Hujan Deras, Pagelaran Kolosal Hamemayu Haruming Borobudur Tetap Hipnotis Wisatawan

Dilihat 1540 kali
Semarak ratusan penari di Pagelaran kolosal Hamemayu Haruming Borobudur, Sabtu (15/12).

BERITAMAGELANG.ID - Pagelaran kolosal Hamemayu Haruming Borobudur ditampilkan apik oleh ratusan bergada dan penari tradisional pada Sabtu (15/12).

Di bawah guyuran hujan deras, para bergada dari 20 desa di sekitar candi Borobudur bergeming, mereka tetap menarikan Hamemayu Haruming Borobudur yang digelar PT. Taman Wisata Candi (TWC) tersebut.

Sebelumnya, para gadis dan jejaka berbalut kain merah berjalan khidmad membawa dupa nan wangi memasuki panggung terbuka di Taman Lumbini komplek Taman Wisata Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah. Disusul para bergada mengawal perjalanan dua kereta kencana mengangkut beberapa orang berkostum raja.

Mereka yang berkostum ala raja adalah GM PT. Taman Wisata Candi Borobudur, I Gusti Putu Sedana Nugraha bersama dengan para seniman Borobudur, seperti Dedy Paw dan Nuryanto.

Hamemayu Haruming Borobudur, menurut Ketua Panitia Indro Suseno Kimpling, merupakan kesyukuran tiada tara untuk Borobudur. Karena Borobudur banyak memberikan pelajaran dan pengetahuan serta kemakmuran bagi warga sekitarnya.

"Ini merupakan kegiatan Borobudur Cultural Fest (BCF)  yang ketiga. Mereka yang tampil sebagian besar masyarakat Borobudur," ujarnya.

Festival Bergada dengan pentas kolosal ini menampilkan atraksi keprajuritan, kehidupan rakyat, berpadu dengan keluarga kerajaan.

Pentas itu menggambarkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Borobudur pada seputar abad ke 7, masa Wangsa Syailendra di bawah kepemimpinan Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Iswara Kesawa Samarotungga.

Meskipun hujan, para wisatawan tidak beranjak dari tempatnya. Mereka tidak menyia-nyiakan event tahunan ini untuk menonton sebelum naik ke candi peninggalan dinasti Syailendra. Bahkan tak sedikit wisatawan asing maupun domistik terlihat asyik, meski basah tanpa payung.

Direktur Pelayanan dan Pemasaran PT Taman Wisata Candi, Emilia Eny Utari mengatakan pihaknya berupaya mengembangkan pariwisata kawasan Borobudur berbasis potensi lokal. Salah satunya dengan event Borobudur Cultural Fest (BCF), yang sudah diadakan untuk ketiga kalinya. 

"Terselenggaranya BCF ini tidak terlepas dari pesona dan magnet candi Borobudur yang luar biasa, bagaikan lampu besar menyala yang memberikan terang bagi lingkungan sekitarnya. Sebaliknya, kearifan lokal masyarakat sekitar Borobudur memberikan ruh bagi geliat perkembangan pariwisata Borobudur," ungkapnya.

GM Komersil PT TWC Hetty Herawati menambahkan, untuk BCF tahun depan, akan diserahkan kepada masyarakat Borobudur. Untuk saat ini, keterlibatan warga Borobudur baru 90 persen. 

"Kemungkinan tahun depan akan kita serahkan kepada warga agar kegiatan ini lebih menyatu dengan masyarakat setempat," harapnya. 

Selain Festival Bergada, digelar pula Festival Penjor berbahan bebas mulai dari bahan bekas hingga kain batik. Penjor biasanya dibuat dari janur atau daun kelapa muda.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar