Jagongan Lembah Jawa Dwida Ruang Pemantik Tumbuhnya Kesenian

Dilihat 1324 kali
SENI - Pagelaran seni yang digelar secara virtual dengan tajuk Jagongan Lebah Jawa Dwipa (JLJD) tahun 2020 yang diprakarsai Sanggar DuaAtap, cukup menarik perhatian, di Pendopo Kecamatan Ngluwar. Foto ali subchi

BERITA MAGELANG.ID--Pagelaran seni yang digelar secara virtual dengan tajuk Jagongan Lembah Jawa Dwipa (JLJD) tahun 2020 yang diprakarsai Sanggar DuaAtap, cukup menarik perhatian. Ada tujuh kelompok seni tari, kesenian tradisional pitutur laras kinanti, dan wayang kulit dalang cilik.


"Jagongan Lembah Jawa Dwipa, ini menjadi semangat generasi muda dibidang kesenian," kata Staf Derektorat Perfilman, Musik dan Media Baru Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Diyah Budhi Pratomo, pada pembukaan JLJD 2020, di Pendopo Kecamatan Ngluwar, Magelang, Minggu (6/9-2020) malam.


Menurut Budhi, para pemuda agar tetap semangat mengembangkan inovasi di bidang seni dan budaya adi luhung agar tetap bertahan, karena  budaya yang dimiliki memiliki filosofi sangat tinggi. "Seni dan budaya itu merupakan warna negeri Indonesia," ujarnya.


Dengan kekayaan budaya dan kasanah alam yang luar biasa, banyak negeri  di luar sana yang mengingkan agar suasana pedesaan seperti di Magelang ini, berada ada di negeri mereka. Sebab Kabupaten Magelang dengan alamnya yang indah, serta beragamnya budaya yang dimilik, tentu merupakan kekayaan yang tidak dimiliki oleh Negara lain.


"Seni budaya kita bisa motivasi besar bagi teman untuk tidak putus asa, agar kegiatan semacam ini dapat tercipta dengan baik serta lestari, saling mendukung dan bertukar pikiran demi majunya seni budaya, jangan putus untuk melakukan inovasi," pintanya.


Camat Ngluwar, Rachmat Yani mengatakan, Sanggar DuaAtap sebagai perekat dan tumbuh kembangnya kesenian dan budaya di Kabupaten Magelang, maka para seniman bisa melakukan kolaborasi untuk memajukan kesenian di Kabupaten Magelang. Kesenian yang ditampilkan ini,  bisa menggugah para seniman lain agar bisa berkarya lebih baik lagi.


"Kecamatan Ngluwar, diharapkan untuk dapat mengembangkan kesenian yang lebih baik lagi, baik tampilan para seniman, meski kecamatan yang paling selatan, namun dengan potensi yang ada, maka  bisa mendapat perhatian secara khusus masyarakat luas, termasuk pemerintah," ujarnya.


Sementara itu, Penasehat Sanggar DuaAtap, Tri Mulyono mengatakan,  pelaku seni Sanggar DuaAatap sudah menjadi pemantik tumbuh kembangnya kesenian di Kecamatan Ngluwar, bahkan hingga Kabupaten Magelang, karena pagelaran kesenian sudah secara rutin dilakukan setiap tahun, dulunya dengan biaya mandiri.


"Tapi malam ini membuka sejarah baru, karena mendapat dukungan dari pemerintah, khususnya Staf Derektorat Perfilman, Musik dan Media Baru Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI," ujarnya.


Sanggar DuaAtap setiap tahun mengalami peningkatan, sejak 2017 memperoleh bimbingan dan pembinaan dari ISI Yogyakarta, melalui program pengabdian masyarakat, sehingga dengan bimbingan itu para pelaku seni selalu mengikuti perkembangan dari dua seni secara update.


"Atas segera dukungan dan terselenggaranya secara daring pentas JLJD ini, Sanggar DuaAtap menjadi pemantik bagi tumbuh kembangnya kesenian bagi masyarakat, baik di wilayah Kecamatan Ngluwar maupun Kabupaten Magelang," tambahnya.


Sedangkan kelompok kesenian yang tampil dalam pagelaran JLJD, adalah Tari Lenggot Siwi, Tari Mangastuti, Seni Pitutur Laras Kinanti, Karawitan Anak, pentas Dalang Cilik. Selain pementasan kesenian dan tarian, juga pemberian penghargaan berupa santunan kepada seniman sepuh.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar