Kearifan Para Penjaga Sumber Air Menoreh

Dilihat 1796 kali
Warga Ngargoretno Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang mengambil air

BERITAMAGELANG.ID - Gersang penuh batu besar, berbukit-bukit dengan sedikit tumbuhan. Itulah pemukiman di wilayah perbukitan Menoreh, Desa Ngargoretno Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Jawa Tengah.

Kehidupan di atas batu-batu marmer itu memang keras.

Salah satu warga Ngargoretno, Ahmad menceritakan, kondisi alam Menoreh saat ini tetap bersahabat meski saat kemarau, warga mengalami kesulitan air. Sementara saat musim hujan tiba, bencana longsor mengancam ketentraman warga.

"Dahulu tidak pernah longsor dan banyak sumber air di lembah-lembah. Tapi sekarang hilang, habis. Kalaupun ada alirannya kecil, harus berbagi dengan warga lain," kenang Ahmad.

Desa Ngargoretno berpenduduk sekitar 3.500 jiwa lebih yang berprofesi sebagai petani. Mereka kini mereka bertahan dengan keterbatasan sumber mata air.

"Desa kita pernah mengalami kekeringan parah, tanpa sumber air. Kini kemarau alhamdulillah tetap punya sumber air walaupun harus antri," tutur Ahmad dengan bangga.

Di antara keterbatasan itu tidak serta merta membuat warga Menoreh menyerah. Di awal 2017, upaya konservasi pun dilakukan.

Setiap musim hujan mereka bersama-sama menanam pohon. Lokasinya bisa di lahan sendiri atau mana saja, bebas.

"Selain menanam aneka bibit tanaman secara masif, warga juga mengurangi menebang pohon besar meski di lahan mereka sendiri," ujar aktivis konservasi Menoreh, Ahmad Soim.

Kerja keras itu, lanjutnya, membuahkan hasil. Sejak dilanda kemarau, hingga pertengahan September ini Desa Ngargoretno belum mengajukan bantuan droping air bersih ke Pemerintah Kabupaten Magelang.

"Beberapa titik masih ada, tapi airnya kecil," lanjutnya.

Musim hujan biasa untuk 2 kepala keluarga (KK), tapi saat kemarau seperti sekarang dibagi untuk 10 KK lebih. Di Dusun Selorejo, sumber air tiga titik untuk 120 KK di dua RT.

Sesuai data BPBD Kabupaten Magelang, Desa Ngargoretno memang termasuk daerah yang dilanda kekeringan setiap musim kemarau. Secara geografis desa tersebut merupakan daerah tinggi berada di lereng Menoreh.

"Khususnya kalau desanya dalam wilayah lima kecamatan yang utama sering minta bantuan droping air pada masa kekeringan, yaitu Tempuran, Grabag, Salaman, Bandongan, dan Borobudur," jelas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Magelang, Pranowo.

Menurut Pranowo, hingga pertengahan September ini, BPBD Kabupaten Magelang telah menyalurkan sekitar 103 tangki atau 515.000 liter air bersih ke titik-titik kekeringan. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah lantaran musim kemarau masih melanda.

"Mudah-mudahan tidak begitu meluas, tapi permintaan juga masih ada pada tempat kami. Setiap ada permintaan kita juga sanggupi, kita jadwalkan untuk segera kita droping. Kita layani agar masyarakat yang membutuhkan bantuan air bersih cepat terlayani," ungkapnya.

Sementara itu, BMKG memprediksi musim kemarau akan berlangsung hingga dasarian ketiga, yakni bulan Oktober.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar