Kembangkan Destinasi Wisata, Balai Konservasi Monitor Situs Di Sekitar Candi Borobudur

Dilihat 2330 kali
Kepala seksi Konservasi Balai Konservasi Borobudur (BKB) Yudi Suhartono bersama kades Pasuruan Mertoyudan saat monitoring situs Plandi di desa tersebut

BERITAMAGELANG.ID - Balai Konservasi Borobudur (BKB) Kabupaten Magelang melakukan monitoring terhadap situs-situs yang berada di sekitar candi Borobudur. 


Kegiatan ini merupakan upaya BKB untuk mengembangkan situs menjadi obyek wisata alternatif selain Borobudur. Ada beberapa  situs menjadi sasaran monitoring yang berada di wilayah Mertoyudan, Borobudur dan Tempuran. 


"Ada beberapa situs yang kami monitoring di sekitar candi Borobudur," kata Kepala Seksi Konservasi Balai Konservasi Borobudur (BKB), Yudi Suhartono, yang dihubungi Selasa (25/2/2020).


Yudi menjelaskan, monitoring dilakukan pada situs yang telah diekskavasi. Seperti situs Plandi di desa Pasuruan Mertoyudan, kemudian Samberan di desa Ringinanom Tempuran, situs Brongsongan dan Kerkhof di Mungkid.


Menurutnya, monitoring ini juga bertujuan mengamati dan memantau aktivitas berkaitan dengan kondisi keterawatan, perubahan lahan dan bentang pandang, serta perubahanan fasad bangunan tradisional. 


"Keluaran monitoring ini berupa catatan dan rekomendasi yang akan diberikan kepada pihak yang berwenang yang terkait dengan penataan kawasan di wilayah zona 3 candi Borobudur yang dimiliki Pemkab Magelang," jelasnya.


Namun, monitoring dan evaluasi kawasan ini juga sebagai salah satu tanggung jawab BKB sebagai site manager Borobudur Compounds sebagai warisan dunia, yang harus memberikan laporan secara periodik kepada UNESCO, terkait upaya  yang dilakukan untuk merawat dan menjaga Candi Borobudur dari ancaman kelestarian.


Dikatakan pula, pengembangan situs di seputaran candi Borobudur ini merupakan upaya pelestarian candi Borobudur. Karena setiap tahun kunjungan wisata di candi Budha terbesar di dunia ini mencapai  4 juta. Pada saat peak season bahkan mencapai 58 ribu orang per hari dan  kisaran 4 ribu sampai 7 ribu orang per jam menaiki struktur candi.


Di tahun 2015, presiden memerintahkan untuk mendongkrak sektor pariwisata sebagai pendapatan devisa negara dengan mengembangkan 10 destinasi Bali baru. Satu diantaranya kawasan Borobudur (Joglosemar) dengan target kunjungan wisatawan asing sejumlah 2 juta orang. Di dua tahun terakhir, lebih digenjot dengan program super prioritas.


Oleh karena itu, untuk mendukung program pemerintah, diperlukan strategi pengembangan yang ideal dan tepat, didukung dari berbagai sektor.


"Kunjungan wisatawan yang cukup besar tentunya membawa dampak positif dan negatif utamanya bagi kelestarian bangunan candi Borobudur itu sendiri," kata Yudi yang didampingi Koordinator Monitoring dan Evaluasi Kawasan Cagar Budaya Borobudur, Dian Ekarini.


Kerentanan terhadap dampak negatif tingkat kunjungan tersebut, dapat diminimalkan dengan visitor management yang efektif untuk mengatur dan memecah pengunjung agar tidak terkonsentrasi di area candi Borobudur saja.


"Namun juga disebarkan ke kawasan sekitar  Borobudur. Ini sekaligus untuk memberdayakan masyarakat agar lebih meningkat kesejahteraan dan juga melestarikan candi sehingga bisa diwariskan ke anak cucu," tegas Yudi.


Kades Pasuruan Mertoyudan, Atik Hartiningsih menyambut baik langkah BKB yang akan mengembangkan situs Plandi di desanya. Situs berupa Yoni ini berada di tengah-tengah areal persawahan. Situs ini ditemukan warga sekitar tahun 2002 lalu dan sampai saat ini terawat dengan baik.


"Kita menempatkan orang untuk merawat situs ini," kata Atik.


Menurutnya, situs ini sering dikunjungi orang yang melakukan kegiatan ritual. 


"Sebagian besar malah orang-orang luar Magelang," katanya.


Bila situs ini dijadikan wisata alternatif selain candi Borobudur, Atik mengaku senang karena potensi di desanya akan ikut terangkat, seperti ada kerajinan anyaman bambu, batu bata yang berkualitas dan juga makanan tradisional.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar