Kembangkan Bisnis Wisata, Badan Otoritas Borobudur Libatkan Multi Sektor

Dilihat 1175 kali
Dirut BOB Bisma Jatmika saat FGD di Messastila Resort and Spa

BERITAMAGELANG.ID - Badan Otoritas Borobudur (BOB) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) penyusunan MoU Pengembangan Travel Pattern. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah produk travel yang ada di kawasan Jogja, Solo dan Semarang (Joglosemar).


"Kita sengaja mengundang para pemangku kepentingan pariwisata dari Jateng dan DIY," kata Direktur Utama BOB, Bisma Jatmika saat acara tersebut di Messastila Resort and spa Losari Grabag Kabupaten Magelang, Selasa (25/2/2020).


Menurut Jatmika, para pemangku pariwisata ini merupakan orang-orang yang paling mengerti di pariwisata dan market industri. Mereka diminta untuk memberikan masukan dan selanjutnya akan dibuat  MoU. Sebagai tindak lanjut akan diadakan workshop dan lokakarya.


"Kami bantu menyinkronkan develop agar baik dan setelah memenuhi kriteria yang diinginkan oleh market, kita meminta teman-teman ini untuk menjualkan paket ini," tambahnya.


Dalam diskusi ini diharapkan juga ada tambahan tujuan paket wisata dan perbaikan kekurangan sesuai keinginan pasar.


Ia juga berharap, setelah produk ini jadi dan berkelanjutan, bisa menjadi satu contoh untuk mencreate lagi produk-produk berikutnya. 


Direktur Pemasaran Pariwisata, Agus Rochiyardi menambahkan, tahun lalu telah membahas tentang kuantitas, maka tahun ini akan difokuskan tentang kualitas.


Artinya, kesiapan produk harus dinomorsatukan. Jika produk itu meningkat karena berkualitas. 


"Kompetensi SDM dinaikkan, standar produk, pelayanan kita naikan agar produk yang ditawarkan layak untuk dijual," jelas Agus. 


Menurut Agus saat produk tersebut layak untuk dijual, maka travel pattern yang dibuat menjadi semakin banyak. 


"Sehingga efek dari pilihan yang banyak itu dapat membuat  lama tinggalnya menjadi semakin kuat," katanya.


Diakuinya, untuk mewujudkan hal itu, tentu ada kendala yang muncul, seperti masalah kesadaran.


Ia pun berharap, dengan diadakannya FGD ini maka dapat menyamakan visi, agar pelibatan yang terjadi dapat dilakukan secara maksimal dan merasa ikut di dalam kelompok tersebut untuk meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan.


Dikatakan, jika destinasi tidak menyadari pentingnya kualitas produk, maka pelayanan dan pengelolaan akan bermasalah. 


Untuk kemasan travel pattern, nantinya akan dikemas dengan berbagai konteks seperti budaya, adventure, heritage dan lainnya. Nantinya akan diklasifikasi supaya menjadi travel pattern yang menarik dan layak jual. 


Diketahui dalam forum diskusi tersebut diperoleh hasil bahwa leading sector dalam MoU Pengembangan Travel Pattern adalah Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), yang ditandatangani oleh BOB, GIPI, dan Badan Pariwisata Promosi Daerah (BPPD). 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar