Jelang Pemilu 2019, KPU Gelar Pesta Seni Budaya

Dilihat 2061 kali
Pagelaran Seni Budaya 1 Tahun Menyongsong Pemilu 2019 oleh KPU Kabupaen Magelang, Sabtu (21/04)

BERITAMAGELANG.ID - Sosialisasikan Pemilu 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Magelang Jawa Tengah menggelar pentas kesenian rakyat. Pagelaran Seni Budaya 1 tahun menyongsong Pemilu 2019 itu dihelat di lapangan Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, Sabtu (21/04).

Pemukulan gong oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Kabupaten Magelang Eko Triyono, bersama Ketua KPU Kabupaten Magelang Afifudin menjadi tanda dimulainya Pagelaran Seni Budaya 1 Tahun Menyongsong Pemilu 2018. Eko Triyono mengapresiasi kegiatan tersebut karena lebih kreatif, efektif dan menarik.

"Pilkada dan Pemilu seperti jelang pertandingan Piala Dunia, dimana KPU berpacu dengan waktu yang berjalan mundur hingga hingga pesta demokrasi dimulai," ujar Eko.

Menurut Eko, kesadaran masyarakat, Pemerintah, dan penylenggara Pemilu menjadi peran penting dalam mewujudkan Pemilu yang sejuk, bermutu dan demokratis.

"Hendaknya dalam memilih, masyarakat tetap merdeka, tidak takut, dan tidak terpengaruh pada siapapun sehingga demokrasi terwujud," tegas Eko.

Dalam pagelaran itu, ada lima kelompok kesenian tradisional yang ditampilkan, seperti Kuda Lumping/Jathilan, Tari Butho Gedruk, Topeng Ireng, Brodut, dan Dayakan. Acara tersebut menyedot perhatian ribuan warga sekitar untuk datang menonton.

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Magelang Afifudin mengungkapkan, pagelaran seni budaya ini dilakukan serentak di semua kota/kabupaten seluruh Indonesia.

Selain bertujuan melestarikan seni tradisi, pagelaran budaya ini juga menjadi sarana KPU untuk mengingatkan masyarakat akan agenda Pilkada 27 Juni dan Pemilu serentak 2019 mendatang.

"Dengan tenggang waktu yang masih ada, KPU akan semakin gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat, melalui kearifan lokal, maupun teknologi informasi," terang Afifudin.

Lebih lanjut Afifudin mengungkapkan, upaya KPU dengan sosialisasi ini diharapkan dapat membentuk kesadaran masyarakat untuk mulai memilah dan memilih figur pemimpin yang layak, mampu mendengar aspirasi rakyat  dan bersih dari money politic.

"Pemilu merupakan sarana kedaulatan hakiki memilih Presiden, DPD, dan DPR. Pilihan bijak berangkat dari kesadaran bukan berdasar jual beli suara maupun rasa ewuh pekewuh atau segarnya terhadap seseorang," paparnya.

Hadir dalam acara tersebut, jajaran Forkopimda, TNI, Polri, perwakilan partai politik, dan sejumlah elemen masyarakat, organisasi masyarkat, dan organisasi kepemudaan.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar