Inovasi Botol Bekas Perangkap Lalat Buah Petani Salak

Dilihat 2608 kali
Pemasangan alat perangkap lalat buah di Desa Kamongan Kecamatan Srumbung

BERITAMAGELANG.ID - Hanya bermodal botol air mineral bekas, sedikit kapas, dan deterjen, para petani di Desa Kamongan Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Jawa Tengah berhasil menurunkan serangan lalat buah. Serangan organisme penggangu tanaman itu seringkali mengakibatkan kerugian bagi para petani buah salak yang berada di lereng Gunung Merapi tersebut.


"Kita membuat perangkapnya setelah ada pelatihan dari dinas pertanian," kata Ngatijan salah satu petani salak, Jumat (22/11/2019).


Pembuatan perangkap lalat buah itu menurut Ngatijan relatif mudah dan murah. Pada bagian tutup dan botol air mineral bekas diberi sejumlah lubang. Kemudian seuntai kawat sepanjang 15 cm dimasukan melalui lubang tutup itu. Fungsi kawat di dalam botol adalah sebagai pengait kapas yang sudah disuntik zat feromon, cairan yang merangsang lalat datang. Setelah itu jebakan lalat dipasang pada dahan dahan pohon salak.


"Setiap satu minggu kita cek perangkapnya untuk menghitung jumlah lalat yang masuk," ujarnya.


Ia menceritakan, sebelum ada alat perangkap lalat itu, petani salak yang tergabung dalam kelompok petani salak Ngudi Barokah selalu menanggung kerugian, meski antisipasi dengan cara membrongsong (membungkus buah) salak sudah dilakukan namun tidak maksimal.


"Perangkapnya efektif bisa mengurangi pembusukan buah salak hingga 70 persen," jelas Ngatijan.


Sementara itu, Petugas (POPT) Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman, Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (BPTPHP) Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, Edi Nuryanto di sela pemantauan itu secara langsung mengapresiasi kegiatan para petani Ngudi Barokah yang berhasil mengurangi serangan lalat buah.


"Luar biasa, anggotanya kelompok taninya semangat, sehinga ada perubahan," tegasnya.


Ia menambahkan, penerapan teknologi tepat guna ini termasuk program AWM atau Area Wild Managemen Kementan Direktorat Jenderal Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian. Program berkelanjutan sejak bulan Mei 2019 itu Wilayah Jawa Tengah hanya di dua Kabupaten yakni Magelang dan Banjarnegara. 


Produktivitas pertanian tanaman salak di Kecamatan Srumbung bagian timur mencapai 1.628 hektar yang tersebar di empat desa yakni Sudimoro, Lumut, Kaliurang dan Kamongan.


Sebagai perbandingan, saat awal program ini dijalankan, hasil monitoring jumlah lalat mencapai ribuan yang masuk ke dalam perangkap. Kondisi itu artinya perlu diwaspadai dan saat ini jauh menurun.

 

"Hasil sortasi, greeding dalam 1 ton bisa busuk 80 ton akibat lalat buah saat itu, tapi sekarang jauh berkurang," jelasnya.


Lalat buah termasuk dalam jenis Pokifak atau pemakan segala buah. Dalam Produktivitas pertanian salak spesifik lalat buah adalah kawanan papae dan karambole, saat musim hujan semakin banyak.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar