang melanggar tata tertib .

2. Teknik Pengendalian dari Dalam

Teknik ini berkaitan dengan pendekatan positif terhadap disiplin, yaitu siswa taat disiplin, patuh pada peraturan yang dilakukan di sekolah dengan menumbuhkan kesadaran diri.

3. Teknik Pengendalian Kooperatif

Teknik ini dilakukan melalui guru dan siswa bersama-sama menegakkan disiplin. Kedua belah pihak menunjukkan adanya kesadaran akan tujuan bersama dalam kegiatan belajar mengajar yang mereka laksanakan. Melalui suasana kooperatif, kedua belah pihak berusaha untuk mencapai tujuan dengan masing-masing menunjukkan sikap berdisiplin.

Upaya Peningkatan Kedisiplinan Siswa

Masalah disiplin merupakan sesuatu yang harus mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari pihak sekolah.  Sulit bagi sekolah untuk berhasil meningkatkan mutu pendidikan manakala tidak dilandasi dengan penegakan disiplin dari semua pihak yang ada di dalamnya. Untuk itu, harus ada upaya konkret untuk meningkatkan disiplin siswa seperti uraian berikut ini:

1. Mengenal Sebab-Sebab Pelanggaran

Timbulnya pelanggaran disiplin dapat terjadi oleh siswa, guru dan lingkungan sekolah itu sendiri. Pelanggaran yang bersumber dari diri siswa timbul apabila kebutuhan-kebutuhan yang ada pada dirinya tidak terpenuhi (kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, dan aktualisasi diri). Sedangkan timbulnya pelanggaran dari guru biasanya diakibatkan karena guru tidak disiplin, tidak mengikuti apa yang telah digariskan oleh peraturan sekolah dalam proses pendidikan (datang terlambat, pekerjaan rumah dan ulangan tidak diperiksa, siswa dilepas belajar tanpa pengawasan, otoriter, dan manajemen pengelolaan kelas atau cara mengajar yang kurang baik.

2. Melalui tindakan preventif

Tindakan preventif dapat dilakukan melalui pemberian tugas-tugas yang adil, pasti, dan jelas, dengan memperhatikan kondisi fisik (cahaya, ventilasi, dan lain-lain); memberikan pengakuan dan penghargaan (reward dan reinforcement); berikan kritikan yang konstruktuif, dengarkan dengan singguh – sungguh pertanyaan siswa; berikan harapan-harapan, dan berikan penjelasan prosedur-prosedur dan tata tertib di sekolah yang bersangkutan.

3. Tindakan Korektif

Tindakan korektif adalah tindakan perbaikan terhadap tingkah laku para siswa yang menyimpang atau melanggar. Tindakan ini dilakukan bilamana terjadi pelanggaran terhadap tata tertib. Ada pun tindakan korektif yang dilakukan guru:

  • Hukuman hendaknya bersifat edukatif
  • Hukuman hendaknya sebanding dengan pelanggaran yang dibuat.
  • Tindakan hendaknya dilakukan secepat mungkin setelah pelanggaran itu terjadi.
  • Hukuman hendaknya menghasilkan perilaku yang bisa diterima siswa.
  • Hukuman hendaknya sesuatu yang dapat dilaksanakan oleh guru dan Pembina siswa

Dengan demikian jelaslah bahwa untuk meningkatkan dan menegakkan kedisiplinan siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah dibutuhkan keteladanan dari guru. Tanpa keteladanan dari guru upaya untuk meningkatkan kedisiplinan para siswa tentu tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Semoga para guru mau berusaha dengan keras dan penuh keikhlasan untuk dapat menjadi teladan bagi para siswanya. Semoga.


*) Penulis adalah guru SMP Pendowo Ngablak – Kabupaten Magelang.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar