Hadapi Kemarau, BPBD Siapkan Stok Air Bersih Melimpah

Dilihat 896 kali
Kabid Kedaruratan Dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Supranowo

BERITAMAGELANG.ID - Menghadapi musim kemarau, masyarakat yang tinggal di daerah kekeringan tidak perlu khawatir. BPBD Kabupaten Magelang memiliki stok air yang melimpah untuk didroping kepada wilayah yang membutuhkan. 


"Kapan saja kita siap droping air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Magelang, Supranowo, Jumat (7/5/2021).


Wilayah yang membutuhkan air bersih hanya cukup menyediakan tandon atau tempat yang mampu menampung air bersih sebanyak 5 ribu liter. Tandon juga harus dibersihkan lebih dahulu. 


"Jangan sampai saat diisi air justru menjadi kotor," pesannya.


Penyediaan tandon air sangat penting, sehingga saat BPBD datang ke lokasi tidak sia-sia. 


"Kalau hanya 1.000 liter ya cukup menyulitkan petugas, karena pulangnya melalui jalan menurun bisa montang manting. Selain itu jangan diecer, karena kasihan petugasnya juga. Selain memakan waktu juga capek," ujarnya.


Dikatakan, stok air bersih tahun 2020 tidak terserap seluruhnya. Karena permintaan menurun cukup signifikan mencapai 50 persen. Hal itu disebabkan jangka waktu musim kemarau yang pendek. 


"Tapi justru alhamdulillah karena itu artinya masyarakat tidak terlalu kekurangan air bersih," ucapnya.


Berdasarkan informasi dari BMKG, musim kemarau akan terjadi pada Juni. Di bulan Mei ini masih sering turun hujan. Di wilayah Kabupaten Magelang, tidak semua daerah mengalami kekeringan. Namun hanya wilayah-wilayah tertentu saja yang jadi langganan,  terutama di lereng pegunungan Menoreh, seperti Borobudur dan Salaman. Di dua kecamatan inipun hanya di desa-desa tertentu, seperti Kenalan, Giripurno dan Wringinputih Borobudur. Sedangkan di Kecamatan Salaman ada di desa Margoyoso. 


"Untuk Margoyoso saat ini sudah mulai bisa diatasi dengan berbagai teknologi," terangnya.


Sedangkan di wilayah Borobudur seperti Kenalan dan Giripurno masih terus mengalami kekeringan disebabkan faktor alam. Berbagai upaya teknologi sudah dilakukan, baik oleh DPU dan juga pihak provinsi. 


"Namun karena faktor alam seperti kontur tanah yang memang tidak bisa," kata dia.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar