Kolaborasi Inklusi Dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana

Dilihat 2001 kali
Simulasi evakuasi korban bencana

BERITAMAGELANG.ID - Dalam rangka rangkaian kegiatan pengurangan resiko bencana berbasis inklusi pemerintah Desa Sumber bersama Forum Inklusi Disabilitas Kabupaten Magelang (FIDAKAMA) Dan BPBD Kabupaten Magelang melaksanakan kegiatan simulasi kebencanaan. Dalam simulasi peragakan penyelamatan pengungsian warga dari Desa sumber Kecamatan Dukun menuju desa penyangga Desa Ngawen dan Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. 

Dalam Kegiatan Simulasi Ini Peserta Disabilitas menjadi obyek penanganan kebencanaan atau menjadi seorang relawan kebencanaan.28/07/2022. Koordinator FIDAKAMA Kasihan mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dari program FIDAKAMA yang bernama Pioneer.

"Pioneer itu sendiri adalah program peningkatan kapasitas organisasi lokal dalam hal ini ada organisasi lansia,difabel dan organisasi PRB dilevel desa," kata Kasihan, Koordinator FIDAKAMA.

Program ini, lanjut Kasihan pihaknya juga menguatkan 3 prinsip utama yaitu kemitraan yang bermartabat, peningkatan kapasitas dan partisipasi yang bermakna.

"Kemitraan atau keterlibatan yang bermartabat itu artinya kita melibatkan semua unsur dalam setiap kegiatan bukan hanya sekedar sebagai peserta tetapi kita upayakan semuanya betul betul terlibat dari perencanaan sampai ke evaluasi," terang Kasihan.

Sementara Itu Kepala Desa Sumber Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Maryono mengatakan bahwa Simulasi Ini adalah Salah Satu Rangkaian kegiatan pengurangan resiko bencana berbasis inklusi,selain itu juga akan diadakan beberapa kegiatan.

"Kegiatan dimulai dengan pendataan awal lalu workshop terus ada pembangunan fasilitas umum yang aksesibel atau bermanfaat, kemudian simulasi bencana atau evakuasi," ungkapnya Maryono.

Maryono Juga mengatakan sebagai penutup kegiatan akan diadakan sosialisasi penanganan bencana berbasis inklusi ini dengan media kesenian.

"Jadi nanti akan kami adakan pentas ketoprak yang disitu isinya adalah penanganan bencana berbasis inklusi secara khusus tetapi secara umum juga memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa teman-teman disabilitas memang harus kita pandang sama seperti kita dan dalam penanganan bencana mereka tidak hanya sebagai obyek tetapi sebagai obyek dalam penangananya," pungkas Maryono.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar