Tak Lekang Zaman, Kerajinan Sapu Warga Bojong Diminati Masyarakat

Dilihat 4326 kali
Warga Desa Bojong Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang tengah membuat sapu rayung

BERITAMAGELANG.ID - Bunga rayung, ijuk dan serabut kelapa telah meningkatkan ekonomi warga Desa Bojong Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Dari tangan para ibu rumah tangga, setiap helai material alam itu menjadi sebuah alat rumah tangga yang memiliki nilai ekonomi.


Siapa yang tak kenal sapu, alat rumah tangga yang tak pernah lekang oleh waktu. Selalu dibutuhkan meski varian teknologi alat pembersih lantai modern bermunculan.


Berlokasi di tepi jalan utama Magelang Yogyakarta, warga Desa Bojong Kabupaten Magelang secara turun temurun ahli dalam membuat sapu.


"Sudah dari dulu membuat sapu. Di sini semua warga membuat sapu," kata salah satu perajin sapu Bojong, Siti Komariyah.


Kepada BeritaMagelang.id, Kamis (5/9), ibu empat anak ini mengungkapkan jika material sapu khusus didatangkan dari berbagai daerah.


"Bunga rayung dibeli dari Banjarnegara 20 ribu rupiah per kilogram nya. Ijuk biasanya dari wilayah Magelang saja. Setelah kering lalu dirangkai jadi sapu, kadang bisa jadi 40 sapu," ungkap Siti.


Setelah membuat, warga menjual sapu mereka secara langsung melalui toko kios di sekitar rumah. Dalam satu hari, warga Bojong minimal menghasilkan 25 batang sapu.


Perajin lain, Maryati menceritakan jika sapu produk yang dibuatnya selalu laris. Harga jualnya juga bervariasi mulai Rp 10 ribu hingga Rp 25.000 per satunya.


"Biasanya, dari kios-kios itu diambil pengepul dari berbagai daerah dalam dan luar kota," kata Mariyati.


Saat musim kemarau seperti saat ini menjadi keuntungan bagi wara Bojong karena proses pengeringan material bisa maksimal.


"Kembang rayung, ijuk dan bambu untuk gagang bisa cepat kering saat panas seperti sekarang. Kita lebih cepat menganam (merangkai) sapu," ujar Mariyati.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar