Gula Semut Produk KWT "Nira Lestari" Bersaing di Pasar Internasional

Dilihat 3972 kali
Diskusi kelompok KWT Nira Lestari

BERITAMAGELANG.ID--Pada awal tahun 2013 harga Gula Jawa di daerah Magelang anjlok sampai pada kisaran Rp. 7.000/kg. Para petani mengalami penurunan pendapatan secara drastis. Melihat kondisi tersebut, ibu-ibu di Desa Semen, Kabupaten Magelang tergerak untuk mencari solusi atas penurunan pendapatan pokok para petani. 


Kemudian ibu-ibu yang tergabung dalam KWT "NIra Lestari" ini berinisiatif mencari informasi dari berbagai sumber utnuk mendapatkan jalan keluar dari rendahnya harga jual gula Jawa. Disampaikan Ketua KWT Nira Lestari, Yuni Setyaningsih, hasil pencariannya bersama ibu-ibu anggotanya didapat informasi bahwa pengolahan gula kelapa menjadi gula semut memiliki harga jual lebih tinggi dibanding harga Gula Jawa biasa. Harga jual gula semut mencapai Rp 18.000/kg. 


"Oleh karena itu, masyarakat dusun Semen mulai merintis pembuatan gula semut. Sudah lima tahun berjalan dengan lancar sehingga perekonomian para petani mulai membaik," kata Yuni.


UMKM yang berdiri dengan akta natoris sejak tahun 2015 ini beralamatkan di Dusun Semen, Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo, yang bersuhu sedang dengan tanah ladang dan berada diatas ketinggian 460-600 mdpl, membuat pohon kelapa tumbuh subur, sehingga mengahasilkan kelapa dan nira yang berkualitas baik. 


Disampaikan oleh Yuni, selain untuk menutup renadahnya harga jual gula Jawa, produk gula semut merupakan produk olahan organik. Tuntunan permintaan pasar membuat perubahan gaya hidup masyarakat yang kini semakin peduli terhadap kesehatan. Hal inilah yang mendorong masyarakat untuk menciptakan produk organik yang sehat tanpa bahan pengawet dan bahan kimia lainnya, sehingga memiliki banyak khasiat bagi kesehatan para konsumen. "Produk  gula semut adalah solusi untuk gaya hidup sehat," terang Yuni.


Produk olahan organik Gula Semut KWT Nira Lestari berstandar internasional. (foto.dok-BM) 

Tingginya permintaan pasar akan produk gula semut, KWT Nira Lestari mendapat sertifikat organik dari PT. MIO Badan sertifikasi organik CUO (control Union Organik) dari Belanda. "Demi menjaga kualitas produk, KWT “Nira Lestari“ memberlakukan SOP pada setiap proses pengolahan nira, dari awal pengambilan nira dilahan, pengolahan didapur, hingga proses pengolahan di UPH (Unit Pengolahan Hasil)," kata ketua KWT Nira Lestari menjelaskan.


Perlu diketahui bahwa KWT ”Nira Lestari” merupakan bagian dari binaan DISPERINDAKOP Kabupaten Magelang. Ini untuk memudahkan jalur komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah juga untuk memudahkan segi hubungan pemasaran. Kemudian pada tahun 2007 terbentuklah koperasi dengan nama “Nira Lestari Makmur”.


Target pasar Nira Lestari adalah pasar lokal, dan internasional, pada tahun 2013 s/d 2016 kami bekerja sama dengan Sub unit PT. MIO yaitu KWT Srikandi Tani, dalam pemasaran ekspor ke Belanda. "Selama bekerja sama dengan PT. MIO, secara kualitas kami belum pernah mengalami kendala,tetapi karena harga yang tidak seimbang dengan tuntutan kualitas yang diminta kami memutuskan untuk mencari pasar lain," imbuh Yuni


Pada awal tahun 2017 hingga pertengahan 2018 KWT Nira Lestari bekerjasama dengan PT. Kapol yang melakukan ekspor ke Korea Selatan. "Namun karena harga yang terus ditekan kami memutuskan untuk berhenti melakukan kerjasama. karena kualitas gula semut yang kami produksi bisa bersaing di pasar internasional kami berharap ke depan bisa mendapatkan pasar yang harganya lebih kompetitif," pungkas Yuni. *) Rep : Rayndra

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar