Hasilnya Menjanjikan, Komoditas Kelengkeng Jadi Primadona Petani

Dilihat 2818 kali
Marno, tukang kebun yang dipercaya mengelola kebun kelengkeng di Dusun Bangsan Desa Senden Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Masyarakat Kabupaten Magelang mulai melirik komoditas buah kelengkeng untuk menambah pendapatan keluarga atau kesejahteraan petani. Salah satunya, Sri Tri yang membudidayakan kelengkeng di Dusun Bangsan Desa Senden Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. 


Ratusan bibit kelengkeng jenis New Kristal yang ditanam 4 tahun lalu, kini sudah mulai berbuah. Ratusan kilogram sudah terjual dengan pembeli dari berbagai kota.


Para pembeli bisa datang langsung di kebun kelengkeng. Diproyeksikan, kebun ini menjadi wisata agro.


"Pembeli bisa menunjuk langsung buah kelengkeng yang diinginkan dan dibeli di tempat itu," kata Sri Tri yang juga ASN Pemkab Magelang, yang ditemui Rabu (29/9/2021).


Tri, panggilan akrabnya mengatakan, sebelum ditanami kelengkeng, lahan seluas 1 hektar sebelumnya ditanami pepaya. Namun, kemudian diganti setelah melihat peluang usaha dari kelengkeng lebih menjanjikan. 


Ia kemudian membeli bibit pohon kelengkeng jenis New Kristal. Dipilihnya jenis ini, karena selain buahnya besar-besar, rasanya manis, berair dan bijinya kecil.


Untuk memelihara kebun ini, Tri mengaku sudah memberi kepercayaan kepada Marno petani setempat. Ia sebagai pemilik lahan hanya menyediakan modal. 


"Saya percayakan kepada petani yang memang ahli di bidangnya," kata Tri.


Marno yang ditemui di kebun terlihat sedang asyik menyiangi pohon kelengkeng. 


"Saya baru memberi pupuk buah untuk bisa dipanen saat lebaran nanti," katanya.


Ia membenarkan diberi amanah untuk menjaga sekaligus merawat kebun kelengkeng. Ada sebanyak 250 pohon kelengkeng ditanam dan kini sudah berumur 4 tahun. 


"Sudah mulai panen dan sudah dipasarkan dengan harga Rp40 ribu per kilogram," ujarnya.


Menurut Marno, membudidayakan kelengkeng hingga berbuah bagus harus tahu rahasianya. Salah satunya adalah soal pupuk. Ia memilih pupuk kandang dari kambing Etawa. Menurut dia, pupuk dari kambing etawa lebih dingin dibanding dari 'wedus gembel' yang cenderung lebih panas. Juga pupuknya harus banyak


Kemudian, memperhatikan soal hama, harus telaten untuk disemprot. Hama yang sering menyerang adalah semut gramang warna merah. Kemudian bila buah sudah tua sering ada kelelawar.


"Karena itu saat sudah mulai berbuah kecil-kecil, segera kita bungkus dengan fruit cover atau pembungkus buah supaya tidak dimakan kelelawar," ujarnya.


Hama lain yang sering menyerang adalah ulat. Karena itu, Marno menyarankan ketika saat berbunga ada ulatnya, maka harus segera disemprot obat pembasmi hama.


Marno yang sudah melanglang buana di berbagai daerah di luar Jawa mengaku, membudidayakan kelengkeng sangat menjanjikan. Karena dalam satu pohon bisa berbuah dari 25-50 kg. 


"Kalau satu kilogram harganya Rp40 ribu, maka tinggal dikalikan saja setiap pohon bisa menghasilkan berapa," katanya.


Menurut dia, modal awal untuk budi daya kelengkeng memang cukup mahal. Harga bibit dengan tinggi 1 meter harganya Rp150 ribu. Belum nantinya membeli pupuk, booster buah dan pemeliharaan.


Menurut Marno, usia paling bagus untuk panen perdana kelengkeng adalah 3 sampai 4 tahun. Namun ada juga yang dua tahun dipanen. 


"Kita bisa rekayasa dengan booster buah. Namun rasanya kasihan kalau belum saatnya berbuah tapi dipaksakan," kata Marno.


Ia juga mengaku tidak susah dengan pemasaran hasil panen kelengkeng. Karena begitu dishare via online, maka sudah banyak yang berdatangan untuk membeli. Selain itu, pemasaran juga dibantu dari cara getok tular atau dari mulut ke mulut. 


"Kemarin ada rombongan dari Kebumen," katanya.


Kepuasan membeli kelengkeng di kebun, selain bisa memetik sendiri, juga buahnya masih segar. Untuk harga juga lebih murah dibanding yang sudah dijual di pasar atau kios buah. 


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar