Jaga Persatuan, BPIP Serukan Pilkada Damai Sesuai Pancasila

Dilihat 1623 kali
Sarasehan Nasional Pembinaan Ideologi Pancasila bersama Ketua BPIP, Yudi Latief di PPI Al Iman Muntilan, Selasa (20/03)

BERITAMAGELANG.ID - Pondok Pesantren Islam Al Iman Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menggelar Sarasehan Nasional bertema Pembinaan Ideologi Pancasila bersama Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudi Latief, Selasa (20/03). Materi yang disampaikan bertujuan untuk meneguhkan Pancasila sebagai falsafah negara, agar bangsa Indonesia melaksanakan kembali nilai-nilai Pancasila seutuhnya.


Sarasehan Nasional yang dihelat dalam Milad 76 / 31 tahun PPI Al Iman Muntilan tersebut dihadiri oleh ratusan masyarakat dan sejumlah tokoh nasional, diantaranya Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, anggota Komisi 2 DPR RI Al Muzammil Yusuf, dan cendekiawan Muslim Habib Khirzin.


Dalam ceramahnya, Ketua Badan Penyuluhan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudi Latif mengungkapkan bahwa Pancasila dan nilai nilai dalam Islam tak perlu dipertentangkan, karena Pancasila dan Islam merupakan satu kesatuan tak terpisahkan sebagaimana dijabarkan dalam Al Quran.


"Berbicara Pancasila di pesantren sangat tepat karena islam dan Pancasila memililki ikatan sejarah dari para tokoh pendahulu, perumus Pancasila yang berasal dari komunitas-komunitas keagamaan," terang Yudi Latief.


Lebih lanjut diungkapkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara menjadi simpul perdamaian mengingat bangsa Indonesia majemuk lapisan sosial masyarakatnya, beragam suku, agama, golongan dan partai. Dalam konteks tersebut tidak ada yang lebih utama dalam konsep persatuan, Pancasila merumuskan kepentingan semua golongan tidak terkecuali politik.


"Ideologi Pancasila meredam perpecahan, mengandung nilai-nilai kebaikan bagi semua masyarakat, lebih tepatnya dalam bahasa Jawa, nilai-nilai Pancasila memancarkan asah, asuh, dan asih, Rahmatan Lil Alamin bagi umat muslim," tambahnya. 


Yudi Latief menjelaskan, kaki Pancasila sebenarnya ada tiga, yakni sosio-nasionalisme (sila kedua dan ketiga), sosio-demokrasi (sila keempat dan kelima) dan terakhir adalah sosio-religius (sila pertama). Saat ini bangsa Indonesia, memasuki fase rawan digelarnya Pemilukada di sejumlah daerah. Perhelatan demokrasi tersebut membuat kesenjangan sosial di masyarakat semakin lebar karena sarat kepentingan individu dan memerlukan dana besar.


Meski demikian, Yudi berharap Pilkada berlangsung damai, masyarakat tetap berpegang pada nilai nilai ideologi Pancasila. Pilkada juga diharapkan menghasilkan pemimpin yang konsisten terhadap kepentingan ekonomi sosial bangsa Indonesia.


"Kita meyakini bila bangsa Indonesia konsisten kepada Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Dari Pilkada kali ini Indonesia mampu mewujudkan keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan. Seperti kata Bung Karno, sebenarnya Pancasila adalah pendirian hidup bangsa yang sudah tumbuh dan menjadi jantung dari spiritualitas bangsa," pungkasnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar