Masuk Musim Hujan, Petani Belum Tanam Padi

Dilihat 2355 kali
Petani di Desa Karanganyar Borobudur gunakan air sumur untuk menyirami tanaman Cabai menggunakan pompa air.

BERITAMAGELANG.ID - Memasuki musim hujan, petani di kawasan Borobudur belum mulai bertanam Padi dan masih mengandalkan sumur sebagai alternatif sumber air pertanian.


Hal tersebut dikarenakan tidak semua desa di Kecamatan Borobudur mendapat akses air irigasi pertanian. Ditambah hujan belum turun merata di kawasan Borobudur.


"Sawah irigasi luasnya tidak banyak. Irigasi hanya beberapa desa saja, mulai Desa Kebonsari, Tegalarum, Kembanglimus, Borobudur dan Wanurejo," ucap Camat Borobudur Nanda Cahya Pribadi, Rabu (11/12).


Menghadapi hal tersebut, salah satu petani di Desa Karanganyar, Tumisah, mengairi lahan pertaniannya dengan mengambil air dari sumur di lahan pertaniannya. Selain itu lahan pertaniannya termasuk tadah hujan.


"Ada sumur di lahan pertanian kami gunakan untuk menyiram tanaman cabai. Meskipun air di sumur juga terbatas," ucap Tumisah.


Tumisah mengambil air sumur menggunakan mesin pompa air, yang langsung dialirkan ke tanaman Cabai dengan menggunakan selang.


"Bila air di sumur habis, kami mengunggu dua jam agar sumur kembali penuh," ungkap Tumisah.


Menurut Tumisah, meskipun tergolong lahan pertanian tadah hujan, hal tersebut tidak menjadi masalah, apabila hujan telah rutin turun. Terlebih petani setempat usai panen Tembakau, maka dilanjutkan dengan menanam Padi.


"Biasanya langsung tanam Padi, setelah panen Tembakau, jika hujan sudah rutin turun sawah saya bisa ditanami padi. Tapi karena hujan belum rutin turun maka ditanami tanaman yang tidak membutuhkan banyak air," papar Tumisah.


Tumisah menambahkan, di puncak musim hujan, sawahnya juga mendapat pasokan air dari Bukit Menoreh, yang dialirkan melalui saluran air.


"Kalau hujan sudah rutin turun, air melimpah," kata dia.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar