Guru yang Menginspirasi

Dilihat 4151 kali
Guru inpiratif yang diharapkan peserta didik dalam membentuk dirinya menjadi pribadi utuh.

Pada prinsipnya, menjadi guru merupakan pilihan yang membanggakan, karena dari gurulah akan melahirkan generasi cerdas demi ikut serta membangun negeri ini sampai tujuan yang diharapkan. Dibutuhkan banyak kesadaran bahwa menjadi guru merupakan pekerjaan kolegial yang melibatkan banyak pemikiran dan tindakan yang dicurahkan dalam melakukan pendampingan dan pendidikan bagi peserta didik.


Tidak bisa dipungkiri, dalam melaksanakan pekerjaannya, dibutuhkan guru yang mampu membangun karakter yang baik bagi peserta didiknya, terutama dengan pendekatan cura personalis. Pendekatan ini merupakan pendekatan individu peserta didik dalam pembelajaran yang menekankan pengembangan sikap dan kepribadiannya.


Pengembangan karakter dapat dilakukan melalui hal yang sangat prinsip, yaitu penguatan kesadaran moral universal, pengayaaan pengetahuan tentang kearifan lokal yang dapat menjadi sumber pembelajaran, dan kreativitas untuk menggabungkan dalam bentuk nyata dalam praksis pendidikan karakter tersebut.


Tiga Basis Pendekatan


Dalam pendidikan karakter utuh dan menyeluruh di satuan pendidikan dalam tataran praksisnya paling tidak akan merengkuh tiga basis pendidikan karakter, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, kultur sekolah, dan komunitas sebagai satu kesatuan yang saling berkelindan.


Tiga basis pendidikan tersebut akan menjadi lebih efektif bila lebih memperkuat peranan tri pusat pendidikan, yaitu guru, orang tua, dan masyarakat. Dari sinilah sebuah pendidikan karakter dapat membentuk kehidupan peserta didik demi masa depannya saat dalam setiap proses kegiatan belajarnya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat (Doni Koesoema & Evy Anggraeny, 2021)


Guru sebagai tenaga pendidik profesional tidak cukup hanya menguasai ilmu yang akan diajarkannya, melainkan juga dituntut memahami kondisi peserta didik yang dihadapinya. Sehingga sangat diperlukan guru inspiratif yang mampu mendidik, memberi teladan, memahami kondisi kejiwaan peserta didik, serta mampu memotivasi dan memberi semangat peserta didiknya ke arah kemajuan.


Lebih jauh dapat dimaknai bahwa guru inspiratif tentunya memiliki orientasi ke depan, mampu memberikan pencerahan, memberikan daya tarik dan spririt yang berkobar. Di samping itu juga mampu menawarkan energi yang kreatif, baik bagi dirinya, lingkungannya, dan peserta didiknya.


Guru yang inspiratif perlu memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik dengan berbagai latar belakang yang berbeda baik fisik, intelektual, sosial, serta emosional. Setiap individu adalah unik. Ketika memperhatikan peserta didik di kelas dengan latar belakang usia hampir sama, akan memperlihatkan penampilan, kemampuan, temperamen, minat yang beragam terhadap suatu pelajaran.


Sebagai guru inspiratif seharusnya mampu memahami kondisi peserta didik yang beragam, dan selalu ditanamkan bahwa tidak ada peserta didik yang bodoh. Belum tentu peserta didik yang mendapat stigma bodoh oleh gurunya itu tidak punya kelebihan. Bisa jadi peserta didik tersebut mempunyai kelebihan di bidang lain. Bisa menonjol di musik, kinestetik, auditif, dan beberapa kelebihan potensi lainnya.


Untuk itu, guru sebagai ujung tombak sekaligus garda terdepan terhadap keberhasilan pendidikan harus memiliki beberapa kompetensi, baik profesional, pedagogis, personal, sosial. Selain itu, kompetensi guru bukan hanya menguasai apa yang harus diajarkan, tapi bagaimana membelajarkan kepada peserta didik, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan peserta didik menjadi semakin termotivasi ketika sedang belajar dengan sosok guru yang mampu memberi inspirasi tersebut.


Menerangi Kegelapan


Di tengah terpaan dunia digital yang sebarannya tak terbendung seperti sekarang ini, memang dibutuhkan sosok guru inspritatif yang mampu memberikan pencerahan seperti lilin yang menerangi kegelapan malam. Peserta didik membutuhkan sosok guru inspiratif yang mampu memotivasi, menyemangati, mau berbagi, tidak kenal lelah, dan sabar. Untuk menjadi mampu menginspirasi, seorang guru harus banyak membaca buku dan sumber referensi lain sebagai gudang ilmu.


Kiat tersebut perlu dilakukan agar memiliki bekal banyak  dapat dibagi kepada peserta didik. Guru juga dapat berbagi tentang hikmah, pengalaman, perjuangan, dan kisah hidupnya maupun dari kisah hidup orang lain. Seperti kata pepatah Minangkabau, alam takambang jadi guru. Bahwa alam semesta adalah guru tempat belajar. Semua orang bisa mengambil hikmah dari mana saja, tanpa dibatasi ruang dan waktu.


Adapun inspirasi sederhana dalam tataran praksis dapat dilakukan dengan memberikan pujian bagi peserta didik yang menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, memotivasi yang nilainya masih kurang, dan memberikan dorongan moral agar mereka dapat mencapai cita-citanya.


Dengan  demikian yang dibutuhkan peserta didik sekarang ini  adalah guru yang bukan hanya sekadar mengajar, namun mampu merajut relasi kemanusiaan agar peserta didiknya menjadi pribadi utuh.


(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang)


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar