Gempa Gunung Merapi Relatif Tinggi, Status Masih Waspada

Dilihat 1471 kali
Seismograf gempa Merapi BPPTKG Minggu (25/10/2020)

BERITAMAGELANG.ID - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan terjadi peningkatan aktivitas kegempaan gunung Merapi dalam sepekan terakhir. 

Data BPPTKG dalam pekan kemarin, 16 hingga 22 Oktober 2020 tercatat ada 167 kali gempa hembusan, 63 kali gempa vulkanik dangkal, 433 kali gempa fase banyak, 23 kali gempa frekuensi rendah, 170 kali gempa guguran, dan 16 kali gempa tektonik.

"Kegempaan pada minggu tersebut memang lebih tinggi dibandingkan minggu sebelumnya," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam pesan singkatnya.

Sebagai perbandingan pada pekan sebelumnya, yakni  sejak 9 hingga 15 Oktober 2020 terjadi 56 kali gempa hembusan, 41 kali gempa vulkanik dangkal, 319 kali gempa fase banyak, lima kali gempa frekuensi rendah, 67 kali gempa guguran, dan 10 kali gempa tektonik.

Sedangkan dalam laporan aktivitas gunung Merapi tanggal 16 - 22 oktober 2020, BPPTKG juga memaparkan, berdasarkan pemantauan dengan electronic distance measurement terjadi deformasi gunung Merapi.

Dalam laman resmi @BPPTKG hasil pemantauan aktivitas gunung Merapi Senin (26/10/2020) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB tercatat 17 kali gempa guguran, 12 kali gempa hembusan, 44 kali gempa hybrid fase banyak, dan 3 kali vulkanik dangkal. 

Sedangkan data sebelumnya, pengamatan kegempaan Minggu (25/10/2020) pukul 12.00-18.00 WIB, jumlah guguran mencapai 16 kali, hembusan 12 kali, gempa hybrid fase banyak 31 kali dan 3 kali gempa vulkanik dangkal.

Aktivitas vulkanik yang masih cukup tinggi itu, BPPTKG menetapkan gunung dengan tinggi 2.968 mdpl tersebut dalam tingkat aktivitas waspada (Level II). 

Masyarakat agar menjauhi jarak 3 km dari puncak dan mewaspadai bahaya lahar di semua alur sungai terutama saat ini yang selalu terjadi hujan di seputar gunung Merapi.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar